Jakarta, Kabariku- Salah satu dosen Universitas Muhammadiyah Tangerang juga Ahli Linguistik Forensik yaitu Dr. (Cand) J. Anhar Rabi Hamsah Tis’ah, M.Pd., mengikuti Pelatihan Bersertifikat dan Bergelar Non Akademik Bersama AR Learning Center, pada hari Minggu (17/6/2023).

Untuk diketahui, AR Learning Center adalah lembaga yang profesional dan sudah memiliki legalitas badan hukum dari Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
“Pada kesempatan ini saya mengikuti pelatihan Tutor Ahli (Expert Tutor) dan nantinya akan mendapatkan predikat gelar non akademik C.Ext (Certified Expert Tutor),” ujar J. Anhar Rabi Hamsah dalamketerangan yang diterima Senin (19/6/20230).
Di pelatihan ini, dirinya mengaku, banyak sekali mendapatkan ilmu yang sangat bermanfaat.
“Ilmu yang diberikan oleh Coach Dicky sangat relevan dengan bidang yang saya tekuni saat ini. Coach Dicky adalah seorang yang sangat profesional dalam bidang pelatihan bersertifikat,” katanya.
Anhar menuturkan, Dalam hal ini materi yang diberikan lebih kearah metode pengajaran dan pembelajaran, bagaimana cara seorang pendidik menyampaikan materi dan juga pendekatan kepada peserta didik.
Menurutnya, yang lebih penting bagi seorang pendidik adalah jiwa pendidiknya, jika jiwa pendidik sudah tertanam pada diri pendidik maka apapun yang disampaikan kepada peserta didik pasti akan maksimal.
Begitu pula sebaliknya walaupun seorang pendidik sudah memiliki materi dan metode ajar yang sangat bagus akan tetapi jika tidak ada jiwa pendidiknya maka akan kurang maksimal pula apa yang disampaikan kepada peserta didik’
“Adapun materi yang saya dapat selama mengikuti pelatihan ini adalah keterampilan seorang pengajar, gaya belajar dan teknik mengajar, kemudian tips menjadi tutor menyenangkan, lalu kesalahan dalam mengajar, marketing plan, serta ice breaker untuk mengajar,” urainya.
Adapun keterampilan seorang pengajar, diantaranya: keterampilan membuka dan menutup pembelajaran, keterampilan menjelaskan pembelajaran, keterampilan bertanya (5W + 1H), dan keterampilan mengadakan variasi.
Selain itu, keterampilan memberikan penguatan, keterampilan mengelola kelas, keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, dan keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan.
“Keterampilan seorang pengajar sangat diperlukan sebab tanpa adanya skill (keterampilan) maka tidak akan maksimal suatu proses pembelajaran tersebut,” kata Anhar.
Salah satu skill yang juga harus dimiliki oleh seorang pengajar yaitu bisa mendeteksi peserta didiknya dalam menganalisa gaya belajar peserta didik.
Berikut ada 3 macam gaya belajar dan juga teknik mengajar :
Gaya Belajar dan Teknik Mengajar
Setiap anak terlahir unik, mereka memiliki cara belajar yang berbeda-beda. Ada anak yang memiliki gara belajar Visual, auditorial, dan kinestetik. Tapi terkadang banyaknya jumlah anak di dalam kelas, membuat guru hanya punya sedikit waktu untuk benar-benar memahami gaya belajar setiap anak. Karena itu, guru perlu memahami tipe-tipe gaya belajar anak utnuk membantu menentukan rencana pengajaran yang bisa berpusat pada anak.
1. Gaya belajar Visual dan Teknik mengajar
Gaya belajar Visual
Anak dengan kemampuan belajar visual cenderung memahami konsep lebih baik melaui gambar atau ilustrasi, lebih suka membaca daripada mendengarkan, dan mengingat informasi tertulis lebih baik daripada mendengarkan.
Teknik mengajar
Menirukan gerak atau mencontohkan materi ajar, menggunakan gambar atau grafis, mengajak anak menggambar apa yang telah mereka pelajari, dan membagikan catatan belajar.
2. Gaya belajar Auditoral dan Teknik mengajar
Gaya belajar Auditoral
Anak dengan kemampuan belajar auditorial cenderung memahami konsep lebih baik melalui suara atau penjelasan guru, lebih suka mendengar daripada membaca, dan mengingat informasi yang dibacakan lebih baik daripada informasi yang ditulis.
Teknik mengajar
Membacakan materi ajar, mengajak anak untuk membaca ketika belajar di rumah, merangkum pembelajaran secara verbal.
3. Gaya belajar Kinestetik dan Teknik mengajar
Gaya belajar Kinestetik
Anak dengan kemampuan belajar kinestetik cenderung memahami pelajaran lebih baik saat dilibatkan dalam pembelajaran dan memecahkan masalah, dan belajar lebih efektif dengan melakukan proyek atau eksperimen.
Teknik mengajar
Mengajak anak untuk tidak duduk di kursi mereka, memberi jeda waktu saat mengajar, memberikan alat peraga atau benda lain yang bisa anak gunakan untuk membantunya memahami pelajaran.
Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa sebagai seorang pengajar kita harus mengetahui kondisi peserta didik dan yang pasti teknik mengajar agar apa yang disampaikan bisa berterima dan dimengerti dengan baik oleh pserta didik.
Selain mengetahui gaya dan teknik mengajar, ada juga tips untuk menjadi seorang pengajar / tutor yang baik dan menyenangkan, berikut penjelasannya :
Tips Menjadi Tutor Menyenangka: tegas bukan keras, memiliki teknik mengajar yang bervariasi, lakukan pendekatan emosional yang baik, jangan sungkan beri apresiasi.
“Pandai-pandai memposisikan diri, berteman dengan siswa bukan menjadi teman siswa, perhatian dan komunikatif, dan berikan evaluasi yang membangun,” paparnya.
Selanjutnya, dijelaskan soal kesalahan dalam mengajar;
1. Mengajar tanpa persiapan,
2. Salah memilih pakaian dan tidak rapi,
3. Mengajar tanpa memberi contoh,
4. Memanjakan siswa,
5. Tidak menguasai materi,
6. Berkata kasar,
7. Kaku,
8. Membanding-bandingkan,
9. Tidak hafal nama siswa, Dan
10. Terlalu banyak curhat
Marketing Plan
1. Presentasi di sekolah-sekolah,
2. Sebarkan berita,
3. Iklankan di internet atau sosial media, dan
4. Bagikan pamflet
“Jangan lupa mencantumkan 6 hal penting ini pada setiap media promosi, yakni: fasilitas unggulan, prestasi akademik dan non akademik, profil guru dan tenaga kependidikan, program unggulan, kultur (lingkungan), dan kreativitas dalam KBM,” jelasnya.
Ice Breaker untuk Mengajar
Ice breaking adalah suatu komunikasi yang membuatkan suasana dalam forum menjadi dingin dan nyaman. Kita bisa memberikan ice breaking disaat pertama kali opening dan disaat murid mulai bosan/mengantuk.
Beberapa macam ice breaking yang dapat digunakan dalam pembelajaran antara lain: Menyanyi, sambung kata, berhitung, senam otak, tepuk tangan,bercerita, tebak-tebakan, kemudian membaca karakter, dan lain-lain.
Tujuan dari Ice Breaking adalah, terciptanya kondisi-kondisi yang equal (setara) antara sesama murid dalam forum pembelajaran; menghilangkan sekat-sekat pembatas diantara murid; dan menimbulkan kegairahan (motivasi) antara sesama murid untuk melakukan aktivitas selama pembelajaran berlangsung.***
Red/K.101
Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com
Discussion about this post