• Redaksi
  • Kode Etik
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
Senin, Agustus 18, 2025
Kabariku
Advertisement
  • Beranda
  • Berita
    • Nasional
    • Daerah
  • Kabar Presiden
  • Kabar Pemilu
  • Dwi Warna
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Politik
  • Hiburan
  • Teknologi
  • Opini
    • Artikel
    • Edukasi
    • Profile
    • Sastra
Tidak ada hasil
View All Result
Kabariku
  • Beranda
  • Berita
    • Nasional
    • Daerah
  • Kabar Presiden
  • Kabar Pemilu
  • Dwi Warna
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Politik
  • Hiburan
  • Teknologi
  • Opini
    • Artikel
    • Edukasi
    • Profile
    • Sastra
Tidak ada hasil
View All Result
Kabariku
Tidak ada hasil
View All Result
  • Beranda
  • Berita
  • Kabar Presiden
  • Kabar Pemilu
  • Dwi Warna
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Politik
  • Hiburan
  • Teknologi
  • Opini
Home Berita

Sesi Bedah Buku ‘ALDERA’ Potret Gerakan Politik Kaum Muda 1993-1999

Redaksi oleh Redaksi
29 Oktober 2022
di Berita, Peristiwa
A A
0
ShareSendShare ShareShare

Jakarta, Kabariku– Gerakan mahasiswa pada masa Orde Baru tidak dapat dilepaskan dari peran organisasi mahasiswa, salah satunya ALDERA atau Aliansi Demokrasi Rakyat.

Organisasi mahasiswa tersebut salah satu dari beragam organisasi politik mahasiswa menjelang demonstrasi Mei 1998, seperti SMID (Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi), dan Forkot (Forum Kota) dan lainnya.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Peluncuran dan Bedah Buku ‘ALDERA’ Potret Gerakan Politik Kaum Muda 1993-1999 yang digelar di Universitas Nasional (UNAS) Jakarta, Jum’at (28/10/2022).

RelatedPosts

IGK Manila Tutup Usia: Profil Lengkap Berikut Istri dan Kedua Putranya yang Jarang Terungkap

Semarak Kemerdekaan RI ke-80: Jeep Merah Putih Sapa Pasukan Oranye Lewat Aksi Sosial

Setya Novanto Bebas Bersyarat, Dirjenpas Mashudi: Wajib Lapor hingga 2029 atau Status Dicabut

Dipandu oleh Dr. Andi Ahdian, Dosen Sosilogi Fisip UNAS, hadir selaku pembahas Faisal Basri, Ekonom dan Politisi bersama S. Indro Tjahyono, aktivis 78 ITB, serta anggota tim penulis Nanang Puja Laksana, Dosen Fakultas FISIP UNAS.

Buku adalah sebuah representase pengalaman hidup dan pengetahuan manusia, dari pengalaman tersebut direkam menjadi sebuah pengetahuan.

“Dokumentasi yang diciptakan dari ingatan aktivis kemudian diwujudkan darikisah yang dinarasikan tentang apayang terjadi dimasalalu,” kata Dr.Andi.

Penulis Buku ALDERA

24 Januari 2022, draf buku ALDERA diserahkan. Buku ini tentang merawat ingatan narasumber terkait suatu kejadian 30 tahun silam.

“Rata-rata narasumber tidak memiliki catatan, karena ALDERA suatu organisasi yang “tertib” secara admisitratif, karena pada masanya diputuskan setiap aksi rapat, setiap apapun aksi untuk menjerat rezim tidak diarsipkan,” kata Nanang Puja Laksana.

Motivasi penulisan buku ALDERA adalah tentang merawat ingatan melawan lupa, dengan menulis sejarah pergerakan kaum muda tersendiri.

Baca Juga  Menteri BUMN Erick Tohir Peduli Terhadap UMKM Diapresiasi Pegiat UMKM

“Narasi sejarah dicatat oleh para pelaku ‘abnormal’ dalam arti mereka yang mendedikasikan waktu, hidupnya untuk sebuah keyakinan dan kebenaran, yaitu memperjuangkan demokratisasi,” lanjutnya.

Narasumber Buku ALDERA

Buku ALDERA adalah buku tentang gerakan para aktifis untuk lakukan  Reformasi satu-satunya yang cukup lengkap.

“Saya berharap berdasarkan buku ini disusun buku yang lebih lengkap dengan alur cerita yang runtut. Sehingga bukan sekedar merekam peran para aktor-aktornya,” kata S. Indro Tjahyono, aktivis 78 ITB.

Aktivis ITB yang menjadi salah satu narasumber dalam Buku ALDERA ini menyampaikan, Tentu masih ada peran aktor lain yang belum diceritakan, dan ada bias.

“Karena itu Standarkia sebagai unsur pimpinan ALDERA sebelumnya saya suruh ikut bicara di depan. Namun memang Piuslah yang menjadi korban Reformasi yang kurang sedikit nyawanya lewat,” ujarnya.

Menurutnya, Setiap periode  model gerakan beda, di eranya aktivis berhadapan langsung dengan kekuasaan otoriter militer.

“Tahun 1977/1978 kita head to head dengan kekuasaan otoriter militeristik. Saat itu kalau kita mau demo, sebelumnya semua mandi mayat karena bersiap untuk menghadapi kematian,” kisahnya.

Tetapi 1997/1998 perlawanan sudah meluas atau front perlawanan lebih masif, sehingga bisa lebih progresif.

“Namun toh timbul korban jiwa,” cetusnya.

Pada masa Soeharto, aktivis tidak bisa langsung mengangkat isu politik makro seperti otoriterianisme. Disamping rakyat kurang paham, juga bisa menghadapi tuduhan subversif dan mendapat tindakan represif.

“Karena itu untuk mengeskalasi gerakan rakyat, kita menggunakan isu hak asasi manusia, lingkungan hidup, dan perampasan tanah,” ungkapnya.

Kata S. Indro, Gerakan Mahasiswa 77-78 belum berani ngomong ‘turunkan Soeharto’.

“Sekali ngomong, “tidak percaya Suharto”, seluruh kampus perguruan tinggi diduduki tentara dan jadwal pendidikan mundur 1 tahun,” lanjutnya.

Baca Juga  Polri Awasi 17 Ribu Pasar Pastikan Ketersediaan dan Harga Minyak Goreng Terjaga

Bahkan, ujar S. Indro, Intel bisa mengintervensi dan hadir dalam rapat-rapat gerakan mahasiswa.

“Sekarang yang harus dipikirkan adalah bagaimana mencari model Gerakan Mahasiswa 4.0. Bagaimana menggunakan teknologi informasi sebagai instrumen gerakan,” katanya.

S. Indro mrngumpamakan, Karena kalau melihat Pilpres di Amerika bisa dimenangkan dengan menggunakan Facebook. Di Filipina dengan Tiktok, anak Marcos bisa jadi Presiden. Sekarang penggunaan media sosial sebagai instrumen gerakan sosial di Indonesia belum efektif.

“Tantangan dari Gerakan Mahasiswa saat ini adalah bagaimana kita bisa melakukan gerakan tanpa merusak Lembaga Perguruan Tinggi,” ujarnya.

Karena Perguruan Tinggi memupuk intelektual dan standar kemampuan akademik yang dituntut oleh kehidupan moderen.

“Mahasiswa jangan malas. Saatnya mahasiswa keluar kandang menjadi fasilitator gerakan sosial di masyarakat sebagai bentuk pengabdian masyarakat,” tuturnya.

“Marilah kita melakukan gerakan politik di luar kampus kembali seperti Bung Karno, Syahrir, Tan Malaka dll. Sehingga tidak berlindung dibalik jaket almamater dan menjadikan mahasiswa sebagai massa,” tandasnya.

Buku ALDERA Kata Ekonom dan Politisi

Ada satuyang mengakeslerasi gerakan mahasiswa pada masa itu, yakni adanya dukungan sepenuhnya dari Rektor.

“Berbeda dengan sekarang dimana Rektor mengintimidasi gerakan mahasiwa, Rektornya menjadi kekuasaan sehinggamahasiswa kritismedapat tekanan,” kata Faisal Basri.

Saat itu Faisal Basri menjadi Ketua Prodi yang memanfaatkan ruang kerjanya untuk berkumpul dengan aktivis mahasiwa.

“Saya bersama teman-teman dengan difasilitasi Direktur Pendidikan Perguruan Tinggi untuk mendatangi kampus-kampus di beberapa daerah. Intinya agar mahasiwa dapat perlindungan meskipun hanya dari universitasnya,” ujarnya.

Faisal Basri, mencontohkan sosok Pius Lustrilanang yang berhasil bertransformasi dari gerakan ke profesionalisme.

“Dari gerakan di jalan menjadi gerakan politik di parlemen, untuk menata kembali lembaga-lembaga negara yang dirusakoleh peran partai politik. Sekarang ini saatnya penguatan institusi,” katanya.

Baca Juga  Aksi Tenda Perempuan PRT Hari ke III: “Kami Izin Majikan untuk Menunggu Mbak Puan di Gerbang DPR”

Pemerintahan era Soeharto, kata Faisal Basri, kekuasaan untuk korupsi tapi tanpa merusakinstitusi. Berbeda dengan pemerintahan era Jokowi, peraturan institusi dirubah.

“Jokowi lah yang membuat KPK jadi lemah, Jokowilah yang membuat koorporasi leluasa mendapat fasilitas dan Jokowi lah yang membuat negeri ini sedemikian murahnya,” tukasnya.

“Bahwa jatuh bangunnya suatu negara itu dari kuatnya institusi, ini tugas adek-adek mahasiswa supaya masa depan kalian tidak suram. Jangan takut, ” tutup Faisal Basri.

Buku ALDERA, catatan penting membangkitkan pergerakan generasi ke generasi, “Anda belajar, anda berorganisasi, anda bergerak”.***

Red/K.000

BACA juga ‘Keynote Speech Peluncuran ‘ALDERA’, Pius Lustrilanang: Buku ini Merekam Militansi Mahasiswa Dalam Sejarah Penting Reformasi Bangsa’

Berita terkait lainnya ‘Peluncuran dan Bedah Buku ‘ALDERA’ Potret Gerakan Politik Kaum Muda 1993-1999’

Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com

Tags: aktivis 98ALDERAALDERA’ Potret Gerakan Politik Kaum Muda 1993-1999Aliansi Demokrasi Rakyatmenjelang demonstrasi Mei 1998Presiden JokowiWarta Pemilu
ShareSendShareSharePinTweet
ADVERTISEMENT
Post Sebelumnya

Pengucapan Janji sebagai Wakil Ketua, Johanis Tanak Lengkapi Komposisi Lima Pimpinan KPK

Post Selanjutnya

Usai Gelar Upacara Sumpah Pemuda, Kecamatan Mekarmukti Garut Panen Perdana Budidaya Tanaman Sorgum

RelatedPosts

Mayor Jenderal TNI (Purn.) Dr. (HC) I Gusti Kompyang Manila, S.I.P atau akrab disapa IGK Manila, meninggal dunia pada Senin (18/8/2025) di RS Bunda, Jakarta Pusat/Partai NasDem

IGK Manila Tutup Usia: Profil Lengkap Berikut Istri dan Kedua Putranya yang Jarang Terungkap

18 Agustus 2025

Semarak Kemerdekaan RI ke-80: Jeep Merah Putih Sapa Pasukan Oranye Lewat Aksi Sosial

18 Agustus 2025

Setya Novanto Bebas Bersyarat, Dirjenpas Mashudi: Wajib Lapor hingga 2029 atau Status Dicabut

18 Agustus 2025
Masyarakat Sipil untuk merespon pidato Kenegaraan Presiden Prabowo pada hal-hal dalam satu jam siaran podcast untuk kanal youtube YLBHI

Pidato Kenegaraan Perdana Presiden Prabowo di HUT RI ke-80, Berikut Respon YLBHI dan Masyarakat Sipil

17 Agustus 2025

Kemenag Respons Penutupan Rumah Doa Imanuel di Garut: Siapkan Regulasi Baru Antisipasi Konflik

17 Agustus 2025
Pelantikan Wakapolri Komjen Pol Dedi Prasetyo di Markas Besar Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (16/8/2025).

Komjen Pol Dedi Prasetyo Resmi Dilantik jadi Wakapolri: Siap Dukung Program Asta Cita Presiden Prabowo

16 Agustus 2025
Post Selanjutnya

Usai Gelar Upacara Sumpah Pemuda, Kecamatan Mekarmukti Garut Panen Perdana Budidaya Tanaman Sorgum

Gebrakan Forum 'PEPELING' Persatukan Pemuda Desa Cikembulan Peringati Sumpah Pemuda dengan Jalan Sehat dan Senam

Discussion about this post

KabarTerbaru

Mayor Jenderal TNI (Purn.) Dr. (HC) I Gusti Kompyang Manila, S.I.P atau akrab disapa IGK Manila, meninggal dunia pada Senin (18/8/2025) di RS Bunda, Jakarta Pusat/Partai NasDem

IGK Manila Tutup Usia: Profil Lengkap Berikut Istri dan Kedua Putranya yang Jarang Terungkap

18 Agustus 2025

Semarak Kemerdekaan RI ke-80: Jeep Merah Putih Sapa Pasukan Oranye Lewat Aksi Sosial

18 Agustus 2025

Setya Novanto Bebas Bersyarat, Dirjenpas Mashudi: Wajib Lapor hingga 2029 atau Status Dicabut

18 Agustus 2025
Setya Novanto mendapatkan bebas bersyarat dari Lapas Sukamiskin

Terpidana Korupsi e-KTP Rp2,6 Triliun: Setnov Bebas Bersyarat di Hari Kemerdekaan

18 Agustus 2025
Ketua KPK, Setyo Budiyanto Menyampaikan Amanatnya selaku Inspektur Upacara HUT ke-80 RI di halaman Gedung Merah Putih, Jakarta, Minggu (17/8/2025).

Peringati HUT ke-80 RI, Ketua KPK: Kemerdekaan Sejati adalah Bebas dari Korupsi

17 Agustus 2025
Momen Presiden Prabowo Ikut Joget Tabola Bale di HUT RI ke-80

Istana Merdeka Heboh Goyang “Tabola Bale”: Presiden Prabowo Ikut Joget di HUT RI ke-80

17 Agustus 2025
Masyarakat Sipil untuk merespon pidato Kenegaraan Presiden Prabowo pada hal-hal dalam satu jam siaran podcast untuk kanal youtube YLBHI

Pidato Kenegaraan Perdana Presiden Prabowo di HUT RI ke-80, Berikut Respon YLBHI dan Masyarakat Sipil

17 Agustus 2025

Kemenag Respons Penutupan Rumah Doa Imanuel di Garut: Siapkan Regulasi Baru Antisipasi Konflik

17 Agustus 2025

Kemerdekaan Hakiki dalam Sastra Indonesia: Minadzulumāti ilā Nūr

17 Agustus 2025

Kabar Terpopuler

  • Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto meninjau langsung  pelaksanaan Geladi Upacara Gelar Pasukan Operasional dan Kehormatan Militer di Lanud Suparlan, Pusdiklatpassus Kopassus, Batujajar, Bandung, Jawa Barat/.tni.mil.id***

    Mabes TNI Bentuk 6 Kodam Baru, Berikut Ini Daftarnya Serta Nama Pangdam yang akan Memimpin

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Puluhan Guru Antusias Ikuti Workshop Deep Learning Pembelajaran Bahasa Indonesia Pascasarjana IPI Garut

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Langkah Panjang Irjen Pol Asep Edi Suheri, Putra Tasik yang Kini Pimpin Polda Metro Jaya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • OTT KPK di Sektor Kehutanan: Tetapkan Tiga Tersangka, Kerugian Negara Rp15,9 Triliun per Tahun

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sosok di Balik Poliran, Irjen Pol Suyudi Ario Seto Dimutasi Jadi Pati Bareskrim untuk Penugasan Strategis di BNN

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bu Guru Salsa yang Viral karena Video Syur, Kini Bahagia Dinikahi Duda PNS

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Tujuh  Anak Try Sutrisno: Dari Jenderal, Dosen, hingga Psikolog di Amerika Serikat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
[sbtt-tiktok feed=1]
Kabariku

Kabariku adalah media online yang menyajikan berita-berita dan informasi yang beragam serta mendalam. Kabariku hadir memberi manfaat lebih

  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2024 Kabariku - partner by Sorot Merah Putih.

Tidak ada hasil
View All Result
  • Beranda
  • Berita
    • Nasional
    • Daerah
  • Kabar Presiden
  • Kabar Pemilu
  • Dwi Warna
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Politik
  • Hiburan
  • Teknologi
  • Opini
    • Artikel
    • Edukasi
    • Profile
    • Sastra

© 2024 Kabariku - partner by Sorot Merah Putih.