Jakarta, Kabariku – Duka mendalam menyelimuti dunia musik rock Indonesia. Ricky Siahaan, gitaris band Seringai yang dikenal dengan permainan gitarnya yang intens dan penuh tenaga, meninggal dunia saat menjalani tur internasional Wolves of East Asia Tour 2025 di Jepang. Ricky menghembuskan napas terakhirnya secara mendadak usai tampil di konser penutup tur di Tokyo, pada usia 48 tahun.
Tur yang dimulai sejak 10 April itu sejatinya dijadwalkan berlangsung hingga 21 April, namun tragedi menyayat hati terjadi di tengah jalan. Kabar kepergian Ricky diumumkan langsung oleh Seringai melalui akun Instagram resmi mereka.
“Gitaris kami, sahabat kami, saudara kami, Ricky, telah berpulang secara mendadak setelah menyelesaikan set di penutupan tur kami di Tokyo, Jepang. Ricky meninggalkan dunia ini dengan sesuatu yang dia cintai: bermain musik keras dengan maksimal. Selamat jalan chainsaw, riffmeister, sampai kita berjumpa kembali. Selalu, selalu, selamanya,” tulis Seringai.
Band yang dibentuk Ricky bersama Arian13 pada 2002 itu kini tengah mengurus proses pemulangan jenazahnya ke Indonesia. Kehilangan ini tidak hanya dirasakan oleh personel Seringai, tetapi juga oleh para penggemar serta komunitas musik keras Tanah Air.
Ricky Siahaan, yang lahir di Tanjung Pandan, Belitung pada 5 Mei 1976 dengan nama lengkap Ricardo Bisuk Juara Siahaan, telah menapaki panggung musik sejak 1995. Ia memulai perjalanan bersama Chapter 69, lalu bergabung dengan band hardcore Buried Alive, sebelum akhirnya memperkuat Stepforward pada 1999. Namun, momen paling bersejarah dalam kariernya adalah saat mendirikan Seringai, band yang melejitkan namanya sebagai ikon musik rock dan metal Indonesia.
Di balik sosok musisi yang garang di panggung, Ricky juga aktif di dunia media dan kreatif. Ia pernah menjadi produser di MTV On Sky (kini Trax FM) pada 2002, lalu menjabat sebagai managing editor Rolling Stone Indonesia hingga 2017.
Terakhir, ia dikenal sebagai CEO Whiteboard Journal sejak 2023, menunjukkan ketangguhannya tak hanya di atas panggung, tetapi juga di ranah manajerial dan editorial.
Kepergian Ricky meninggalkan luka mendalam bagi banyak orang, termasuk sahabat lamanya, Desta Mahendra. Dalam unggahan di Instagram, Desta mengenang 33 tahun persahabatannya bersama Ricky, yang dimulai sejak 1992. Ia membagikan sejumlah foto kenangan dan menuliskan pesan menyentuh:
“33 tahun persahabatan kita banyak banget cerita kita. Kita banyak belajar bareng semua hal. Lo pergi Rick. Istirahat tenang ya Rick. Selamat jalan @rickysiahaan.”
Ricky Siahaan bukan hanya sekadar gitaris. Ia adalah simbol keteguhan, semangat, dan dedikasi dalam berkarya. Warisan musikal dan pengaruhnya akan terus hidup, menggema di antara dentuman riff dan semangat anak-anak muda yang terinspirasi oleh semangatnya. Selamat jalan, Riffmeister. Musikmu abadi.***
Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com
Discussion about this post