Jakarta, Kabariku – Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Wakapolri) Komjen Pol Dedi Prasetyo menegaskan pentingnya perubahan mendasar di tubuh Polri agar mampu menjawab tuntutan zaman sekaligus memenuhi ekspektasi masyarakat.
Komjen Dedi menilai, kunci utama transformasi institusi Kepolisian terletak pada kualitas sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki.
“Organisasi tidak bisa berubah dengan sendirinya. Yang berubah adalah orang-orang di dalamnya. Transformasi Polri harus dimulai dari anggota, dari SDM yang memiliki kompetensi, integritas, dan hati nurani,” ujar Wakapolri dalam keterangannya di Jakarta, dikutip Sabtu (4/10/2025).
Menurutnya, pembenahan internal harus dimulai dari evaluasi menyeluruh, termasuk soal penempatan personel. Berdasarkan hasil pemetaan awal, sekitar 74 persen personel di berbagai tingkatan organisasi saat ini masih belum ditempatkan secara optimal.
“Ini yang akan kami perbaiki dengan percepatan melalui digitalisasi dan sistem pembinaan yang lebih terukur, sehingga penempatan akan tepat sasaran,” tegasnya.
Demonstrasi Jadi Momentum Perbaikan
Dedi menyebut sejumlah aksi demonstrasi yang terjadi pada Agustus hingga awal September lalu menjadi pelajaran penting sekaligus momentum melakukan perbaikan menyeluruh.
Polri, katanya, akan bekerja sama dengan tim pakar untuk memetakan akar masalah di seluruh tingkatan organisasi, mulai dari Polsek, Polres, Polda hingga Mabes Polri.
“Langkah konkret akan disusun secara bertahap, mulai dari strategi jangka pendek satu bulan hingga jangka panjang satu tahun ke depan,” jelasnya.
Empat Pilar Perubahan: 4K
Dalam proses transformasi tersebut, Dedi menekankan pentingnya menginternalisasi konsep 4K sebagai DNA perubahan di tubuh Polri. Empat aspek itu mencakup:
-Kurikulum berbasis moral, guna membentuk karakter anggota yang berintegritas;
-Kaderisasi berbasis talenta, untuk memastikan regenerasi yang tepat sasaran;
-Kemampuan keterjalinan emosional, agar anggota mampu membangun empati dan kedekatan dengan masyarakat; dan
-Kemampuan komunikasi publik, supaya Polri dapat menyampaikan pesan dan kebijakan secara transparan serta dapat dipercaya publik.
“Empat aspek itu akan menjadi fondasi Polri yang lebih modern, humanis, dan dipercaya masyarakat,” ucapnya.
Wakapolri juga menyoroti hasil pemetaan awal yang menunjukkan masih adanya masalah penempatan personel di berbagai level organisasi.
“Kita harus memastikan the right man on the right place. Fakta menunjukkan ada 74 persen penempatan yang belum sesuai. Ini yang akan kita perbaiki dengan percepatan melalui digitalisasi dan sistem pembinaan yang lebih terukur,” ungkapnya.
Dukung Polri Menuju Indonesia Emas 2045
Dedi juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mendukung proses transformasi yang tengah dijalankan Polri.
Ia menegaskan bahwa setiap kritik dan tekanan publik harus dijadikan energi positif untuk mendorong perubahan.
“Setiap tekanan harus kita jawab dengan energi positif dan menjadi momentum perubahan. Kami mohon doa dan dukungan masyarakat, karena tanpa Polri yang baik, Indonesia Emas 2045 sulit terwujud,” tegasnya.
Transformasi SDM yang dicanangkan Polri diharapkan tidak hanya membawa perubahan internal, tetapi juga memperkuat kepercayaan publik terhadap institusi Kepolisian sebagai pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat.***
Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com
Discussion about this post