Jakarta, Kabariku- Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (Maki) soroti investasi BUMN Telkomsel ke perusahaan GoTo.
Koordinator MAKI, Boyamin Saiman meminta agar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) turun melakukan penyelidikan.

“KPK memang harus menyelidiki dugaan penyimpangan pembelian saham GoTo, bukan hanya sebatas pemantauan,” kata Boyamin, dikutip Senin (20/2/2023).
Boyamin mengungkap, setidaknya terdapat kejanggalan soal investasi ini, ketika Telkomsel justru ingin membeli saham GoTo. Investasi BUMN Telkomsel ke perusahaan GoTo yang disinyalir menimbulkan kerugian negara senilai Rp. 6,7 triliun.
Padahal, menurutnya, pada dasarnya BUMN hanya boleh membeli saham atau investasi kepada perusahaan yang untung.
“Setidaknya catatan pembukuannya itu untung. Nah sementara GoTo, masih merugi. Itu mestinya enggak boleh (Telkomsel) beli saham GoTo, tapi kan kemudian aturan itu seperti boleh, Telkom membeli saham GoTo dengan alasan mendukung start up karya anak bangsa, tapi apapun buktinya tidak sesuai dengan ekspektasi dan turun terus harganya,” beber Boyamin.
Hal inilah yang menurut Boyamin penting untuk diselidiki oleh KPK terkait dengan adanya dugaan penyimpangan dalam investasi ini.
Seperti diketahui, BUMN dipimpin oleh Erick Thohir, seperti kebetulan, Telkomsel yang merupakan perusahaan BUMN membeli saham GoTo dimana Komisaris Utama dan pemegang saham mayoritas ialah Garibaldi Thohir alias Boy Thohir, tidak lain kakak kandung Erick Thohir.
“Makanya, ya bisa aja terjadi dugaan penyimpangan. KPK harus melakukan penyelidikan bukan hanya pemantauan,” tukas Boyamin.
Disisi lain, lanjut dia, perlu juga dilihat dan dipastikan ketika harga saham GoTo lebih tinggi dibanding harga pada saat beli namun oleh Telkomsel tidak dijual.
“Apakah ada yang menghalangi atau melarang Telkom menjual saham. Kalau ada, ya didalami apa motifnya,” tandas Boyamin.
Diketahui, pada 18 Mei 2021, BUMN Telkomsel menggelontorkan dana 150 juta dolar AS atau setara Rp. 2,1 triliun yang dikonversi menjadi 29.708 lembar saham GoTo.
Lalu perusahaan telekomunikasi ini menyuntik lagi ke GoTo senilai 300 juta dolar AS atau setara Rp. 4,2 triliun yang merupakan opsi beli menjadi 59.417 lembar. Sehingga total 89.125 lembar saham senilai Rp. 6,3 triliun uang Telkomsel mengalir kepada GoTo.
Pada 13 Mei 2022 saham GoTo anjlok 50 persen lebih sejak IPO menjadi Rp 194 perlembar. Nilainya turun sebesar 26 persen dari harga pembelian oleh Telkomsel yakni Rp. 265,5 perlembar.
Mengutip keterangan Kadiv Humas LQ Indonesia Lawfirm, Bambang Hartono, SH., MH., yang memaparkan, bahwa ada transaksi GOTO dengan salah satu subsidiari BUMN, PT Telkomsel yang 65% sahamnya dimiliki PT Telkom dan 35% sahamnya dimiliki Singtel (perusahaan telekomunikasi Singapore).
Aduan masyarakat ke KPK berdasarkan dua transaksi mendasar sebagai berikut:
Pertama, 16 November 2020
Telkomsel membuat perjanjian dengan PT AKAB (Gojek) untuk investasi dalam bentuk Obligasi Konversi/Convertible Bond (CB) TANPA BUNGA sebesar US$150 juta (setara Rp2,1 triliun per 31 Des 2020). Jatuh tempo CB, 16 November 2023.
Kedua, 18 Mei 2021, kembali Telkomsel menandatangani Perjanjian Pembelian Saham GOTO. US$150 juta (Rp2,1 triliun) dikonversi menjadi 29.708 lembar. US$300 juta (Rp4,2 triliun) yang merupakan opsi beli menjadi 59.417 lembar. Totalnya dengan demikian 89.125 lembar saham senilai Rp6,3 triliun (harga US$5.049 (Rp70 juta)/lembar).
Ketiga, 29 Oktober 2021, PT. Aplikasi Karya Anak Bangsa (AKAB) GOTO melakukan perubahan akta No. 128. Terdapat perubahan pada status Garibaldi Thohir, yang kini menjadi Komisaris Utama sekaligus pemegang saham Seri D GOTO sebanyak 1.054.287.487 lembar (setara Rp. 1.054.287.487 pada harga nominal Rp. 1/lembar).

Pada 16 Maret 2022, GoTO secara resmi mengumumkan IPO dengan harga penawaran Rp. 316-Rp346/lembar.
Sekarang Harga GoTo per lembar Rp.125 per tanggal 17 Februari 2023.
Adapun jelas dari penjabaran diatas ada kerugian negara;
Pertama, transaksi obligasi selama 3 tahun tanpa bunga yang diberikan oleh Telkomsel senilai 2.1Triliun sangat janggal.
Bond itu adalah surat hutang. Negara Indonesia saja mengeluarkan ORI (Obligasi Retail Indonesia) itu memberikan bunga ke masyarakat.
Suku bunga ORI 022 TAHUN 2022 adalah 5.95% per tahun. Anggap uang ORI yang di taruh di Bond Goto. Maka, Negara sudah rugi 3 tahun kali 5.95% x 375 Milyar Rupiah nilai bunga yang seharusnya didapat minimal untuk balik modal ORI. Belum dihitung kompounding.
Kedua adalah transaksi pembelian Saham GOTO 6.3 Triliun saham ketika IPO berkisar Rp.316-346 per lembar. Sekarang yang hanya 125 maka capital loss, atau kerugian harga pasar sekitar 60% dari modal 6.2 Triliun yaitu senilai 3.2Triliun.
Anehnya ketika Negara dirugikan ini, malah Garibaldi Thohir dijadikan Komisaris Utama dan mendapatkan 1 Milyar lembar saham GOTO.
Terakhir, pada 4 Maret 2022, Garibaldi Thohir menuntaskan pembelian 34,64% saham PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk (TRIM) senilai Rp470,3 miliar. Dengan demikian, ia menjadi Pemegang Saham Pengendali TRIM.***
Red/K.000
Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com
Discussion about this post