Jakarta, Kabariku- Mayor Jenderal TNI Kunto Arief Wibowo, S.IP., anak dari mantan Panglima ABRI dan Wapres RI ke-6, Try Soetrisno dari ibu Tuti Setiawati baru-baru ini menjadi perhatian, lantaran dimutasi dari Jabatan sebagai Pangdam III Siliwangi.
Beredar isu Pangdam III Siliwangi, Mayjen TNI Kunto Arief Wibowo dicopot gara-gara pernyataannya dalam tulisannya.
Pemilik akun Twitter @brother_djon bahkan menulis, “Mayjen Kunto Arief Wibowo, SIP – Pangdam Siliwangi, yg meng ikrarkan bhw TNI akan turun tangan bila Pemilu curang, dicopot dr jabatannya, dimutasi cuma jadi Wadankodiklat AD. Benarkah?”
“Wahhh, kalau itu benar, TNI mulai diajak ke ranah politik,” demikian cuitan pemilik akun tersebut.
Diketahui, Jabatan Kunto Arief Wibowo, pria kelahiran Malang 15 Maret 1971 ini lulusan Akmil 1992 dari cabang Infanteri, sebagai Pangdam III Silwangi posisinya kini digantikan oleh Mayjen TNI Erwin Djatmiko yang sebelumnya adalah Gubernur Akademi Militer (AKMIL).
Sementara Kunto Arief Wibowo kini menjadi Wakil Komandan Komando Diklat (Wadondiklat) TNI AD.
Belum lama ini, Panglima TNI Yudo Margono melakukan rotasi jabatan dilingkungan TNI, 7 diantaranya yakni Jabatan Pangdam, termasuk Pangdam III Siliwangi yang dijabat Kunto Arief Wibowo
Mutasi tersebut berdasarkan Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/779/VII/2023 tentang Pemberhentian dari dan Pengangkatan dalam Jabatan di Lingkungan Tentara Nasional Indonesia.
Kabidpenum Puspen TNI, Letkol Laut (KH) Bazisokhi Gea menepis ramainya kabar demosi karena tulisan Mayjen Kunto berbau politik. Kabipenum menegaskan rotasi jabatan ini dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan organisasi.
Selain itu rotasi dan mutasi dilakukan untuk mengoptimalkan pelaksanaan tugas-tugas TNI ke depan yang semakin kompleks dan dinamis.
Mutasi dan promosi jabatan dilakukan kepada 96 Perwira Tinggi (Pati) TNI yang terdiri dari 53 Pati TNI AD, 26 Pati TNI AL dan 17 Pati TNI AU.
Kabariku merangkum dari berbagai sumber, Kunto Arief Wibowo menjabat sebagai Pangdam III Siliwangi sejak 31 Januari 2022 lalu menggantikan Agus Subiayanto yang merupakan kakak kelasnya di Akmil.
Kunto Arief Wibowo sendiri merupakan lulusan Akmil 1992, dirinya merupakan anak mantan Panglima Abri (Pangab) dan Wakil Presiden Indonesia ke enam Try Sutrisno.
Ia juga merupakan adik ipar dari Ryamizard Rycudu mantan KSAD dan yang juga pernah menjabat sabagai Menteri Pertahanan 2014-2019.
Berikut riwayat jabatan yang pernah di emban Kunto Arief Wibowo :
-Danton Yonif 502 Linud Ujawala Yudha tahun 1992;
-Danton Yonif Linud 412 Bharata Eka Sakti, Mayor;
-Kasi 1 Ops Koren 083 Baladhika Jaya tahujn 2007-2008, Letnan Kolonel;
-Danyonif 500 Raider pada tahun 2008-2009;
-Kasbgrif 13 Galuh tahun 2010-2012, Kolonel;
-Danbgrif 6 Tri Shakti Balajaya tahun 2012-2013;
-Kadep Teknik Akmil tahuj 2013-2014;
-Asops Kasdem IX Udayana tahun 2014-2016;
-Danrem 044 Garuda Dempo tahun 2016-2018;
-Danpuslatpur Kodiklatad tahun 2018, Brigjen;
-Tahun 2018-2020 Danrem 032 Wirabraja;
-Tahun 2020-2021 Kasdam III Siliwangi, Mayor Jendral;
-Pandivif 3 Kostrad tahun 2021-20222;
-Pangdam III Siliwangi 2022- 2023.
Sekarang Kunto Arief Wibowo menjabat sebagai Wakil Komandan Komando Diklat (Wadondiklat) TNI AD per tanggal 17 Juli 2023.
Diketahui, pada tanggal 10 April 2023, Mayor Jenderal TNI Kunto Arief Wibowo selaku Panglima Kodam (Pangdam) III/Siliwangi, membuat tulisan opini berjudul “Etika Menuju 2024” di laman Siliwangi News.
Dalam tulisan tersebut, Pangdam memaparkan tentang persoalan kondisi kebangsaan, khususnya terkait dengan Pemilu yang akan diselenggarakan pada tahun 2024 mendatang
Berikut petikan tulisan Kunto yang viral tersebut:
Kita tidak mempersoalkan siapapun yang bertarung dan siapapun kontestan. Selagi memenuhi syarat, silahkan turun ke gelanggang.
Mau main jujur? Bagus dan memang harus begitu.
Mau main curang? Ada aturan yang akan membatasi.
Ketika permainan curang tersebut sudah membuat penonton heboh atau bahkan membuat penonton menjadi resah dan tidak nyaman, maka “terapi” khusus harus diterapkan.
Aturan hukum akan jadi acuan dan TNI siap tampil sebagai pengawal pada proses itu. Sebagaimana dikatakan Smith di atas, pada tahun-tahun politik, maka aktifitas komunikasi politik akan semakin kencang.
Sikap beretika, bijaksana, beradab dan tentu saja elegan harus ditunjukkan. Secara formal, posisi ini harus dipegang dan dipertanggungjawabkan oleh partai politik, karena lembaga inilah yang menjadi wahana formal.
Lembaga inilah yang akan menggodok semua kepentingan politik, sekaligus bertanggungjawab mendewasakan pemilihnya, kadernya, dan publik secara luas.
Akan tetapi, andai Parpol tidak peduli terhadap itu, maka jelas tubuh Parpol sendiri juga bermasalah dalam mewujudkan komunikasi politik yang beradab. Alih-alih berharap akan bisa mendewasakan atau mendidik publik dalam berpolitik, justru kekhawatiran “tongkat membawa rebah” yang diperlihatkan.
Semestinya cukup dengan kembali ke Pancasila, melihat sisi-sisi yang diharuskan. Keharusan menjaga persatuan kesatuan, keberadaban, dan keadilan serta etika, itu sudah cukup.
Kita sepertinya membutuhkan Pancasila dalam politik sekarang ini, karena sedang tidak baik-baik saja. Akan tetapi, andai ketidakpedulian tetap terjadi dan semakin menguat, maka demi alasan pertahanan dan keamanan, TNI agaknya harus sedikit maju mengambil posisi.
Semoga itu tidak terjadi.
Demikian petikan dari tulisan Mayor Jenderal TNI Kunto Arief Wibowo yang sempat menjadi sorotan Pangdam Siliwangi di mutasi, akankah “Harimau” ini tetap mengaum.***
Red/K.101
Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com