Kabariku– Ramaikan dunia maya, Hacker Bjorka klaim memiliki sejumlah data milik Pemerintah Indonesia. Bjorka pun mengunggah sejumlah dokumen milik Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) hingga data Instansi lainnya.
Dokumen-dokumen periode 2018-2021 itu diunggah di situs breached.to. Melansir dari laman situs tersebut pada Sabtu (10/9/2022) salah satu dokumen yang diunggah berasal dari Badan Intelijen Negara (BIN) untuk Presiden Jokowi.
“Berisi transaksi surat tahun 2019 – 2021 serta dokumen yang dikirimkan kepada Presiden termasuk kumpulan surat yang dikirim oleh Badan Intelijen Negara yang diberi label rahasia,” demikian yang tertulis di dalam situs.

Selain itu dalam unggahannya, hacker Bjorka menjelaskan telah mengunggah total 679.180 dokumen berukuran 40 Mega Byte (MB) dalam bentuk data terkompres.
Sejumlah contoh dokumen juga dicantumkan dalam unggahan yang diberi judul. Antara lain; “Permohonan Dukungan Sarana dan Prasarana”, “Surat Rahasia kepada Presiden dalam amplop tertutup”, dan “Gladi Bersih dan Pelaksanaan Upacara Bendera pada Peringatan HUT ke-74 Proklamasi Kemerdekaan RI Tahun 2019”.
Tidak hanya itu, Peretas ber-identitas Bjorka mengklaim telah membocorkan data rahasia transaksi data Badan Intelijen Negara (BIN) kepada Presiden melalui kantor Sekretariat Negara.
Bahkan baru-baru ini, ia membuka identitas Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Johnny G Plate sebagai ucapan ulang tahun untuk politisi Partai NasDem itu.
Pun demikian, identitas Johnny hanya sebatas nama saja, yakni Johnny Gerard Plate. Sementara data lainnya disensor.
Bjorka Klaim Bobol Data Rahasia, Habib Syakur: Pemerintah Baiknya Introspeksi
Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK) Habib Syakur Ali Mahdi Al Hamid mengimbau kepada pemerintah lebih memilih introspeksi diri ketimbang hanya mengejar peretas yang mengklaim membocorkan data rahasia negara.

“Lebih baik pemerintah introspeksi diri. Jika memang datanya bocor, seharusnya lekas perbaiki, karena ini menyangkut kredibilitas,” kata Habib Syakur. Sabtu (10/9/2022).
Menurutnya, peretasan merupakan salah satu ancaman yang tak bisa dipungkiri, apalagi ketika berhubungan dengan digitalisasi data.
“Yang namanya hacker kan rata-rata iseng, ada yang biasa-biasa saja dan ada juga yang meresahkan. Tapi jika ini menyangkut data rahasia ya sebaiknya segera tutup celahnya,” ujarnya.
Tokoh agama asal Kota Malang itu mengharapkan agar pemerintah menjadikan insiden peretasan atasnama Bjorka sebagai bahan evaluasi.
“Jika peretasan itu terjadi, sebaiknya pemerintah segera perbaiki dan jadikan ini pelajaran berharga,” tegas Habib.
Pun demikian, ia mendukung jika aparat keamanan mengambil tindakan hukum terhadap peretas itu.
“Silakan tangkap dan beri pelajaran bahwa pencurian data memang ada konsekuensi hukum. Tapi mohon jangan berhenti di situ, pastikan celah kebocoran data ini diperbaiki,” tandasnya.***
Red/K.101
BACA juga berita menarik lainnya KLIK disini
Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com
Discussion about this post