KABARIKU – Selasa 11 April 2017, hari masih sangat pagi. Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan (42) berjalan menuju rumahnya. Cucu dari salah satu tokoh kemerdekaan RI, Abdurahman Baswedan ini, baru saja menunaikan shalat subuh di masjid Al Ihsan, di komplek perumahan tempat tinggalnya di Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Seperti diketahui, Abdurahman Baswedan adalah salah seorang anggota BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Kemerdekaan Indonesia), lembaga yang dibentuk pada 1 Maret 1945, untuk menyongsong kemerdekaan Indonesia saat itu.
Tiba-tiba sebuah sepeda motor yang dikendara dua orang memepet Novel dan salah satu pengendaranya menyiramkan air keras ke muka Novel. Hampir seluruh wajah Novel Baswedan terkena cipratan air sangat membahayakan itu, termasuk salah satu matanya. Akibat peristiwa itu, Novel sempat diterbangkan ke Singapura untuk menjalani perawatan. Meskipun sekarang sudah sembuh, namun penyidik terbaik di KPK ini mengalami cacat seumur hidup. Salah satu matanya yang terciprat air keras jadi buta.
Peristiwa penyiraman air keras ke wajah Novel menghiasi pemberitaan media. Hingga kini pihak kepolisian terus melakukan upaya untuk mengungkap siapa pelaku dan apa motif peristiwa tersebut.
Novel Baswedan, laki-laki berjenggot ini lahir di Semarang pada tanggal 22 Juni 1977. Tamat dari SMA Negeri 2 Semarang tahun 1996, ia berhasil masuk Akademi Polisi dan lulus 1998. Setahun kemudian, ia ditugaskan di Bengkulu.
Tahun 2004 Novel diangkat menjadi Kasatreskrim Polres Bengkulu berpangkat Komisaris. Setelah setahun menjadi Kasat, ia ditarik ke Mabes Polri.
Pada Januari 2007, Mabes menugaskannya berdinas di KPK sebagai penyidik. Dan tahu 2014, Novel resmi diangkat menjadi penyidik tetap KPK.
Sebagai penyidik KPK, Novel memang cemerlang. Sejumlah kasus korupsi kelas kakap berhasil ditanganinya. Novel berhasil memboyong mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin dari pelariannya di Kolombia ke tanah air. Ia pun sukses mengungkap kasus wisma atlet yang turut menyeret anggota DPR Angelina Sondakh. Kemudian, sukes membongkar kasus suap cek pelawat pada pemilihan Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia tahun 2004 lalu yang membuat Nunun Nurbaeti menjadi terpidana. Yang tak kalah menggegerkan, ia juga turut membongkar kasus jual beli perkara Pemilukada dengan keterlibatan mantan Ketua MK Akil Mochtar. Kasus megakorupsi e-KTP pun berhasil dibongkar tak lepas dari peran Novel.
Banyak orang bertanya-tanya, kenapa nama panjang Novel sama dengan nama panjang Gubernur DKI Anis Baswedan. Usut punya usut ternyata kedua laki-laki ini masih bersaudara (saudara sepupu). Ayah Anis adalah Rasyid Baswedan sementara ayah Novel adalah Salim Baswedan. Keduanya kakak beradik. (Ref)