Garut, Kabariku- Dosen dan mahasiswa dari Universitas Garut (Uniga) yang sedang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Panyindangan, Kecamatan Cisompet menggelar kegiatan edukasi dan pelatihan, Selasa, 8 Agustus 2023
Kegiatan berlangsung di Balai Desa Panyindangan, Desa Panyindangan, Kecamatan Cisompet, Kabupaten Garut.
Kegiatan ini merupakan bagian dari serangkaian program pengabdian yang diselenggarakan oleh Kelompok 8 KKN Uniga 2023.
KKN Uniga tahun ini dipusatkan di Kabupaten Garut bagian Selatan di 9 Kecamatan dan diikuti oleh 1.253 peserta. Salah satunya adalah di Desa Panyindangan yang terletak di Kecamatan Cisompet.
Hasil pemetaan dan analisis yang dilakukan oleh mahasiswa KKN di Desa Panyindangan menunjukkan beberapa temuan. Di antaranya, potensi ekonomi yang belum termaksimalkan dengan baik serta masalah di bidang kesehatan seperti kasus infeksi saluran pernafasan akut, hipertensi, konsumsi obat yang tidak semestinya dan kekhawatiran stunting.
Untuk itu, mahasiswa berinisiatif menyelenggarakan acara edukasi dan pelatihan dengan bentuk Penyuluhan dan Workshop dengan judul “Sosialisasi dan Aksi Sekolah Dagang dan Pemanduan Kesehatan Keluarga.”
Kepala Desa Panyindangan Indra Pirman berharap agar masyarakat dapat memanfaatkan dengan baik kegiatan yang digagas oleh mahasiswa KKN ini.

Tema utama dari kegiatan ini adalah Mewujudkan Keluarga Sehat dan Bahagia, Workshop Pembuatan Penganan Lokal Penangkal Stunting, Pelatihan Pemasaran dan Pembuatan Logo Produk.
Kegiatan penyuluhan diberikan oleh dosen dari program studi farmasi Fakultas MIPA Universitas Garut, apt R Aldizal Mahendra Rizkio S M.Farm.
Penyuluhan membahas tentang cara menjaga kesehatan agar masyarakat dapat hidup dengan sehat, berdaya, dan bahagia bersama-sama dengan keluarga.
Dijelaskan dalam acara ini tentang cara menjaga kesehatan tubuh dari pengaruh dalam seperti penyakit akibat pola makan dan dari pengaruh luar seperti ancaman infeksi khususnya pernafasan.
“Kunci dari mewujudkan hidup sehat bersama adalah menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan, menjaga keseimbangan asupan makanan, serta mengedukasi perempuan agar menjadi ibu ataupun calon ibu cerdas karena ibu adalah kunci dari kesehatan keluarga,” ujar dosen yang juga mengajar di prodi profesi Apoteker tersebut.
Dalam penyuluhan juga diterangkan tentang salah satu cara melindungi kesehatan anak adalah dengan memberikan gizi seimbang dengan memanfaatkan bahan-bahan lokal yang terjangkau.
“Gizi seimbang dapat dicapai dengan memberikan jenis makanan yang lengkap dari mulai makanan pokok, lauk, sayur dan buah yang mengandung zat gizi tinggi dan sebetulnya ada di sekitar kita.”
Dicontohkan penganan tinggi zat gizi yang murah dari mulai singkong, tempe, bayam dan kelor yang menurutnya adalah makanan kategori superfood yang berlimpah di Indonesia.
“Daun kelor kandungan zat besinya lebih dari 20 mg untuk setiap 100 gram porsi makan, artinya 5 kali lebih tinggi dibandingkan konsumsi tempe bahkan daging,” tambahnya.
Melanjutkan materi penyuluhan, selanjutnya dilakukan workshop pembuatan penganan lokal yang bergizi tinggi yang dipandu oleh dosen dari prodi yang sama yaitu Framesti Frisma Sriarumtias, M.Si.
Workshop dibawakan dengan memberikan panduan cara membuat olahan makanan dan minuman modern agar disukai oleh semua kalangan khususnya anak-anak. Di antaranya yang dicontohkan adalah membuat permen Gummies berbahan dasar wortel dan buah naga, kemudian steak dan katsu berbahan dasar tempe, serta minuman Matcha Latte berbahan dasar kelor.
“Gummies ini adalah permen kenyal yang sering ada di pasaran. Rasanya enak dan teksturnya menarik untuk anak-anak. Ini kami buat dengan bahan dasar jus wortel yang memiliki kandungan vitamin berlimpah serta bahan tambahan dari agar ataupun gelatin. Begitu pula tempe dan daun kelor yang harganya murah ini dapat kita olah menjadi menu yang tampak mewah dan mahal serta tentunya akan lebih disukai anak-anak,” terang Framesti, dosen dengan bidang keahlian Teknologi Farmasi.

Peserta tampak antusias menyimak serta mencoba jenis kuliner yang disajikan sebagai sampel. Beberapa peserta bahkan mengaku tidak pernah mencoba makanan ini sebelumnya dan sangat tertarik mengetahui resep dan cara membuatnya.
“Rasanya seperti green tea yang sering ada di penjual minuman boba, tidak menyangka kalau ini dibuat dari daun kelor,” ujar salah seorang peserta.
Kegiatan juga dilanjutkan dengan sosialisasi Sekolah Dagang yang diberikan oleh Fujianti Nurjannah, mahasiswi peserta KKN dari Fakultas Ilmu Komunikasi dan Informasi Uniga yang membahas mengenai Strategi Pemasaran lewat Marketplace. Peserta tampak antusias mengenal Marketplace yang saat ini sudah mulai umum digunakan.
Selain itu Rahmawati Subagyo Putri, mahasiswi peserta KKN dari Fakultas Ekonomi Uniga juga memberikan sosialisasi mengenai Metode Pembuatan Logo Produk UMKM menggunakan aplikasi Canva. Bahkan metode ini sudah dicoba pada beberapa produk lokal Desa Panyindangan seperti keripik talas yang tentunya menambah nilai jual.
Kegiatan ditutup dengan pembagian Doorprize oleh mahasiswa dan seluruh perangkat desa.
Melalui kegiatan ini diharapkan masyarakat Desa Panyindangan dapat lebih memperhatikan upaya menjaga kesehatan bersama serta lebih memahami tentang potensi dari bahan-bahan yang ada di sekitar desa bahkan dapat memanfaatkannya menjadi tambahan pemasukan bagi desa.***
Red/K.101
Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com
Discussion about this post