Jakarta, Kabariku – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) meminta masyarakat tetap menggunakan Whoosh atau layanan kereta cepat Jakarta-Bandung, meskipun saat ini dalam penyelidikan dugaan tindak pidana korupsi terkait proyek transportasi nasional tersebut.
“Silakan masyarakat untuk tetap bisa menggunakan layanan kereta cepat sebagai salah satu mode transportasi,” ujar Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo, Kamis (30/10/2025).
Budi menegaskan, proses hukum yang sedang dijalankan KPK tidak dimaksudkan untuk mengganggu pelayanan publik yang diselenggarakan oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero) selaku operator utama.
“KPK memastikan penegakan hukum tidak menghambat pelayanan yang dibutuhkan masyarakat,” tegasnya.
Berdasarkan data perusahaan, PT KAI merupakan pemegang saham terbesar dalam konsorsium PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) dengan kepemilikan 58,53 persen.
PSBI sendiri menguasai 60 persen saham proyek kereta cepat Whoosh, sementara 40 persen lainnya dimiliki oleh konsorsium perusahaan perkeretaapian asal Tiongkok, Beijing Yawan HSR Co. Ltd.
Dugaan Korupsi Berawal dari Ungkapan Mahfud MD
Isu dugaan korupsi proyek Whoosh mencuat setelah mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD, membeberkan adanya indikasi penggelembungan anggaran dalam proyek tersebut.
Dalam video di kanal YouTube Mahfud MD Official pada 14 Oktober 2025, ia menyebut adanya selisih signifikan antara biaya pembangunan per kilometer proyek Whoosh di Indonesia dan di Tiongkok.
“Menurut perhitungan pihak Indonesia, biaya per satu kilometer kereta Whoosh mencapai 52 juta dolar AS, sedangkan di China hanya sekitar 17–18 juta dolar AS. Naik tiga kali lipat,” ungkap Mahfud.
Menanggapi hal itu, KPK pada 16 Oktober 2025 mengimbau Mahfud MD untuk menyampaikan laporan resmi mengenai dugaan korupsi tersebut. Setelah beberapa kali saling merespons, Mahfud menyatakan siap memenuhi panggilan KPK untuk memberikan keterangan pada 26 Oktober 2025.
KPK Naikkan ke Tahap Penyelidikan
Selang sehari kemudian, pada 27 Oktober 2025, KPK mengumumkan bahwa dugaan korupsi proyek kereta cepat Whoosh telah naik ke tahap penyelidikan sejak awal tahun ini.
Langkah tersebut menjadi sinyal keseriusan lembaga antikorupsi dalam menelusuri kemungkinan penyimpangan anggaran dalam proyek strategis nasional tersebut.
Meski begitu, KPK menegaskan bahwa proses penyelidikan berjalan secara profesional dan tidak berdampak terhadap layanan publik.
“KPK tetap menjaga agar kepentingan masyarakat sebagai pengguna transportasi tetap menjadi prioritas,” ujar Budi.
Dengan kapasitas angkut mencapai 16-18 ribu penumpang per hari, kereta cepat Whoosh kini menjadi salah satu moda transportasi unggulan yang menghubungkan Jakarta dan Bandung dengan waktu tempuh hanya sekitar 40-45 menit.***
Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com


















Discussion about this post