Jakarta, Kabariku- Warga Jakarta mungkin belum menyadari kalau nama Ir. Soekarno belum ada di peta jalan DKI Jakarta. Hegemoni Orde Baru dan semangat de-Soekarnoisasi tampaknya masih lekat di birokrat Jakarta.
Menariknya, nama Soekarno justru dielu-elukan di luar negeri. Nama Soekarno tercatat sebagai nama jalan di Mesir dan Maroko, serta nama taman di sejumlah negara.
Berangkat dari keprihatinan tersebut, Forum Diskusi Kebangkitan Indonesia (FORKID) menyatakan itikad untuk memperjuangkan agar nama Soekarno bisa menjadi nama jalan di DKI Jakarta.

“Soekarno itu pribadi yang komplit sebagai pahlawan bangsa, dia penggali nilai-nilai Pancasila, membacakan teks Proklamasi didampingi M. Hatta, Presiden Pertama RI. Dia sudah ditetapkan sebagai Pahlawan Proklamator dan Pahlawan Nasional,” ujar Bandot DM, Koordinator Forum Diskusi Kevangkitan Indonesia (FORKID). Senin (19/12/2022).
Bandot menjelaskan, Ir. Soekarno menjadi Pahlawan Nasional berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomon 83/TK/TAHUN 2012 tanggal 7 November 2012 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional kepada Presiden RI pertama alm. Dr. (H.C.) Ir. Soekarno.
Sebelumnya, Soekarno-Hatta dianugerahi gelar sebagai Pahlawan Proklamator berdasarkan Keputusan Presiden No 081/TK/1986 yang ditandatangani Presiden Soeharto.
Pada era reformasi, 14 Januari 1999, Soekarno mendapat penghargaan Lencana Tugas Kencana dari pemerintah. Gelar Pahlawan Nasional untuk Soekarno diusulkan 16 Juli 2012 oleh mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshiddiqie.
Dengan serangkaian jasa dan pengakuan negara terhadapnya, tidak ada nama Jalan Ir Sukarno di Jakarta tentunya memprihatinkan.
Menurut Bandot, wacana Jalan Soekarno di Jakarta sebenarnya bukan hal baru. Sebelumnya, di media 2013 merebak wacana mengganti nama jalan Merdeka Utara dengan Jalan Ir. Soekarno.
Perubahan nama jalan tersebut merupakan usulan dari Panitia 17 yang diketuai mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshiddiqie.
Jokowi yang kala itu masih Gubernur DKI Jakarta telah menyetujui usulan tersebut, tetapi akan meminta kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk mengesahkannya melalui keputusan presiden.
“Jadi perjuangan kami sebenarnya hanya melanjutkan apa yang sudah diinisiasi oleh pak Jimly dan pak Jokowi,” ujar Bandot
Lanjut Bandot, langkah yang dilakukan adalah riset untuk mendukung usulan tersebut dan secara bertahap melakukan konsolidasi dengan pihak-pihak terkait, terutama anak-anak Bung Karno.
Baik anak biologis maupun anak ideologis. Selain itu tentu saja akan menjalin komunikasi kembali dengan pihak DKI Jakarta dan Presiden Jokowi mengingat masih tetap ingin menempatkan nama Soekarno menggantikan medan Merdeka Utara.
“Kami juga mengambil momentum rencana perpindahan ibkota negara ke IKN Nusantara. Artinya harus ada monumen untuk mengenang Ir Sukarno dan relasinya dengan sejarah Jakarta. Tak ada tenpat yang lebih tepat dibanding jalan di depan Istana Negara. Sukarno Presiden RI yang pertama mendiami Istana Negara,” Bandot menutup.***
Red/K.103
Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com
Discussion about this post