Kabariku- Juru Bicara Presiden Jokowi, Dr. Mochammad Fadjroel Rachman, S.E., M.H., resmi menjabat Duta Besar (Dubes) RI untuk Kazakhstan merangkap Republik Tajikistan.
Pihak Istana mengatakan hingga kini belum ada arahan dari Presiden Jokowi terkait sosok yang akan mengisi jabatan Juru Bicara.
“Sampai saat ini belum ada arahan Presiden,” kata Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin S.E., M.T. , kepada wartawan, pada Senin (25/6/2021).
Menurut dia, ada Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko. Mereka bisa berbicara kepada publik mewakili pihak Istana.
“Selain itu di istana sudah ada Menteri Sekretaris Negara, Sekretaris Kabinet, dan KSP,” jelas Bey.
Sebelumnya, Presiden Jokowi melantik 17 Dubes RI untuk negara-negara sahabat di Istana Negara Jakarta, Senin (26/6/2021).
Diantara 17 Dubes LBBP RI, salah satunya yakni Dr. Mochammad Fadjroel Rachman, S.E., M.H., resmi menjabat Duta Besar (Dubes) RI untuk Kazakhstan merangkap Republik Tajikistan.
Diketahui, Fadjroel Rachman ditunjuk sebagai Juru Bicara Presiden Jokowi pada Oktober 2019. Fadjroel juga menjabat sebagai Komisaris Utama PT Adhi Karya.
Fadjroel mengaku penugasan dirinya sebagai duta besar merupakan tugas negara. Dia meyakini apa pun penugasan diberi Jokowi adalah sebuah anugerah.
“Apa pun tugas negara yang diarahkan Presiden Joko Widodo kepada saya adalah anugerah tak ternilai,” ucap Fadjroel usai pelantikan Dubes LBBP RI.
Berikut biodata lengkapnya;
Nama lengkap : Dr. Mochammad Fadjroel Rachman, S.E., M.H.
Tempat lahir : Banjarmasin, 17 Januari 1964
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Pendidikan : S1 Institut Teknologi Bandung (ITB) Jurusan Kimia, S2 dan S3 di Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia Bidang Manajemen Keuangan dan Moneter
Instagram : @fadjroelrachman
YouTube : Dr. M. Fadjroel Rachman #BungFADJROEL
Fadjroel lahir dari keluarga bangsawan dan pejuang kemerdekaan. Fadjroel tumbuh dengan pesan dari keluarga terutama sang ibu terkait pentingnya pendidikan.
Prinsip yang erat digenggam Fadjroel terkait hidup sebagai perjuangan, hal itu didapat dari sang ayah.
Fadjroel merupakan anak kedua dari lima bersaudara. Fadjroel rutin menjadi juara kelas mulai SD hingga SMA. Bahkan, Fadjroel pernah menjadi Pelajar Teladan seprovinsi.
Fadjroel merupakan Pelajar Teladan sejak Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas se-Kalimantan Selatan. Setelah tamat SMA kemudian dia pergi ke pulau Jawa untuk kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB) Jurusan Kimia.
Fadjroel menjadi tim sukses Jokowi sejak pemilihan presiden 2014. Pada tahun 2015-2020, ia menjadi Komisaris Utama PT Adhi Karya (Persero) Tbk.
Setelah itu, Jokowi mengangkatnya sebagai Staf Khusus Presiden Republik Indonesia Bidang Komunikasi sekaligus Juru bicara Presiden pada Kabinet Indonesia Maju (2019-2024).
Sebelumnya, Fadjroel dikenal sebagai pengamat politik. Ia juga aktivis mahasiswa tahun 1980 hingga 1998.
Fadjroel Rachman dikenal seorang peneliti, penulis, pengamat politik dan aktivis mahasiswa di era ’80-an.
Selama masih berstatus mahasiswa ITB, Fadjroel kerap bergaul dengan buku-buku pergerakan yang kemudian mengantarkannya dengan sejumlah budayawan dan intelektual seperti almarhum Soebadio Sastrosumitro, Mochtar Lubis, dan Soedjatmoko.
Atas usulan Soedjatmoko pula dia terlibat dalam Forum Pemuda Asia Pasifik di Tokyo sampai sekarang. Pada tahun 1987-1989, tiga tahun setelah kuliah.
Fadjroel bersama-sama dengan para aktivis mahasiswa lainnya melakukan advokasi untuk petani Kacapiring dan Badega.
Saat masa pemerintahan presiden Soeharto, dia pernah ditunjuk untuk menjadi komandan lapangan dalam aksi long march sejauh 60 kilometer dari Kampus ITB menuju Cicalengka.
Pada tahun 1992, Fadjroel mengambil kuliah Manajemen Keuangan di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dan Magister Hukum (Ekonomi) di Pasca Sarjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia (lulus dengan predikat Cum Laude).
Fadjroel adalah Doktor Ilmu Komunikasi Pascasarjana FISIP Universitas Indonesia (Komunikasi Politik).
Saat ini, aktif mengembangkan Lembaga Pengkajian Demokrasi dan Negara Kesejahteraan (Pedoman Indonesia) atau Research Institute of Democracy and Welfare State dan kerjasama internasional di jaringan Southeast Asian Forum for Democracy, dan Asia Pacific Youth Forum (Tokyo).
Diketahui, Mochtar Lubis berminat menerbitkan puisi-puisi yang tercantum dalam pledoinya, kecuali dua puisi yang dianggap terlalu keras pada waktu itu.
Kemudian, Fadjroel mulai meniti karier sebagai asisten manajer di Grup Bukaka, tetapi hanya bertahan selama tiga tahun. Ia kemudian merintis usaha sendiri bersama kawan-kawannya sembari melanjutkan aktivisme dan melanjutkan kuliahnya di pascasarjana Universitas Indonesia (UI) bidang studi ekonomi.
Fadjroel kembali terjun menjadi aktivis dengan statusnya sebagai anggota presidium Forum Wacana UI, bersama ribuan mahasiswa, kembali menuntut Soeharto turun dari kekuasaannya pada tahun 1998.
Di ITB sendiri, Fadjroel aktif dalam kegiatan sastra, pers, kebudayaan, dan kelompok studi, antara lain: Presiden Grup Apresiasi Sastra (GAS), Perkumpulan Studi Ilmu Kemasyarakatan (PSIK), Kodim Sabtu (Kelompok Diskusi Mahasiswa Sabtu), Badan Koordinasi Unit Aktivitas (BKUA) ITB, Komite Pembelaan Mahasiswa (KPM) ITB, Majalah Ganesha ITB (Pendiri dan Ketua Dewan Redaksi), serta Kelompok Sepuluh Bandung.
Pada tanggal 28 Oktober 2007 bertempat di Gedung Arsip Nasional, Jl. Gajah Mada, Jakarta Barat, Jakarta Fadjroel Rachman bersama dengan teman-temannya mendeklarasikan Ikrar Kaum Muda Indonesia dengan tema sentral “Saatnya Kaum Muda Memimpin”.
Pada 2019, periode kedua pemerintahan Jokowi, Fadjroel kembali ke istana ditunjuk sebagai Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi sekaligus Juru Bicara Presiden.
Pada 2011, Fadjroel dan delapan orang yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Sipil anti Korupsi (Kompak) menggunduli rambutnya di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Nama Fadjroel masuk dalam 33 daftar calon duta besar (dubes) RI. Fadjroel diusulkan menjadi Dubes RI untuk Kazakhstan merangkap Republik Tazikistan.
Penghargaan;
2005 Antologi Puisi Sejarah Lari Tergesa dinominasikan pada Khatulistiwa Literary Award 2005
2005 Antologi Puisi Sejarah Lari Tergesa (GPU, 2004) menjadi nominator Khatulistiwa Literary Award 2005
2007 Antologi puisi Dongeng untuk Poppy (Penerbit Bentang, 2007)
2007 Finalis Khatulistiwa Literary Award 2007
2008 100 Puisi Indonesia Terbaik 2008
Karya;
Menggugat Indonesia: Republik Tanpa Publik (Pledoi Pengadilan Mahasiswa ITB, 1990)
Democracy without The Democrats: On Freedom, Democracy and The Welfare State (Friedrich Ebert Stiftung, 2007) Demokrasi Tanpa Kaum Demokrat (Penerbit Koekoesan, 2006)
May Revolution and Mass Media (Penerbit Gramedia, 2001)
Antologi puisi Catatan Bawah Tanah (Yayasan Obor Indonesia, 1992)
Antologi puisi Dongeng untuk Poppy (Penerbit Bentang, 2007) menjadi Lima Besar Khatulistiwa Literary Award 2007, dan dianugerahi 100 Puisi Indonesia Terbaik 2008
Antologi Puisi Sejarah Lari Tergesa dinominasikan pada Khatulistiwa Literary Award 2005
Bulan Jingga Dalam Kepala (Novel, Gramedia, 2007)
Indonesianisasi Saham Penanaman Modal Asing: Studi Tentang PT Freeport Indonesia (2013).
*Dirangkum dari berbagai sumber
Red/K.000
Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com
Discussion about this post