0leh
Andrianto
Ketua Gerpol (Gerakan Reformasi Politik Indonesia)
Kabariku- Sepertinya tinggal nunggu waktu ‘Declare’ maka Jokowi akan formalkan putra mahkotanya.
Sebenarnya sudah setahun lalu terbaca oleh publik sang tokoh tersebut adalah Ganjar Pranowo.
Semua perangkat dari mulai SurePay, Buzer, Media dan Cyber Armi tiba-tiba mengorbitkan seorang Ganjar.
Ganjar melesat di Surevei bahkan kadang di framing no wahid.
Ini mirip dengan kemunculan Jokowi dulu. Cuman dulu lebih canggih dan rapih.
Cara ini mau di ulang kembali yang di sebut Pencitraan.
Yang menarik kenapa pilihan kepada Ganjar?
Ada 2 point yang pertama Jokowi berhutang budi karna lewat Ganjarlah akhirnya Gibran bisa dapat rekom untuk Pilwalkot Solo.
PDI Perjuangan yang waktu akan tetapkan Ahmad Purnomo merasa di fait acomply. Usaha PDI Perjuangan Solo seolah di torpedo, sejak itu hubungan Ganjar dengan Jokowi terbina dan hubungan dengan PDIP jadi renggang.
Point kedua Ganjar bermasalah dengan hukum.
Dalam kasus mega korupsi EKTP nama Ganjar sebenarnya sudah cukup memenuhi 2 alat bukti.
Sebagai pimpinan komisi 2 saat Rasuah ini bergulir itulah terjadi gratifikasi 500.000 USD (Dalam investigasi Tempo dari sinilah modal Pilkada Jateng jilid 1).
Buat pihak Oligarkhis yang berkejaran sama waktu tentu lebih mudah jadikan orang yang bermasalah hukum. Supaya tetap diremote kelak. Persis pilihan tahun 2014 dimana Jokowo juga santer terserimput kasus Busway berkarat.
Nah ini kepentingan Oligarkhis ketemu dengan Jokowi.
Cuman masalahnya buat PDI Perjuangan apa harus seorang Ganjar?
PDI Perjuangan adalah Partai kader. Mekanisme ketat dan terkomando bisa dilihat dari orang yang ditempatkan di kabinet.
Figur PDI Perjuangan orang yang sudah teruji di level pusat Partai, ada; Tjahyo Kumolo, Pramono, Yasona, bahkan ketika Jokowi ingin Marurar Sirait masuk kabinet, PDI Perjuangan tidak merekomnya. Bahkan untuk masuk jajaran Pengurus DPP tidak secair partai lain.
Nah dalam merit sistem ini apa Ganjar memenuhi kualifikasi PDIP?
Ganjar baru level Gubernur dan bukan pengurus partai.
(jangan samakan dengan Jokowi dulu yang muncul memang dalam sikond yang pas).
Jika lihat kinerja Ganjar selama ini juga payah bila di Raport gak lulus semua kena ponten merah. Faktanya provinsi Jateng jadi propinsi termiskin se-Jawa.
Dalam kasus Wadas terlihat keberpihakannya tidak sama rakyat. Belum lagi ambisinya yang besar karna kepedean didukung Jokowi.Ganjar seolah menepi-kan PDI Perjuangan.
Kini isyarat PDI Perjungan sulit beri tiket buat Ganjar. Namun Jokowi tidak peduli terus siapkan Sekoci.
Apalagi Partai banyak yang tidak miliki figur bagus dan hampir semua Ketumnya bermasalah.
Para Relawan militan Jokowi yang memang dibina selama ini sebagai sekoci misal; Projo, Joman dll, sudah pasti dukung Ganjar.
Saat saat ini tinggal Cawapres yang sudah ada di saku Jokowi yang nampaknya belum Fix. Para Ketum parpol juga pasti incar posisi Cawapres.
Kalo sudah begini lakonnya bukan Luhut sang Brutus.
Tapi Petugas Partailah sang Brutus.
Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com
Discussion about this post