“Terhadap ‘Peristiwa di Stadion Kanjuruhan’ Sabtu, 1 Oktober 2022 yang mengakibatkan ratusan korban jiwa kami menyatakan turut berduka dan meminta Pemerintah membentuk Tim Khusus untuk melakukan investigasi dengan melibatkan unsur masyarakat”.
Hasanuddin, Koordinator SIAGA 98
Kabariku– Peristiwa Stadion Kanjuruhan 2022, kerusuhan diluar kendali akibat bentrokan rivalitas lokal Derbi Jawa Timur yang mempertemukan Arema FC dengan Persebaya Surabaya. Tragedi yang menjadi sorotan dunia dan menjadi perhatian semua kalangan.
Hasanuddin, Koordinator SIAGA 98 (Simpul Aktivis Angkatan 98) turut menyatakan duka cita mendalam atas Peristiwa di Stadion Kanjuruhan Malang, Jatim.
“Terhadap ‘Peristiwa di Stadion Kanjuruhan’ Sabtu, 1 Oktober 2022 yang mengakibatkan ratusan korban jiwa kami menyatakan turut berduka,” kata Hasanuddin. Senin (3/10/2022).
Atas ‘Periatiwa Stadion Kanjuruhan tersebut SIAGA 98 meminta Pemerintah membentuk Tim Khusus untuk melakukan investigasi dengan melibatkan unsur masyarakat.
“Kami merekomendasikan Amnesty Internasional (Sdr. Usman Hamid), Indonesian Police Watch/IPW (Sdr. Soegeng Teguh Santoso) dan Ahli Persepakbolaan,” ujar Hasanuddin.
BACA juga ‘Statement FIFA Atas Tragedi Stadion Kanjuruhan Malang‘
Menurutnya, Peristiwa tesebut terindikasi melanggar Hak Asasi Manusia karena banyaknya korban jiwa, dan akibat dari penanganan massa yang berlebihan dan tak terkendali.
“Termasuk penggunaan gas air mata yang sudah dilarang FIFA. Harus ada pihak yang bertanggungjawab dan mendapatkan sanksi terhadap peristiwa tersebut,” ungkapnya.
SIAGA 98 berharap Pemerintah tidak ada pembahan lainnya terkait persepakbolaan, namun fokus dalam menangani peristiwa Kanjuruhan
“Kami berharap Pemerintah terlebih dahulu fokus pada peristiwa tersebut dan tidak melarikan ke pembahasan lain yang sifatnya umun tentang sepakbola nasional,” cetusnya.
Berita terkait sebelumnya ‘Presiden Jokowi Sampaikan Duka Cita Mendalam atas Tragedi Sepak Bola di Kanjuruhan‘
Hasanuddin menegaskan Pemerintah segera mengumumkan hasil investigasinya kepada publik secara jujur dan terbuka.
“Kami melihat ada penanganan massa diluar kendali, baik penggunaan gas air mata serta pengendalian massa yang bersifat pragmatik dan tergesa-gesa tanpa memahami psikologi massa,” tandasnya.***
Red/K.000
BACA juga berita menarik seputar Pemilu KLIK disini
Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com
Discussion about this post