Jakarta, Kabariku – Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Simon Aloysius Mantiri, menyampaikan permohonan maaf secara terbuka kepada seluruh rakyat Indonesia terkait keresahan masyarakat akibat kasus dugaan korupsi dalam tata kelola minyak mentah dan produk kilang.
“Saya, Simon Aloysius Mantiri, sebagai Direktur Utama PT Pertamina (Persero), menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh rakyat Indonesia atas peristiwa yang terjadi beberapa hari terakhir ini,” ujar Simon dalam konferensi pers di Grha Pertamina, Jakarta, Senin (3/3).
Simon menegaskan bahwa Pertamina memahami dampak yang ditimbulkan atas kejadian tersebut. Ia menegaskan komitmen perusahaan untuk memperbaiki tata kelola agar lebih transparan dan menghadirkan bahan bakar minyak (BBM) berkualitas sesuai dengan ketentuan pemerintah.
“Kami akan membenahi diri, kami akan memperbaiki diri,” tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Simon juga menjelaskan bahwa berdasarkan hasil uji laboratorium oleh Balai Besar Pengujian Minyak dan Gas Bumi (Lemigas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terhadap 75 sampel BBM Pertamina, seluruhnya dinyatakan memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan pemerintah.
“Hasil itu tentunya mendorong kami untuk terus melakukan pendampingan ataupun melakukan uji di seluruh SPBU Pertamina yang berada di seluruh wilayah Nusantara,” tambahnya.
Permintaan maaf ini disampaikan setelah Kejaksaan Agung mengungkap kasus dugaan korupsi dalam tata kelola minyak mentah dan produk kilang pada PT Pertamina Subholding dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) tahun 2018–2023. Dugaan korupsi tersebut diperkirakan merugikan keuangan negara hingga Rp193,7 triliun.
Dalam kasus ini, Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan, diduga melakukan pembelian bahan bakar RON 92, padahal yang sebenarnya dibeli adalah RON 90 atau lebih rendah. BBM tersebut kemudian diolah melalui proses blending di depo sehingga menjadi RON 92, sebuah praktik yang tidak diperbolehkan.
Modus tersebut menimbulkan kekhawatiran masyarakat mengenai kualitas BBM RON 92 SPBU Pertamina, khususnya Pertamax. Namun, hasil uji Lemigas memastikan bahwa sampel BBM dari SPBU di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang Selatan, serta Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Pertamina Plumpang, seluruhnya memenuhi spesifikasi pemerintah.
Simon menegaskan bahwa Pertamina, yang telah berdiri selama 67 tahun, selalu berusaha memberikan pelayanan terbaik di bidang energi untuk masyarakat. Ia mengakui bahwa ada beberapa hal yang dilakukan perusahaan yang melukai hati rakyat dan berjanji akan terus melakukan perbaikan.
“Kami bersama insan-insan di Pertamina akan terus berkomitmen untuk membenahi diri kami. Kami telah membentuk Tim Crisis Center untuk mengevaluasi keseluruhan proses bisnis, terutama dari aspek operasional,” pungkasnya.
Simon juga menekankan bahwa masih banyak pegawai Pertamina yang berintegritas dan berjiwa Merah Putih, yang terus berupaya memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.***
Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com
Discussion about this post