Jakarta, Kabariku – Anggota Komisi VII DPR RI Eddy Soeparno menegaskan bahwa rumor soal pengoplosan BBM merupakan informasi keliru. Isu tersebut mencuat setelah polemik impor BBM menyeret sejumlah pejabat Pertamina dalam sorotan publik.
“Dari isu impor BBM, kemudian lahirlah oplosan. Karena menemukan yang lebih baik, mereka kemudian beralih ke SPBU swasta,” katanya dalam wawancara bersama Pro 3 RRI, Jumat (14/11/2025).
Eddy menjelaskan bahwa sebagian konsumen menilai kualitas bahan bakar di SPBU swasta lebih dapat diandalkan. Namun, ia menegaskan jumlah SPBU swasta di Indonesia masih sangat kecil dibandingkan total SPBU nasional. Dari sekitar 7.880 SPBU yang beroperasi, hanya sekitar 450 dikelola pihak swasta.
Ia juga menekankan bahwa SPBU swasta tidak menyediakan BBM bersubsidi yang mendominasi konsumsi nasional. Sekitar 70 persen konsumsi BBM berasal dari produk subsidi seperti Pertalite. Pangsa pasar SPBU swasta yang awalnya 4,5 persen sempat meningkat menjadi enam persen.
“Kondisi ini dipicu kebijakan pengetatan penjualan BBM bersubsidi via QR Code dan rumor yang mencederai operasional SPBU Pertamina,” ucapnya.
Sebelumnya, Kementerian ESDM menyampaikan bahwa stok BBM di SPBU swasta menipis karena meningkatnya pembelian BBM nonsubsidi, seiring pembatasan distribusi BBM subsidi melalui kewajiban QR Code.
“Karena itu perlu mendaftar, kemudian mereka juga mungkin cc kendaraannya tidak sesuai,” ujar Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung.
Pemerintah mencatat peralihan konsumsi dari BBM subsidi ke nonsubsidi telah mencapai 1,4 juta kiloliter. Pergeseran ini menjadi salah satu penyebab berkurangnya stok BBM di SPBU swasta beberapa pekan terakhir.
Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com




















Discussion about this post