Jakarta, Kabariku- Polemik seruan “September Hitam” kembali mencuat di awal bulan ini, dengan isu pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) sebagai pemicunya. Namun, seruan ini diduga kuat sebagai upaya provokasi yang bertujuan menggiring opini publik demi kepentingan kelompok tertentu.
Ketua DPP Bidang Pemuda Aliansi Indonesia, Mohamad Jodi Husein, mengungkapkan kekhawatirannya terkait gerakan ini yang tampaknya lebih berfokus pada memicu ketegangan dan emosi masyarakat daripada mencari solusi atas persoalan HAM yang diangkat.
“Patut diduga bahwa alih-alih mencari solusi atas persoalan HAM, gerakan ini justru nampaknya berfokus pada untuk mengkerek ketegangan dan emosi publik,” kata Ketua DPP Bidang Pemuda Aliansi Indonesia, Mohamad Jodi Husein saat diwawancara awak media, Rabu (04/09/2024).
Jodi menyoroti bahwa seruan “September Hitam” juga berpotensi mengaburkan fakta sejarah terkait Gerakan 30 September 1965/PKI. Gerakan ini dianggap berbahaya karena berusaha menempatkan PKI sebagai korban, padahal organisasi tersebut secara resmi dilarang di Indonesia karena pernah berupaya menggulingkan ideologi Pancasila dan mengancam keutuhan negara.
“Hal ini sangat berbahaya, sebab PKI adalah organisasi terlarang di Indonesia karena upaya mereka kala itu kan untuk menghancurkan Ideologi Pancasila,” tegas Jodi.***
Red/K.101