Jakarta, Kabariku – Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon turut berperan dalam perumusan sekaligus pengesahan KwaDukuza Ministerial Declaration pada Kamis (30/10/2025). Dalam kesempatan tersebut, ia menegaskan pentingnya pelindungan serta penghentian perdagangan gelap benda budaya melalui kolaborasi internasional.
“Deklarasi ini bertujuan untuk menghentikan perdagangan gelap benda budaya, memperkuat penegakan hukum. Serta mendorong dialog terbuka terkait pengembalian dan restitusi benda budaya kepada negara asalnya,” katanya dalam keterangan pers yang diterima RRI, Jumat (31/10/2025).
Fadli menjelaskan bahwa dalam upaya pelindungan benda budaya, pemanfaatan teknologi digital dan kecerdasan buatan harus dilakukan secara etis dan transparan. Menurutnya, hal ini diperlukan agar tidak mengancam hak moral dan hak cipta para kreator budaya.
Ia juga menekankan peran kebudayaan dalam menghadapi perubahan iklim melalui pengakuan terhadap kearifan lokal dan praktik tradisional. Hal itu dianggap penting untuk memperkuat posisi kebudayaan sebagai pilar pembangunan berkelanjutan dan solidaritas global.
“Pemanfaatan teknologi digital diperlukan untuk pelacakan asal-usul benda budaya. Serta perlunya integrasi kebijakan kebudayaan dengan strategi sosial-ekonomi agar budaya menjadi motor penggerak pertumbuhan yang inklusif,” ucapnya, menegaskan.
Sementara itu, Menteri Olahraga, Seni, dan Kebudayaan Republik Afrika Selatan, Gayton McKenzie, mengungkapkan keinginannya membangun Rumah Budaya Indonesia di Cape Town. Rencana tersebut disambut dengan dukungan penuh dari Menbud Fadli Zon.
“Inisiatif ini menjadi simbol nyata persahabatan antara Indonesia dan Afrika Selatan. Serta bentuk penghormatan terhadap warisan besar ulama asal Sulawesi Selatan, Syekh Yusuf al-Makassari,” ucap Gayton.
Gayton menjelaskan, Syekh Yusuf al-Makassari pernah diasingkan ke Cape Town pada abad ke-17 karena pengaruh besar perjuangannya melawan penjajahan Belanda, terutama setelah perlawanan di Banten.
“Syekh Yusuf bukan hanya tokoh penting dalam sejarah Indonesia. Tetapi juga simbol perjuangan melawan kolonialisme yang memiliki makna mendalam bagi bangsa Afrika Selatan,” ujarnya.
Pembangunan Rumah Budaya Indonesia diharapkan menjadi jembatan pemahaman lintas budaya serta mempererat hubungan antara kedua negara. Kehadirannya juga diyakini akan membuka peluang kolaborasi kebudayaan yang lebih luas di masa mendatang.***
Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com



















Discussion about this post