Jakarta, Kabariku – Pemerintah memaparkan perkembangan pemulihan serta rencana strategis pascabencana di Provinsi Aceh, Sumatera Utara (Sumut), dan Sumatera Barat (Sumbar) yang menunjukkan capaian signifikan dalam satu bulan pertama penanganan.
Paparan tersebut disampaikan dalam konferensi pers di Posko Terpadu Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (29/12/2025).
Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya menjelaskan bahwa bencana yang melanda tiga provinsi tersebut berdampak pada 52 kabupaten/kota, termasuk memutus puluhan akses infrastruktur vital, terutama jalan nasional.
“Bencana ada di tiga provinsi, terdampak 52 kabupaten. Sebanyak 78 jalan nasional sempat putus. Dalam waktu satu bulan, dari 78 titik tersebut kini tinggal enam yang masih dalam proses penyambungan, masing-masing empat di Aceh, serta sisanya di Sumbar dan Sumut,” ujar Seskab Teddy.
Selain jalan, pemulihan jembatan menjadi prioritas utama pemerintah untuk membuka kembali jalur distribusi logistik antardaerah. Dalam kurun waktu satu bulan, pemerintah berhasil menyambungkan 12 jembatan besar dengan bentang sungai di atas 50 meter.
“Per sekarang, satu bulan, seperti yang KSAD sampaikan, 12 jembatan yang sungainya lebar-lebar, bahkan di Bireuen mencapai 180 meter, sudah tersambung,” jelasnya.
Menurut Seskab, percepatan pembangunan jembatan sangat krusial agar mobilitas logistik antarwilayah kembali normal. Untuk wilayah yang akses daratnya belum sepenuhnya terbuka, pemerintah masih mengandalkan bantuan udara.
“Kenapa jembatan yang utama kita fokus? Agar jalur logistik bisa masuk, tembus antarkabupaten dan antarprovinsi. Untuk wilayah yang belum tembus, kita gunakan bantuan udara,” katanya.
Di sektor perumahan, pemerintah juga memastikan pembangunan hunian bagi warga terdampak terus dikebut. Dalam waktu dekat, ratusan unit rumah ditargetkan rampung, sementara pembangunan hunian skala besar tengah dipersiapkan melalui koordinasi lintas kementerian dan lembaga.
“Dalam satu bulan ini, seminggu ke depan ada 600 rumah hunian yang akan selesai. Dari BNPB juga ada 450 hunian. Selain itu, Bapak Presiden menginstruksikan Kepala Danantara untuk membangun 15.000 rumah hunian secepat-cepatnya,” ungkap Seskab.
Pemulihan juga berlangsung cepat di sektor kesehatan. Seluruh rumah sakit yang sebelumnya lumpuh akibat bencana kini kembali melayani pasien, meski sebagian masih dalam tahap penyempurnaan fasilitas.
“Ada 87 rumah sakit yang terdampak dan semuanya sempat lumpuh. Dalam satu bulan ini, seluruhnya sudah bisa melayani pasien. Kemudian dari 867 puskesmas yang terdampak, kini tinggal delapan yang belum beroperasi,” jelasnya.
Sementara itu, sektor pendidikan dan perekonomian di wilayah terdampak mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Sejumlah pasar rakyat kembali beroperasi, sehingga aktivitas ekonomi masyarakat perlahan bergerak.
“Pasar-pasar sudah mulai berjalan dan perekonomian perlahan mulai pulih,” ujar Seskab.
Seskab Teddy menegaskan bahwa capaian pemulihan satu bulan pertama ini tidak lepas dari arahan langsung Presiden Prabowo Subianto sejak awal masa tanggap darurat. Selain itu, keberhasilan tersebut merupakan hasil kerja bersama seluruh elemen, mulai dari aparat, relawan, hingga masyarakat setempat.
“Bapak Presiden sejak awal menginstruksikan agar pemulihan dilakukan secepat mungkin. Ini hasilnya. Di lapangan, petugas dan warga saling membantu, bekerja sama, dan bergotong royong. Semua menjadi satu kekuatan,” pungkas Seskab Teddy Indra Wijaya.***
Baca juga :
Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com




















Discussion about this post