• Redaksi
  • Kode Etik
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
Senin, Juli 7, 2025
Kabariku
Advertisement
  • Beranda
  • Berita
    • Nasional
    • Daerah
  • Kabar Presiden
  • Kabar Pemilu
  • Dwi Warna
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Politik
  • Hiburan
  • Teknologi
  • Opini
    • Artikel
    • Edukasi
    • Profile
    • Sastra
Tidak ada hasil
View All Result
Kabariku
  • Beranda
  • Berita
    • Nasional
    • Daerah
  • Kabar Presiden
  • Kabar Pemilu
  • Dwi Warna
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Politik
  • Hiburan
  • Teknologi
  • Opini
    • Artikel
    • Edukasi
    • Profile
    • Sastra
Tidak ada hasil
View All Result
Kabariku
Tidak ada hasil
View All Result
  • Beranda
  • Berita
  • Kabar Presiden
  • Kabar Pemilu
  • Dwi Warna
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Politik
  • Hiburan
  • Teknologi
  • Opini
Home Kabar Terkini

Generasi Milenial dan Perubahan Iklim

Redaksi oleh Redaksi
25 Oktober 2021
di Kabar Terkini, Opini
A A
0
ShareSendShare ShareShare
Oleh:
Taufan Hunneman
Sekjen Forum Nasional Bhineka Tunggal Ika

Kabariku- Generasi milenial adalah harapan bagi imajinasi masa depan, negeri dengan  lingkungan yang bersih dan sehat, biasa diistilahkan sebagai rendah karbon (carbon neutral).

Generasi milenial pula yang akan menjadi saksi Indonesia 2045, ketika langit kota besar  seperti Jakarta atau Surabaya, senantiasa biru (blue sky), dan populasi kendaraan listrik (electric vehicle) bertambah secara signifikan.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Udara bersih adalah ambisi warga dunia, oleh karenanya reduksi gas rumah kaca menjadi agenda bersama, termasuk keterlibatan generasi milenial. Indonesia untuk sementara ini belum secara tegas mematok target, pada tahun berapa capaian target carbon neutral.

RelatedPosts

Kejaksaan Agung Beri Penghormatan Terakhir kepada Reynanda Ginting Calon Jaksa yang Gugur Dalam Tugas

Angin Segar dari Pemerintah: Saatnya Industri Hotel Bangkit Kembali

Jaksa KPK Tuntut Hasto Kristiyanto 7 Tahun Penjara dalam Kasus Perintangan Penyidikan Harun Masiku

Sekadar perbandingan adalah China, dengan kegiatan ekonomi dan industry skala besar, berani pasang target, pada tahun 2060 akan mencapai net zero emission (NZE, netral karbon), kemudian Jepang pada tahun 2050. Bahkan negara kawasan Skandinavia, berani lebih cepat lagi.

Tahun Emas Indonesia (2045) adalah era generasi milenial, yakni generasi Y dan Z, itu sebabnya mereka cukup cemas dengan kecenderungan pemanasan global.

Dalam salah satu kegiatan yang bertajuk Muda Bersuara 2021: Selamatkan Generasi Emas 2045 dari Krisis Iklim, pada pertengahan Agustus lalu. Kegiatan ini diikuti oleh 21 perwakilan universitas di Indonesia, antara lain UI, UII, Unibraw, UGM, dan seterusnya.

Salah satu seruan yang muncul adalah, agar pemerintah dan semua pemangku kepentingan menangani isu perubahan iklim secara serius. Tindakan ini penting untuk menjamin kehidupan yang layak bagi generasi mendatang, sebagai ahli waris bumi ini. Sebagaimana dikatakan Marvella (perwakilan UI), penanganan krisis iklim tidak bisa ditunda karena berdampak ke segala aspek kehidupan.

Kegiatan serupa pernah diadakan Desember tahun lalu,  yaitu “Indonesia Youth Climate Summit 2020” secara daring. Kegiatan memperoleh respons positif, terlihat dari jumlah dan antusiasme peserta.

Baca Juga  Ketika Gosip Komisaris BUMN Pun Dijadikan Isu

Artinya sudah ada elemen generasi milenial yang ikut mengampanyekan bahaya pemanasan global, dan bagaimana cara menghindarinya.

Gerakan peduli iklim generasi milenial di tanah air, tidak dapat dilepaskan dari sosok Gretha Thunberg (pelajar Swedia), seorang aktivis lingkungan belia, dikenal dengan tagline “Friday For Future”. Gerakan yang disebut terakhir ini merupakan inisiatif Greta Thunberg,  berupa mogok sekolah setiap  Jumat sebagai bentuk  menentang perubahan iklim.

Dalam acara bertajuk Youth4Climate, yang berlangsung di Milan, Italia, akhir September lalu, Greta Thunberg, secara keras mengingatkan kembali pada pemimpin Dunia yang akan hadir pada KTT Iklim di Glasgow, awal November ini, agar ada agenda konkret bagi penyelematan bumi, bukan hanya janji dan kata-kata.

Gletser meleleh

Salah satu dampak pemanasan global terjadi pada tahun 2020, yang dikenal sebagai tahun terpanas kedua sepanjang sejarah (setelah 2016).

Tujuh tahun terpanas dalam sejarah umat manusia  terjadi secara berkesinambungan sejak 2014,  salah satunya berdampak pada Gletser di Puncak Jaya, Papua.

Salju abadi itu telah meleleh, sehingga status “abadi” kelak tak lagi dapat disandangnya. Proses penyusutan luasan dan ketebalan es berjalan dengan cepat, setidaknya sejak tahun 2002, dan diperkirakan pada tahun 2026 akan lenyap sama sekali .

Sungguh tak terbayangkan, salah satu keajaiban dunia yang ada di negeri kita, sebentar lagi akan hilang dalam peta bumi. Menipisnya gletser di Puncak Jaya, serta fenomena pemanasan global dengan dampak (bencana) luar biasa, sudahkah menjadi fokus generasi milenial Indonesia?

Gletser di Puncak Jaya, memiliki memori tersendiri bagi generasi muda dekade 1970 dan 1980-an, terutama mereka yang aktif di kelompok pecinta alam. Lokasi itu dijadikan parameter kompetisi di antara kelompok pecinta alam berbasis kampus. Bagi kelompok yang berhasil menapaki puncak gletser, nama kampus dan kelompok (pecinta alam) menjadi “viral” pula, dan ini sangat membanggakan  bagi generasi di era pra-digital.

Baca Juga  Siap Hadirkan Ratusan Bukti Konkrit, Ali Fikri: Praperadilan Karen Agustiawan Harusnya Ditolak PN Jaksel

Sebagian anggota pecinta alam itu, ada yang kemudian berlanjut sebagai aktivis lingkungan, baik secara mandiri maupun bergabung ke NGO. Artinya, bagi generasi 1970-an sampai 1990-an, isu lingkungan cukup mendapat perhatian, dan ada figur tangguh yang menjadi motor mengangkat isu lingkungan. Menipisnya es gletser Puncak Jaya, tentu sebuah kenyataan pahit yang harus dihadapi generasi ini.

Cara tepat mereduksi pemanasan global dan kemungkinan bencana ekologis lainnya adalah, ketika generasi milenial menjadikan EBT (energi baru dan terbarukan) sebagai gaya hidup. Beberapa jenama yang dekat dengan gaya hidup generasi milenial, seperti Coca-cola dan Unilever,  sudah memanfaatkan energi surya dalam pasokan listrik ke kantor dan kawasan pabriknya.

Salah satu ranah yang juga menanti partisipasi generasi milenial adalah membangun  ekosistem kendaraan listrik. Menggunakan kendaraan listrik dan produk EBT harus dijadikan pilihan, harus dijadikan gaya hidup generasi milenial.

Kendaraan listrik dan produk EBT adalah keniscayaan, sebuah langkah strategis sekaligus solusi guna mengurangi pemakaian bahan bakar fosil, yang menjadi sumber emisi selama ini, terlebih tidak dapat diperbarui.

Generasi milenial bisa menjadi menjadi game changer (fakor penentu) dalam mengejar target EBT dalam bauran energi nasional. Sekadar mengingatkan kembali, target EBT dalam bauran energi nasional adalah 23 persen pada 2025, dan sampai 2020 kemarin, capaiannya belum genap 10 persen.

Bila ada gerakan masif, dan EBT dijadikan sebagai gaya hidup generasi milenial, rasanya kita cukup optimis target itu akan tercapai pada saatnya nanti.

Musisi sebagai influencer

Ada yang berbeda dalam sidang tahunan PBB tahun ini. Itu terjadi ketika kelompok BTS (Beyond the Scene) asal Korsel, kelompok dengan genre K-Pop,  mendapat kesempatan untuk tampil di panggung yang sangat terhormat,  yakni  Sidang Ke-76 Majelis Umum PBB di New York, pertengahan September  lalu. Kesempatan itu diberikan, mengingat  BTS selama ini dikenal memiliki perhatian terhadap isu perubahan iklim.

Kelompok K-pop lain yang bisa disebutkan adalah Blackpink, yang secara jelas mengampanyekan  perubahan iklim. Mereka   merilis video, guna  mendorong kesadaran publik tentang arti strategis pertemuan tingkat tinggi perubahan iklim PBB (COP26), di Glasgow (Skotlandia), awal November ini. Video itu sudah diunduh oleh 60 juta fans mereka, pada intinya Blackpink meminta, agar komunitas penggemar (populer disebut BLINK)  lebih  peduli pada isu perubahan iklim.

Baca Juga  KPK Tetapkan Pengacara Lukas Enembe sebagai Tersangka Menghalangi Penyidikan

Paling fenomenal adalah cuitan kelompok musik Coldplay dan telah menjadi trending topic pertengahan September lalu.  Dalam cuitannya Coldplay mengundang Presiden Jokowi, untuk berinisiatif memimpin menghadapi krisis iklim. Cuitan Coldplay bisa dibaca sebagai apresiasi dan kepercayaan terhadap figur Jokowi, yang memiliki rekam jejak  sungguh-sungguh sehubungan Kesepakatan Paris 2105.

Setelah dua dekade  menjadi bintang di berbagai konser, dengan tiket   selalu terjual habis, saat merilis album terakhir (Everyday Life), dengan tegas Coldplay mengumumkan, mereka tidak akan lagi melakukan perjalanan konser “jika tidak netral karbon”. Kabar seperti ini merupakan mimpi buruk bagi promotor dimana pun (termasuk Jakarta tentunya), yang selama ini selalu mengandalkan pasokan energi listrik berbasis fosil, baik untuk keperluan panggung dan peralatan konser, termasuk transportasi para penonton.

Itu bisa dibuktikan ketika Coldplay berkolaborasi dengan BTS, dalam merilis lagu My Universe, akhir September lalu. Salah satu pesan dari kolaborasi ini adalah terkait  proses produksi,  sejak kerja kreatif di studio, hingga output  dalam format CD dan vinyl, termasuk transportasi bagi personel dan awak pendukung,  mensyaratkan pasokan energi bersih dan berkelanjutan (renewable energy).

Beberapa musisi kini semakin vocal menyuarakan isu lingkungan dan perubahan iklim, dan langsung diamplifikasi segenap penggemarnya. Pada K-pop misalnya, sebagian besar fans mereka adalah generasi milenial, yang secara sadar melakukan perjuangan bersama untuk masa depan iklim yang lebih sehat.

Melalui platform media social, fans K-pop dan musisi dunia lainnya,  mendiskusikan dan mengangkat kesadaran warga dunia pada dampak perubahan iklim, seperti polusi, gelombang panas, naiknya permukaan laut, banjir, dan kebakaran hutan. ***

Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com

Tags: Forum Nasional Bhineka Tunggal IkaGenerasi Milenial
ShareSendShareSharePinTweet
ADVERTISEMENT
Post Sebelumnya

H. Agus Hamdani Kembali Terpilih Nahkodai PPP Kabupaten Garut Periode 2021 – 2026

Post Selanjutnya

Kepada Pengkritik Pemerintah, Habib Syakur: ‘Jangan Gunakan Kebebasan Berpendapat Secara Bablas’

RelatedPosts

Kejaksaan Agung Beri Penghormatan Terakhir kepada Reynanda Ginting Calon Jaksa yang Gugur Dalam Tugas

6 Juli 2025
E.S. Hartono

Angin Segar dari Pemerintah: Saatnya Industri Hotel Bangkit Kembali

3 Juli 2025

Jaksa KPK Tuntut Hasto Kristiyanto 7 Tahun Penjara dalam Kasus Perintangan Penyidikan Harun Masiku

3 Juli 2025

Koruptor Berlari, Hukum Tertatih

1 Juli 2025
Muhammad Lukman Ihsanuddin

Putusan MK dan Pertanyaan Besar yang Mengiringinya

30 Juni 2025
Gedung Merah Putih KPK

KPK Gelar OTT di Sumut: 6 Orang Diamankan Terkait Proyek Pembangunan Jalan PUPR

27 Juni 2025
Post Selanjutnya

Kepada Pengkritik Pemerintah, Habib Syakur: 'Jangan Gunakan Kebebasan Berpendapat Secara Bablas'

Presiden Jokowi Lantik 17 Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh untuk Negara Tetangga

Discussion about this post

KabarTerbaru

Wisatawan Hilang di Pantai Sayang Heulang, Tim SAR Lanjutkan Pencarian Hari Kedua

6 Juli 2025
Stan Universitas Negeri Malang (UM) menampilkan sejumlah produk unggulan berbasis energi terbarukan/Dok Universitas Negeri Malang

Universitas Negeri Malang Dinobatkan sebagai Kampus Terbaik dalam Riset Energi Terbarukan di IBEA 2025

6 Juli 2025

Cek Kesehatan Gratis Jangkau Sekolah Rakyat hingga Pesantren, Mulai 7 Juli

6 Juli 2025
Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad

DPR Bentuk Tim Supervisi Gabungan Komisi III dan X untuk Awasi Penulisan Ulang Sejarah Nasional

6 Juli 2025
Tim BPBD Kabupaten Bogor mngevakuasi korban longsor di kawasan Puncak, Minggu pagi (6/7)/Dok. BPBD Kabupaten Bogor

Longsor Terjang Kawasan Puncak, 3 Orang Tewas dan 1 Masih Hilang

6 Juli 2025
Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon

Kemenbud Siap Gelar Uji Publik Buku Sejarah Nasional: Fadli Zon Janji Penulisan Inklusif dan Berbasis Fakta

6 Juli 2025

Kejaksaan Agung Beri Penghormatan Terakhir kepada Reynanda Ginting Calon Jaksa yang Gugur Dalam Tugas

6 Juli 2025
Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai

Menteri HAM Natalius Pigai Tegas Tolak Usulan Penangguhan Tersangka Kasus Retret Sukabumi

6 Juli 2025

Utusan Khusus Presiden Zita Anjani Dorong Kader Perempuan IMM Ambil Peran di Berbagai Bidang

5 Juli 2025

Kabar Terpopuler

  • Bu Guru Salsa yang viral, kini bahagia menjadi istri seorang PNS

    Bu Guru Salsa yang Viral karena Video Syur, Kini Bahagia Dinikahi Duda PNS

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mantan Sekjen MPR Diduga Terima Rp17 Miliar dari Commitment Fee Pengadaan Barang dan Jasa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • DNIKS Dukung Porturin Sukseskan Ajang Olahraga Tunarungu Asia Tenggara 2025 di Jakarta

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Viral Pasien BPJS Meninggal Dunia di RSUD Cibabat, Diduga Lambatnya Penanganan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Presiden Prabowo Tunaikan Ibadah Umrah: Sempat Shalat Sunah di Depan Kabah dan Cium Hajar Aswad

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mulai Hari Ini, 24 Calon Dubes RI untuk Washington hingga Tokyo Jalani Uji Kelayakan di DPR

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KPK Sita Total Rp33,3 Miliar dari Kasus Scandal Proyek EDC BRI Bernilai Rp2,1 Triliun

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
[sbtt-tiktok feed=1]
Kabariku

Kabariku adalah media online yang menyajikan berita-berita dan informasi yang beragam serta mendalam. Kabariku hadir memberi manfaat lebih

  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2024 Kabariku - partner by Sorot Merah Putih.

Tidak ada hasil
View All Result
  • Beranda
  • Berita
    • Nasional
    • Daerah
  • Kabar Presiden
  • Kabar Pemilu
  • Dwi Warna
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Politik
  • Hiburan
  • Teknologi
  • Opini
    • Artikel
    • Edukasi
    • Profile
    • Sastra

© 2024 Kabariku - partner by Sorot Merah Putih.