“25 tahun yang lalu, tepatnya 21 Mei 1998, rakyat Indonesia bersama mahasiswa bersatu dengan tekad yang kuat untuk mengakhiri rezim otoriter yang telah berkuasa selama lebih dari tiga dekade”
_Sekjen Aldera, Pius Lustrilanang_
Jakarta, Kabariku- Memperingati 25 tahun reformasi, Yayasan Aliansi Demokrasi Rakyat (ALDERA) melakukan long march yang diikuti puluhan ribu peserta dipusatkan di gedung DPR/MPR, Jakarta.
ALDERA bersama ribuan massa tersebut menggaungkan #KonstitusiHargaMati, #TolakTigaPeriode dan #JagaDemokrasi berkumpul di lapangan bola gedung DPR/MPR pada hari Minggu pukul 06.30 WIB.

Jalan Sehat Reformasi dilepas Sekjen Aldera, Pius Lustrilanang ini sekaligus napak tilas peristiwa unjuk rasa terbesar yang dilakukan elemen mahasiswa di gedung DPR/MPR pada 21 Mei 1998 silam.
Peringatan 25 tahun reformasi ini mengambil rute awal dari pintu belakang DPR/MPR, massa Aldera melintasi Jalan Lapangan Tembak menuju Jalan Gerbang Pemuda. Kemudian masuk kembali ke dalam gedung DPR/MPR melalui Jalan Gatot Subroto.

Tokoh ALDERA, aktivis era tahun 1993-1999, Pius Lustrilanang, mengatakan jalan sehat reformasi memanggil ini, untuk merayakan momen yang paling bersejarah, yaitu peringatan 25 tahun reformasi di Indonesia.
“Reformasi telah menjadi tonggak penting dalam sejarah menuju masyarakat yang lebih adil, demokratis dan berkeadilan,” kata Pius.
Dalam peringatan 25 tahun reformasi ini, semua peserta jalan sehat mengenakan pakaian hitam-hitam.
25 tahun yang lalu, tepatnya 21 Mei 1998, lanjut Pius, rakyat Indonesia bersama mahasiswa bersatu dengan tekad yang kuat untuk mengakhiri rezim otoriter yang telah berkuasa selama lebih dari tiga dekade.
“Suara-suara kebebasan, keadilan dan demokrasi bergema di seluruh negeri memicu perubahan yang mendalam dan menandai bangkitnya era baru,” TUTUR Pius.

Pius aktivis yang pernah diculik oleh rezim Orde Baru itu, juga mengingatkan akan pentingnya kebebasan dan hak asasi manusia.
Menurutnya, reformasi menegaskan bahwa suara rakyat adalah kekuatan terbesar yang mampu membentuk nasib bangsa ini.
“Setelah 25 tahun, kita menyadari bahwa demokrasi bukanlah tujuan akhir, tetapi proses yang terus menerus harus dipelihara dan diperkuat,” ucapnya.
Menurut Pius, reformasi juga memberikan tantangan bagi para aktivis untuk memastikan pemerintahan yang jujur dan responsif terhadap kebutuhan rakyat. Bahkan, kata dia, reformasi juga mengajarkan tentang pentingnya persatuan dan keragaman dalam menghadapi perubahan.
“Indonesia terdiri dari berbagai suku, agama, budaya dan latar belakang yang berbeda. Reformasi mengajarkan kita untuk menerima perbedaan dan membangun kesepahaman bersama untuk persatuan bangsa,” tandasnya.***
Red/K.101
Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com
Discussion about this post