JAKARTA, Kabariku- Agenda pertemuan Presiden Jokowi dan CEO Tesla Inc Elon Musk mengemuka dibeberapa pemberitaan dan nyaris sebanding dengan pemberitaan agenda utama menghadiri KTT ASEAN-Amerika Serikat yang akan digelar di Washington DC pada tanggal 11-13 Mei 2022.
Setelah keberangkatan presiden Jokowi Dengan penerbangan carter pesawat boeing 777-300 Garuda Indonesia, selasa, 10 Mei 2022, dan hari-hari berikutnya.
“Bisa jadi agenda utama delegasi Indonesia akan tertutupi dengan wacana Presiden Jokowi-Elon Musk, dan Bukan Presiden Jokowi-Joe Biden!”. Hal tersebut dikemukakan Hasanuddin, Koordinator SIAGA ’98 melalui keterangan tertulisnya, diterima Rabu (11/5/2022).
“Terhadap hal ini, kami berharap, Presiden Jokowi segera diingatkan, agar mengabaikan para pihak yang sedang merancang pertemuan dengan Elon Musk pada misi kenegaraan ke Washington,” kata Koordinator SIAGA 98, Hasanuddin.
Menurut Hasanuddin, Hal tersebut akan merusak citra Presiden Jokowi, atau setidaknya menimbulkan spekulasi baru; “Jokowi ke Amerika Serikat Untuk Misi Perdamaian atau Berdagang Nikel dengan Elon Musk?”.
“Sebab ada hal penting sebagaimana disampaikan presiden tentang tujuan kenegaraan ke Washington sebagai bentuk tanggung jawab menjadikan Indo-Pasifik sebagai Kawasan damai, yang stabil dan dan sejahtera,” terangnya.
Aktivis ’98 ini menjelaskan, Tujuan ini dapat tercapai jika Presiden Jokowi dapat bertemu khusus dengan Joe Biden terkait hal ini untuk meyakinkan biden, bahwa keputusan mengundang putin ke KTT G-20 adalah sikap yang tepat,
“Sebab sebelumnya Juru Bicara Gedung Putih, Jen Psaki mengatakan bahwa Biden secara resmi menentang kehadiran Presiden Rusia, Vladimir Putin di Bali pada 15-16 November 2022,” tuturnya.
Lebih jauh Hasanuddin mengatakan, Pertemuan khusus Presiden Jokowi dan Presiden Amerika Serikat Joe Biden adalah protokol penting bagi mencari solusi damai dan sukses KTT G20.
“Oleh sebab hal ini tidak mungkin dibicarakan secara terbuka Pada KTT ASEAN-Amerika Serikat,” tegasnya.
Menurut Koordinator SIAGA 98 ini, Jika pertemuan khusus ini terjadi, setidaknya Presiden Amerika Serikat menghormati kehadiran Jokowi sebagai Presiden dari suatu negara yang memiliki politik luar negeri bebas aktif, yang bebas menentukan sikap dan tidak mengikatkan diri pada satu kekuatan politik dunia untuk tujuan perdamaian dunia.
“Jika, pembicaraan khusus antara Presiden Amerika Serikat dan Presiden Indonesia tidak terjadi, dan sebaliknya Presiden Indonesia bertemu dengan CEO Tesla Inc Elon Musk terjadi,” cetusnya.
Maka, kata Hasanuddin, Spekulasi keberangkatan Presiden Jokowi hanya untuk berdagang nikel, dan bukan untuk misi perdamaian dan sukses KTT G20 akan meningkat.
“Jelaslah mengapa Presiden Jokowi berangkat menggunakan Pesawat Garuda Indonesia, dan bukan pesawat keprisidenan. Semoga, Presiden menunda bertemu Elon Musk!” tandas Hasanuddin.***
Red/K.000
Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com
Discussion about this post