Bandung, Kabariku- Para bakal calon Presiden, Anies Baswedan, Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto, akan mengisi kegiatan yang digelar oleh Universitas Katolik Parahyangan (Unpar), terkait kuliah umum dialog kebangsaan, Rabu (11/10/2023) di Auditorium Gedung PPAG Unpar, Jalan Ciumbuleuit, Kota Bandung.
Topik kuliah umum ini “Dialog Kebangsaan: Peran Pemuda dalam Masa Depan Politik Indonesia”.
Dalam hal ini, Ganjar Pranowo mengonfirmasi kehadirannya untuk menjadi pemateri pada Rabu (11/10/2023). Sementara untuk Anies Baswedan dan Prabowo Subianto, UNPAR masih menunggu konfirmasi kehadiran kedua tokoh tersebut untuk menjadi pemateri dalam rangkaian selanjutnya pada Sabtu (14/10/2023).
Dialog Kebangsaan ini akan berupa dialog akademis yang dipandu oleh Mangadar Situmorang, Rektor UNPAR periode 2015-2019 dan 2019-2023 sebagai moderator.

“Ini akan menjadi platform penting bagi mahasiswa untuk mendengarkan pandangan dan berinteraksi dengan para Bacapres. Mahasiswa juga bisa langsung mengajukan pertanyaan tentang isu-isu yang mereka anggap penting dalam Pemilihan Presiden 2024 nanti, yang dapat menjadi referensi bagi mereka dalam berpartisipasi dalam masa depan politik Indonesia,” ujar Rektor UNPAR Prof. Tri Basuki Joewono, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (10/10/2023).
Prof. Tri Basuki meyakini, melalui Dialog Kebangsaan ini, Perguruan Tinggi juga berkontribusi dalam mewujudkan pendidikan politik. Mahasiswa, lanjutnya, perlu dilibatkan secara aktif untuk mengawal pesta demokrasi pada Pemilu 2024 nanti.
Perlu diketahui, Bawaslu telah memprediksi pemilih muda pada Pemilu 2024 bisa menembus angka 60 persen. Dengan kata lain, Pemilu 2024 akan menjadi era para mahasiswa dan pemilih pemula untuk memberikan suara.
“Kami yakin bahwa melalui pendidikan politik seperti ini, mahasiswa akan mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya partisipasi politik mereka dalam mengambil bagian aktif demi masa depan Indonesia,” tuturnya.
Tak dimungkiri, lanjut Prof. Tri, terdapat berbagai tantangan jika bicara partisipasi politik di Indonesia, khususnya jika menyoroti partisipasi mahasiswa dan pemilih muda/pemula.
“Sejumlah tantangan yang penting untuk dihadapi diantaranya adalah pemahaman politik yang mungkin kurang memadai, kurangnya minat dalam berpartisipasi aktif dalam kegiatan politik, atau rasa ketidakpuasan terhadap proses politik yang ada,” jelasnya.
Menurutnya, kegiatan pendidikan politik yang lebih aktif dan inklusif di kalangan mahasiswa menjadi sangat penting untuk meningkatkan partisipasi mereka dalam pemilihan presiden dan politik secara umum.
“Pilpres adalah salah satu momen paling krusial dalam kehidupan politik Indonesia, dimana kita memiliki kesempatan untuk memilih pemimpin yang akan memimpin negara ini untuk 5 tahun mendatang,” ungkapnya.
Dalam proses demokrasi ini, peran pemuda, terutama mahasiswa, sangat penting. Mereka adalah agen perubahan yang membawa semangat segar, gagasan inovatif, dan pandangan yang berbeda dalam proses pengambilan keputusan.
“Oleh karena itu, penting untuk memahami dan memperkuat peran mahasiswa dalam proses politik dan Pilpres 2024,” ucapnya.
Lebih lanjut, Prof Tri Basuki juga berharap, melalui Dialog Kebangsaan ini akan mendorong mahasiswa dan pemilih muda untuk terlibat aktif dalam politik, memiliki sikap kritis yang berdasar, akademis dan membangun. Serta berkontribusi dalam membentuk masa depan politik yang lebih baik dan memastikan suara mereka memiliki dampak signifikan dalam Pemilu 2024.
“Melalui Dialog Kebangsaan ini pula, kami berharap dapat mengurangi Polarisasi Politik. Pendidikan politik yang baik, dapat membantu mengurangi polarisasi politik dengan mengedukasi mahasiswa tentang berbagai perspektif politik dan mendorong diskusi yang berbasis bukti dan argumen kuat,” ucapnya.
Senada dengan Rektor Unpar tersebut, salah seorang Steering Committe yang mewakili kalangan alumni, Lukman Nurhakim, saat dihubungi WartaPemilu, mengatakan, mahasiswa mampu memanfaatkan keterbukaan pihak kampus yang telah membuka diri terhadap gagasan para Bacapres pada Pilpres 2024.
“Keterbukaan yang ada saat ini, adalah buah hasil reformasi 1998 di tengah lingkungan akademis, hingga politik praktis menjadi hal yang tidak tabu dibicarakan di kalangan akademis dan khususnya mahasiswa, mereka dapat mendengar dan menguji secara langsung gagasan para Bacapres yang sesuai dengan aspirasi dan pilihan politik mereka,” Lukman Nurhakim menutup.***
Red/K.101
Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com
Discussion about this post