Garut, Kabariku– Mahalnya harga kedelai sangat berdampak terhadap produksi pelaku usaha tahu tempe.
Para pengrajin tahu dan tempe di Garut yang tergabung dalam Gabungan Usaha Kecil dan Menengah Garut (GUKM) berharap ada kebijakan dari pemerintah baik pusat maupun daerah untuk memperhatikan pengusaha tahu dan tempe untuk memberikan subsidi kedelai murah.

“Subsidi ini penting untuk kelangsungan usaha dan perekonomian warga,” kata Koordinator GUKM Garut, Heri Rustiana, pada Minggu (4/9/2022).
Apalagi ditengah kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) saat ini, akan berdampak pada sektor usaha tahu dan tempe.
Hal senada di sampaikan, Indra, pengrajin tempe di Desa Jaya Waras Tarogong Kidul Garut. Menurutnya, subsidi harga kedelai sangat dibutuhkan dan membantu para pengrajin.
“Rata-rata pengrajin membutuhkan 50-100 KG kedelai per hari. Dengan kenaikan BBM, tanpa didukung subsidi akan mengurangi omset atau keuntungan,” ujar Indra.
Ditempat terpisah, Ahmad Kurnia pengrajin tahu tempe di Pajagalan Garut Kota menyebut para pelaku usaha tahu tempe menyiasati produksinya agar bisa bertahan.
“Selama ini, para pelaku usaha menyiasati sendiri produksinya agar tetap bisa bertahan ditengah harga kedelai yang mahal,” kata Ahmad.
“Belum ada subsidi untuk membantu produksi para pelaku usaha tahu tempe saat harga kedelai sebagai bahan pokoknya, mahal,” kata Ahmad.
Ahmad berharap Koperasi Tahu Tempe Seluruh Indonesia (KOPTI) dapat segera memperjuangkan subsidi kedelai ini.
“Harapan kami KOPTI bisa memperjuangkan subsidi kedelai untuk keberlangsungan usaha perajin tempe dan tahu serta pelaku usaha kedelai lainnya,” tandasnya.***
Red/K.000
BACA juga berita menarik lainnya KLIK disini
Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com
Discussion about this post