Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek), Stella Cristie menekankan bahwa kekuatan utama bangsa di era kecerdasan buatan (AI) terletak pada manusia yang berkarakter kuat dan berintegritas tinggi. Hal tersebut disampaikan Wamen Stella saat menghadiri Forum Nasional Pembentukan Karakter Inti Pengawasan 2025 yang mengusung tema “Berkarakter Kuat dan Berkinerja Hebat”, diselenggarakan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) di Kantor Pusat BPKP, Kamis (23/10).
Forum yang diikuti oleh 184 insan muda BPKP di Indonesia ini menjadi wadah pembentukan karakter aparatur pengawasan yang tangguh, adaptif, dan berintegritas di tengah tantangan transformasi digital nasional.
Dalam paparannya berjudul “AI untuk Indonesia-Pertaruhan Masa Depan”, Wamen Stella, menyatakan bahwa AI harus menjadi alat yang memperkuat kapasitas manusia, bukan menggantikannya. Wamendiktisaintek juga menjelaskan bahwa manusia memiliki kemampuan unik yang tidak dimiliki mesin, yaitu memahami konteks, menilai makna, dan mengambil keputusan berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan. Oleh karena itu, pendidikan tinggi dan riset perlu menumbuhkan keunggulan manusia Indonesia dalam berpikir kritis, bernalar etis, serta membangun literasi digital yang berakar pada karakter bangsa.
“AI hanyalah alat, bukan pengganti manusia. Apa yang Yang membedakan kita dengan mesin adalah kemampuan untuk memahami makna, mengambil keputusan berdasarkan nilai kemanusiaan, dan menjaga integritas dalam setiap tindakan,” ujar Wamen Stella.
Wamendiktisaintek juga menyoroti ketahanan digital yang menjadi dimensi baru dalam menjaga kedaulatan nasional. Berdasarkan data Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), hingga Agustus 2025, tercatat lebih dari 3,6 miliar potensi serangan siber yang , menunjukkan perlunya kesiapan strategis di bidang keamanan data dan infrastruktur digital nasional.
“Indonesia itu unik. Pengguna digital di Indonesia sangat tinggi tetapi keamanan digital di Indonesia sangat rendah,” tambah Wamen Stella.
Perguruan tinggi dan lembaga penelitian diharapkan berperan aktif dalam membangun ekosistem keamanan siber nasional, termasuk melalui riset kolaboratif dan pengembangan teknologi berbasis AI yang etis, aman, serta berpihak pada kepentingan publik. AI dipandang bukan sebagai solusi instan, tetapi sebagai instrumen yang harus digunakan secara tepat guna, tepat data, dan bebas bias.
“AI itu hanya secerdas datanya. Kalau datanya bias, maka hasilnya pun akan bias. Oleh karenaKarena itu, tanggung jawab etis justru ada pada manusia. Bagaimana kita memilih, mengelola, dan menggunakan data,” ujar Wamen Stella.
Melalui arah kebijakan “Diktisaintek Berdampak”, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi berkomitmen memperkuat keterkaitan antara pendidikan tinggi, sains, dan teknologi dengan kebutuhan strategis bangsa. Penerapan AI dan transformasi digital harus mampu memberikan dampak nyata terhadap peningkatan integritas, efisiensi, serta ketahanan sistem pemerintahan dan pembangunan nasional.
Kehadiran Wamendiktisaintek dalam forum nasional ini menegaskan pentingnya sinergi lintas sektor untuk membangun sumber daya manusia yang unggul secara moral dan digital manusia Indonesia yang mampu mengarahkan teknologi, bukan diarahkan oleh teknologi.***
Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com




















Discussion about this post