KABARIKU – Bariyadi (48) pasien cuci darah warga Klaten, Jawa Tengah, tidak terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dan dalam Peserta PBI JKN. Oleh karena itu, yang bersangkutan tidak termasuk dalam data 5,2 juta PBI JKN yang pada 30 Juli 2019 telah diganti dengan peserta baru.
Demikian diungkapkan Kepala Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kemensos, Mirza Pahlevi yang dimuat oleh berbagai media, Jumat (5/9/2019). Pernyataan Mirza merupakan klarifikasi atas pernyataan Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia (KPCDI) yang mengatakan, penderita gagal ginjal bernama Bariyadi (48) dari Klaten, Jawa Tengah, tidak bisa melakukan cuci darah karena kartu PBI JKN berstatus nonaktif. Penonaktifan karti PBI JKN Bariyadi dilakukan oleh Kemensos untuk pemutakhiran data sehingga bantuan tepat sasaran.
Mirza menjelaskan, berdasarkan penelusuran data dan informasi yang dilakukan Tim Pusdatin Kemensos bersama Tim Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, Bariyadi merupakan Peserta PBI yang dibiayai Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).
Kendati demikian, lanjut Mirza, pihaknya dan BPJS Kesehatan, bergerak cepat sehingga kepesertaan PBI JKN atas nama Bariyadi sudah aktif kembali.
“Dengan begitu, yang bersangkutan dapat memanfaatkan layanan cuci darah sesuai jadwal dan dijamin JKN,” jelas Mirza.
Seperti diketahui berdasarkan Surat Keputusan Menteri Sosial RI No. 79 Tahun 2019 tanggal 30 Juli 2019 tentang Penonaktifan dan perubahan Data Peserta PBI JKN Tahun 2019 Tahap Keenam disebutkan, penggantian Peserta PBI JK di seluruh Indonesia sebanyak 5.222.852 jiwa.
Namun, menurut Mirza, nama Bariyadi tidak ada dalam daftar 5,2 juta peserta tersebut. Peserta yang diganti adalah yang tidak pernah mengakses layanan kesehatan ke fasilitas kesehatan yang ditentukan, telah meninggal, dan data ganda. (Ref)
Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com