KABARIKU –Dua ledakan dahsyat dari 2.700 ton amonium nitrat yang tersimpan di sebuah tempat di Port of Beirut, Lebanon, Rabu (5/8/2020) pukul 18.02 waktu setempat, menyebabkan setengah Kota Beirut rusak.
Sebanyak 78 orang meninggal dunia akibat tragedi itu dan sebagian masih hilang. Total korban luka mencapai hampir 4.000 orang.
Kantor berita AFP melaporkan pula, sekitar 300.000 orang kehilangan tempat tinggal karena rumah mereka rusak.
Menurut KBRI Lebanon, hingga saat ini ada dua WNI yang terdampak ledakan. Satu mengalami luka, satu lagi rumahnya rusak berat.
WNI yang mengalami luka bernama Ni Nengah Erawati, seorang karyawan Spa di Kimantara, Jal El Dib. Kini kondisi korban sudah stabil. Melihat namanya, korban luka kemungkinan besar berasal dari Bali.
“Korban sudah stabil setelah mendapatkan perawatan. Luka robeknya sudah mendapat jahitan. Saat ini sudah pulang dan berada di apartemen bersama empat WNI lainnya di Jal El Dibz,” ujar Dubes RI untuk Lebanon, Hajriyanto Tohari dalam keterangan persnya, Rabu (5/8/2020).
Dari hasil pengecekan KBRI, hingga kini belum ditemukan ada WNI lain yang terdampak ledakan.
Dalam catatan KBRI, terdapat 1.447 WNI di Lebanon. Dari jumlah itu, 1.234 diantaranya adalah Kontingen Garuda dan 213 merupakan WNI sipil termasuk keluarga KBRI dan mahasiswa.
KBRI Beirut dapat dihubungi melalui hotline : +961 3199 493
WNI yang tinggal di Lebanon kebanyakan kaum perempuan. Mereka tinggal di negara yang diapit Israel dan Suriah ini karena menikah dengan lelaki setempat. Wanita ini disebut Lebanesia.
Namun ada juga wanita yang tinggal di Lebanon karena bekerja. Kebanyakan mereka berasal dari Bali. Mereka merupakan pekerja profesional di sejumlah perusahaan, kebanyakan perusahaan yang terkait dengan sektor pariwisata.
Hajriyanto menambahkan, untuk mengantisipasi dampak lanjutan dari ledakan, pihak KBRI segera menyalurkan kebutuhan hidup sehari-hari untuk para WNI.
“Sekitar 70 persen kebutuhan pokok Lebanon merupakan impor. Dan sebagian di antaranya masuk lewat Port of Beirut. Karena kondisi Port of Beirut kini rusak dan belum stabil, kemungkinan pasokan kebutuhan pokok akan tersendat. Oleh karena itu KBRI akan segera mengirimkan kebutuhan pokok untuk WNI yang ada di Beirut dan sekitarnya,” kata Hajriyanto. (Ref)
Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com
Discussion about this post