KABARIKU – Puluhan tokoh nasional dari mantan Wakil Presiden Ri hingga tokoh pers, menggagas gerakan solidaritas Sejuta Tes Untuk Indonesia, Jalan Menuju Pandemi Terkendali. Gerakan dilaunching pada Rabu (28/10/2020) dengan menghadirkan sejumlah pembicara, di antaranya Kepala Satgas Nasional Penanganan Covid-19, Doni Monardo. Acara ditayangkan langsung melalui aplikasi Zoom mulai pukul 11.00.
Puluhan tokoh tersebut di antaranya ada mantan Wakil Presiden Boediono, ada mantan pimpinan KPK Erry Riyana Hardjapamekas, ada mantan menteri di antaranya Emil Salim, Kuntoro Mangkusubroto, Lukman Hakim Saifuddin, kemudian seniman seperti Jay Subiakto, ada pula Goenawan Muhammad, penulis dan tokoh pers dari Tempo.
Kepala Satgas Nasional Penanganan Covid-19, Doni Monardo saat menjadi pembicara mengatakan, pihaknya sangat mendukung gerakan seperti ini.
“Semakin banyak pihak yang berpartisipasi membantu penanganan Covid-19, semakin baik,” ujarnya.
Mengenai alat tes antigen Covid-19, Doni menyatakan, alat ini telah diproduksi di dalam negeri sebagai karya anak bangsa, sesuai dengan arahan Presiden Jokowi untuk memaksimalkan produk dalam negeri dalam menghadapi wabah Covid-19.
“Indonesia sebenarnya telah memproduksi tes antigen. Impor kita lakukan saat produksi dalam negeri dirasakan masih terbatas,” jelas Doni.
Doni berharap banyak pihak berpartisipasi dalam gerakan ini untuk mengganti biaya produksi.
“Harap diketahui, tes antigen akan disalurkan secara gratis pihak-pihak dan golongan masyarakat yang membutuhkannya,” ujarnya.
Sementara perwakilan Gerakan Solidaritas (GITA) sebagai penggagas, Natalia Soebagjo menyatakan yakin bahwa Indonesia bisa mengendalikan Covid-19 dengan solidaritas masyarakat.
Dalam kesempatan itu Nita pun berpesan agar masyarakat senantiasa mematuhi protokol kesehatan Covid-19, seperti mengenakan masker, rajin mencuci tangan dengan sabun, air mengalir sampai tangan mengering semua, serta menghindari kerumunan.
Sedangkan kepada pemerintah Nita meminta agar senantiasa melakukan 3T (Testing, Tracing, Treatment) untuk menekan pandemi Covid-19.
Nita pun menyinggung masih kurangnya tingkat testing di Indonesia yang hanya menyentuh angka 16 ribu orang per 1 juta. Menurutnya, angka itu jauh di bawah dibandingkan angka yang diperlukan untuk bisa megendalikan testing.
“Penyebab rendahnya, karena biaya. Makanya ini tes antigen yang kita dorong adalah bentuk testing yang lebih akurat daripada rapid test. Tidak memerlukan lab yang complicatied. Dan kita ingin harganya terjangkau,” harap Natalia.
Oleh karena itu, Nita menyebut, gerakan ini punya dua tujuan. Pertama, agar masyarakat berpartisipasi sehingga ikut menyumbang dana sehingga bisa membantu masyarakat yang membutuhkan tes. Kedua, membantu menyumbangkan ke pihak-pihak yang paling tepat supaya testing ini bisa efisien dan efektif.
“Oleh karena itu mari bergabung dengan gerakana solidaritas. Karena tujuannya sederhana hanya untuk mengatasi penyebaran Covid-19. Bersama saya yakin kita bisa,” harapnya. (Ref)
Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com
Discussion about this post