Ternyata Ini Alasan Sri Mulyani Rela Lepas Jabatan di Bank Dunia untuk Jadi Menkeu

Menteri Keuangan Sri Mulyani

KABARIKU – Juli 2016, Sri Mulyani, kembali ke Indonesia. Ia diminta Presiden Jokowi
kembali menjadi Menteri Keuangan setelah bertahun-tahun memberikan kecerdasannya kepada  dunia internasional dengan menjadi Direktur Pelaksana Bank Dunia.

Di hadapan para pengusaha yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri Indonesia
(Kadin), wanita kelahiran Bandar Lampung 26 Agustus 1962 ini, menceritakan, menerima
perintah Presiden Joko Widodo untuk kembali ke Indonesia, bukan keputusan mudah.

“Bagi pribadi saya ini meninggalkan zona nyaman dan zona surplus penghasilan. Artinya
di waktu kita bisa pergi ke seluruh dunia dan berkontribusi ke seluruh pembangunan dan
saya punya kesempatan ketemu para pemimpin lain,” kata dia saat hadir dalam acara
bincang-bincang dengan pengusaha di Menara Kadin Jakarta, seperti dirilis Okezone
(Jumat, 2 Agustus 2019).

Tapi akhirnya ia menerimanya. Menurutnya, saat itu Presiden mengatakan ingin membangun
Indonesia berkadilan.

“Ini cita-cita mulia yang harus didukung,” ungkapnya.

Sri Mulyani pun melepas jabatannya di Bank Dunia setelah menyelesaikan reformasi yang ia
gelindingkan di institusi keuangan internasional tersebut. Kemudian pada 27 Juli 2016, istri dari Tony Sumarsono ini dilantik menjadi Menteri Keuangan RI.

Dari sisi penghasilan, melepaskan jabatan di Bank Dunia untuk kemudian menjadi Menteri
Keuangan RI, Sri Mulyani tentu merugi. Sebuah sumber mengungkapkan, di Bank Dunia Sri
Mulyani menerima gaji pokok tahunan sebesar US$409.950. Kemudian ditambah dana pensiun  sebesar US$120.566, serta bonus yang diperkirakan sejumlah US$99.659.

Jika ditotal, jumlahnya sekitar US$630.175 per tahun atau Rp 8,25 miliar. Jika dibagi
per bulannya, Sri mendapat gaji sebesarRp 687,5 juta di Bank Dunia.

Sementera gaji pokok menteri di Indonesia berada di kisaran Rp 19 juta per bulan,
kemudian ditambah dana operasional yang mencapai Rp 120 juta hingga Rp 150 juta per
bulan.

Namun tentu saja uang bukanlah penentu keputusan satu-satunya bagi Sri Mulyani. Ada hal
lain yang lebih besar: mengabdi kepada negeri.

Keputusan Presiden Jokowi mengambil Sri Mulyani kembali dinilai banyak orang sebagai keputusan tepat. Belum genap setahun jadi menteri, ia dinobatkan menjadi  Menteri Keuangan Terbaik se-Asia 2017 oleh majalah Finance Asia yang berkedudukan di Hong Kong. Sri Mulyani dinilai berhasil mengurangi target defisit fiskal dari yang dikhawatirkan menembus angka 3 persen menjadi 2,5 persen dari PDB. Ia juga dianggap mampu memperbaiki sistem perpajakan Indonesia lewat program pengampunan pajak (tax amnesty) dengan realisasi pembayaran tebusannya jauh melebihi proyeksi Bank Indonesia

Prestasi lainnya dari Sri Mulyani adalah Menteri Terbaik di Dunia (Best Minister Award). Penghargaan tersebut diterima Sri Mulyani pada tanggal 11 Februari 2018 dalam
acara World Government Summit di Uni Arab Emirates. Penghargaan diserahkan oleh Sheikh
Mohammed bin Rashid yang merupakan Wakil Presiden UAE, Perdana Menteri dan Penguasa
Dubai.

Sri lahir dari keluarga akademisi. Ayahnya, Prof Dr Satmoko merupakan guru besar di
Universitas Negeri Semarang, dan ibunya bernama Prof Dr Retno Sriningsih Satmoko yang
juga merupakan guru besar di Universitas Negeri Semarang.

Lulus SMA, ia masuk Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dan lulus tahun 1986. Ia
kemudian memperoleh gelar Master dan Doctor di bidang ekonomi dari University Illinois
at Urbana-Champaign pada 1992. Tahun 2001, ia pergi ke Atlanta, Georgia, untuk bekerja
sebagai konsultan untuk USAID (US Agency for International Development) demi tugas
untuk memperkuat otonomi di Indonesia. Ia juga mengajar dalam ekonomi Indonesia sebagai
professor di Andrew Young School of Policy Studies di Georgia State University. Dari
tahun 2002 sampai 2004 ia menjabat sebagai direktur eksekutif IMF mewakili 12 negara
Asia Tenggara.

Pertanyaannya, dalam periode pemerintahan Jokowi_Amin Ma’aruf 2019-2024, akankah Sri Mulyani  kembali terpilih menjadi menteri? Kita tunggu. (Ref)

Biodata Sri Mulyani

Sri Mulyani Indrawati, S.E., M.Sc., Ph.D

Lahir: 26 Agustus 1962 (usia 56 tahun), Bandar Lampung

Suami Tony Sumarsono

Anak:

Dewinta Illinia,
Adwin Haryo Indrawan
Luqman Indra Pambudi

Pendidikan:

SMP Negeri 2 Bandar Lampung
SMA Negeri 3 Semarang
Universitas Indonesia
Master of Science of Policy Economics di University of lllinois Urbana Champaign,
U.S.A.
Ph.D. of Economics di University of lllinois Urbana-Champaign, U.S.A.

Riwayat pekerjaan:

Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia (LPEM FEUI) (1998 – 1999)
Konsultan USAid (2001-2002)
Executive Director IMF (2002-2004)
Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas dari Kabinet Indonesia  Bersatu (2004 – 2005)
Menteri Keuangan RI (2005 – 2009)
Pelaksana Tugas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (2008)
Direktur Pelaksana Bank Dunia (2010 – 2016)
Menteri Keuangan RI (2016-2019).

Tinggalkan Balasan