Bandung, Kabariku – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengungkapkan bahwa Jawa Barat menjadi provinsi dengan jumlah pemutusan hubungan kerja (PHK) terbanyak secara nasional pada Agustus 2025. Hal ini, menurutnya, tak lepas dari besarnya jumlah penduduk serta industri yang terkonsentrasi di Jabar.
“Jadi, misalnya industri terganggu satu persen, kita pasti terganggunya paling gede karena jumlahnya paling banyak dibanding dengan industri di tempat lain yang lebih sedikit,” ujar Dedi saat ditemui di Sabuga, melansir dari Antara.
Meski demikian, Dedi memastikan kondisi investasi di Jawa Barat mulai membaik. Ia menyebut pada Oktober mendatang, geliat investasi diproyeksikan berjalan lebih masif, sehingga mampu menyerap kembali tenaga kerja.
“Mulai tahun depan, karyawan di Subang, di Bekasi juga mulai rekrut ya. Jadi memang ada yang berhenti, tetapi juga ada ruang untuk masuk,” ucapnya.
Sebagai langkah antisipasi, Pemprov Jabar akan meluncurkan sistem penerimaan dan pelayanan tenaga kerja secara daring. Sistem ini ditargetkan dapat mempermudah akses masyarakat, sekaligus mempercepat proses rekrutmen di berbagai daerah.
Sementara itu, berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), jumlah tenaga kerja yang terkena PHK secara nasional pada Agustus 2025 mencapai 830 orang. Angka ini turun 288 orang dibandingkan Juli 2025 yang tercatat 1.118 pekerja.
Dari jumlah tersebut, Jawa Barat menyumbang angka tertinggi dengan 261 pekerja terkena PHK, disusul Sumatera Selatan sebanyak 113 orang, serta Kalimantan Timur sebanyak 100 orang.
Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com
Discussion about this post