Rocky Gerung: Naik Gunung Itu Latihan Akal untuk Tepat Membuat Keputusan

Rocky Gerung di pegunungan di Nepal. (Foto: Twitter)

KABARIKU.Com – Rocky Gerung, pengajar filsafat yang disebut juga sebagian orang sebagai filosof, ternyata suka sekali naik gunung.

“Naik gunung itu bukan cuma soal fisik. Tapi latihan etis untuk jujur, tak egois, dan latihan akal untuk tepat membuat keputusan. Salam.” Tulis Rocky Gerung dalam akun twitternya.

Mengutip Tempo (Senin, 11 Februari 2019), ia memandang gunung seperti seolah-olah mengandung misteri karena masyarakat kota hanya bisa memandangnya dari jauh, sedangkan di kota tidak ada misteri karena semua hal dipamerkan.

Kalimat-kalimat yang meluncur dari Rocky Gerung memang selalu bernas, menggelitik dan membetot energi untuk berfikir. Soal kesukaannya naik gunung, sebulan sekali ia menyediakan waktu untuk hobinya itu. Gunung yang paling sering didaki adalah Gunung Gede dan Pangrango. Ia pun mengaku pernah menaiki Gunung Himayalaya, tepatnya Yala Peak. Menurutnya, gunung itu memiliki ketinggian 5.600 dengan oksigen kira-kira hanya 40 persen.

Sebagai penyuka alam terbuka, Rocky Gerung pun suka berkelana ke berbagai tempat yang sunyi. Menurutnya sunyi adalah suara yang tersembunyi. Dan mungkin laki-laki kelahiran Manado 20 Januari 1959 itu sedang mencari suara yang tersembunyi. Dalam akun twitternya, banyak foto tentang alam yang ia pamerkan. Dan hartanya yang ia pamerkan dalam akun twitternya adalah sehelai kulit hewan berhias gambar indah. Menurutnya, kulit itu ia peroleh dari Nabire, hadiah dari warga.

Masih dalam akun twitternya, ia pun sempat mengupload foto sedang memikul pohon singkong yang masih ada ubinya.

***

Sering tampil di ILC, Rocky Gerung selalu membetot perhatian. Saat memaparkan pikirannya, ia akan mengungkapkannya dengan pilihan kata yang memperkuat makna kalimat-kalimatnya.

Rocky Gerung lahir dari keluarga akademisi. Adiknya, Gervo Gerung, guru besar di Universitas Samratulangi.

Ramadhani Aksyah, salah seorang adik kelasnya saat kuliah di Universitas Indonesia, mengungkap sedikit tingkah polah Rocky Gerung saat masih kuliah.

“Setelah lama tak ketemu, tahu-tahu dia jadi sangat terkenal karena ucapan dan pernyataannya yang bernas, menantang dan intelek di ILC TV One.

Sebagai kawan diskusi, Rocky sangat menantang kita untuk berpikir. Walau kadang terasa ucapannya nyelekit dan menyinggung lawan bicaranya, tetapi harus diakui dia punya begitu banyak literatur serta bahan bacaan. Kalau kita punya bacaan tanggung dan tidak mendalam, lebih baik menghindar dari berdiskusi serius dengannya. Berdasarkan pengalaman bertukar pikirannya dengan dia, diksi dan gaya bahasanya begitu kaya serta beragam yang sukar dicari tandingannya,” tulis Ramadhani Aksyah dengan judul Kisah Seorang Teman: Rocky Gerung yang Saya Ketahui (Republika, Kamis 12 Apr 2018).

Dalam tulisan itu, Ramadhani pun menyebutkan, “Pengalaman beberapa kali bersama-sama ambil kuliah dengan dia, saya rasakan dia seorang rendah hati dalam bersikap dan bergaul tetapi terkesan sedikit angkuh dalam berdebat serta mempertahankan pendapat. Pernah dalam sebuah kuliah, dia gigih mempertahankan pendapatnya sehingga dia berdebat dengan dosen kami yang bergelar doktor. Lama-lama dosen itu jengkel atas sikap Rocky. Akhirnya dia nyeletuk: Please Rocky, yang doktor itu lu ape gue? Kami tertawa semua, termasuk Rocky yang tentunya tertawa agak kecut”.

Data Rocky Gerung:
Lahir: Manado, 20 Januari 1959
Alumni: Ilmu Filsafat di Universitas Indonesia

Karya Tulis Rocky :

  • Teori Sosial dan Praktek Politik 1991
  • Hak Asasi Manusia: Teori, Hukum, Kasus, 2006

Jurnal Rocky

  • Pluralisme dan Konsekwensinya: Catatan Kaki untuk Filsafat Politik’ Nurcholish Madjid 2007
  • Feminisme versus Kearifan Lokal 2008
  • Representasi, Kedaulata, dan Etika Publik 2010
  • Feminist Pedagogy: A Political Position 2016
  • Feminist Ethics against Stigma of Theocracy-Patriarchy: a Reflection of 2014 Presidential Election. (Ref)

Tinggalkan Balasan