JAKARTA, Kabariku- Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri menangkap 19 penyelundup narkoba jenis sabu melalui jalur Pelabuhan Bakauheni, Lampung. Salah satunya harus ditembak mati karena melawan dan melarikan diri saat penangkapan.
Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri, Brigjen Krisno Halomoan Siregar S.I.K., mengungkapkan bahwa, pengungkapan kasus penyelundupan ini merupakan hasil dari KRYD (Kegiatan Rutin Yang Ditingkatkan) atau Seaport Interdiction.
“Total barang bukti yang disita adalah 62,9 kilogram. Dengan total tersangka 19 orang dan satu orang meninggal dunia karena tindakan tegas terukur,” kata Krisno dalam jumpa pers di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Kamis (21/10/2021).
Krisno mengatakan, kasus pertama diungkap pada 24 September 2021 di Bakauheni Lampung Selatan. Dalam operasi tersebut, polisi menangkap 11 orang tersangka, yakni AD, DS, RH, HY, DYZ, AC, AS, FB, S, DR, dan SPI.
“Total keseluruhan barang bukti narkotika sebanyak 3.450 Gram,” ujar Krisno.
Kasus kedua yakni pengungkapan di Bakauheni juga pada 28 September 2021, dengan total empat orang tersangka yang diamankan WMP, R, NHF, HS.
“Dalam operasi tersebut, aparat mengamankan tiga kardus berisi 29 bungkus teh hijau yang berisikan Sabu dengan total 29 kilogram,” jelas Krisno.
Kemudian perkara ketiga di Pelabuhan Bakauheni menuju Merak, pada 30 September. Adapun tersangka yakni SN, PHS, NA dan DIS. Sedangkan sabu disita seberat 20.450 gram.
“DIS yang dilakukan tindakan tegas terukur atau tembak mati, karena melakukan perlawanan,” tegasnya.
Selanjutnya, perkara keempat pada 2 Oktober 2021 di Pelabuhan Bakauheni, dengan tersangka L alias Y alias N dan AN alias N.
Krisno menjelaskan, para tersangka menyelundupkan sabu dengan cara membungkusnya dibungkus teh hijau. Polisi menduga paket-paket itu diproduksi di Myanmar.
“Barang bukti yang diamankan 10 paket teh hijau diduga berisi narkotika golongan I jenis sabu dengan berat keseluruhan 10 kilogram brutto,” ungkap Krisno.
Atas perbuatannya, pelaku dijerat dengan pasal primer, Pasal 114 ayat (2) UU RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dengan ancaman hukuman pidana mati, pidana seumur hidup, atau penjara paling lama 20 tahun dan denda maksimal Rp 10 Miliar.
Sementara pasal subsider, yaitu Pasal 112 ayat (2) UU RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dengan ancaman hukuman pidana mati, seumur hidup, atau penjara paling lama 20 tahun dan denda maksimal Rp 8 miliar.
“Jiwa yang terselamatkan 62.900 jiwa manusia, dengan asumsi per orang mengonsumsi sebanyak 1 gram per hari,” imbuhnya menutup. ***
Sumber: berita_humas.polri
Red/K.101
Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com
Discussion about this post