KABARIKU – Gempa Sukabumi M:5,1 yang mengguncang Selasa sore(10/3/2020) pukul 17.18 WIB mengakibatkan ratusan bangunan rusak.
Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi hingga Rabu pagi (11/3/2020), bangunan rusak sebanyak 202 unit, terdiri dari rusak berat 48 unit, rusak sedang 91 unit, dan rusak ringan 63 unit.
Gempa pun mengakibatkan 173 warga mengungsi. Mereka berasal dari Kampung Cipicung, Desa Kabandungan, Kecamatan Kabandungan.
“Tim reaksi cepat sudah membangun tenda, dan warga untuk sementara tinggal di sana,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Agus Wibowo, Rabu (11/3/2020).
Sementara itu Camat Cidahu, Kabupaten Sukabumi, Erry Erstanto, mengatakan, gempa tersebut membuat kepanikan warga.
“Warga sempat berhamburan keluar rumah,” ujarnya.
Di Cidahu, lanjut Erry, sebanyak 34 rumah rusak, berasal dari Desa Girijaya 11 rumah dan 23 rumah di Desa Cidahu.
Dari catatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa tektonik yang terjadi kemarin sore merupakan gempa terkuat yang bersumber dari sesar aktif di daratan Jawa Barat dalam 19 tahun terakhir.
“Berdasarkan catatan katalog gempa, tampak bahwa gempa kuat dengan pusat di darat terakhir yang terjadi di Jawa Barat berkekuatan magnitudo 5,1 terjadi di Ciamis-Kuningan pada 13 Januari 2001,” kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono, Rabu (11/3/2020).
Gempa yang dampaknya berada dalam skala VI MMI (Modified Mercalli Intensity), getarannya dirasakan oleh semua penduduk dan bisa menimbulkan kerusakan ringan. Menurut BMKG, gempa Selasa (10/3) pukul 17.18.04 WIB yang titik episenternya berada di darat di wilayah Kecamatan Kalapanunggal, Kabupaten Sukabumi, tersebut dipicu oleh aktivitas sesar aktif.
Hasil analisis menunjukkan bahwa gempa lokal itu terjadi akibat pergeseran blok batuan kulit bumi secara tiba-tiba. Rahmat menjelaskan, gempa semacam itu dikenal sebagai gempa kerak dangkal yang dipicu aktivitas sesar aktif.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa tersebut memiliki mekanisme pergerakan sesar mendatar. Berdasarkan kondisi geologi dan tataan tektonik di wilayah Jawa Barat bagian selatan, ada dugaan sesar tersebut mengalami pergeseran ke kiri. (Ref)
Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com
Discussion about this post