Jakarta, Kabariku – Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Singapura telah memfasilitasi penahanan sementara terhadap Paulus Tannos alias Thian Po Tjhin, buronan kasus korupsi pengadaan KTP elektronik.
Informasi ini disampaikan oleh Duta Besar RI untuk Singapura, Suryo Pratomo, dalam keterangan resminya pada Jumat (24/01/2025) malam.
Menurut Suryo Pratomo, penahanan sementara ini merupakan langkah awal menuju proses ekstradisi Paulus Tannos.
“Provisional arrest dikabulkan untuk jangka waktu 45 hari. Dalam periode ini, Pemerintah Indonesia melalui lembaga terkait akan melengkapi permintaan resmi dan dokumen yang diperlukan untuk proses ekstradisi,” jelasnya.
Penahanan ini dilakukan setelah Pengadilan Singapura menyetujui permintaan provisional arrest request (PAR) dari Pemerintah Indonesia pada 17 Januari 2025.
KBRI Singapura, bekerja sama dengan atase Kejaksaan dan atase Kepolisian Republik Indonesia (Polri), memfasilitasi proses tersebut sejak awal melalui koordinasi dengan Kejaksaan Agung Singapura dan lembaga anti-korupsi Corrupt Practices Investigation Bureau (CPIB).
“Langkah ini menjadi implementasi pertama Perjanjian Ekstradisi RI-Singapura dan mencerminkan komitmen kedua negara dalam penegakan hukum serta hasil kesepakatan bilateral,” tambah Suryo Pratomo.
Dubes RI juga menekankan bahwa tujuan utama dari ekstradisi ini adalah melanjutkan proses hukum terhadap Paulus Tannos di Indonesia.
“Sesuai prinsip ekstradisi, proses ini dilakukan untuk penuntutan pidana. Kedua negara memastikan bahwa seluruh persyaratan hukum terpenuhi,” ujarnya.
Penahanan sementara ini memberikan waktu bagi Pemerintah Indonesia untuk melengkapi dokumen formal dalam batas waktu yang telah ditentukan.
“Diharapkan, kerja sama bilateral ini semakin memperkuat upaya penegakan hukum di Indonesia dan Singapura,” tuntasnya.***
Red/K.101
Berita terkait :
Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com
Discussion about this post