oleh
Andrianto
Ketua Gerpol (Gerakan Reformasi Politik) Indonesia
Kabariku- Acara temu relawan di jantung ibukota tepatnya di Ancol. Publik makin skeptis dengan pengerahan massa relawan yang mirip dengan Apdesi.
Aura panggungnya semacam kebulatan tekad
Tadinya setelah acara Projo di Magelang cuman tes in water. Untuk uji animo publik terutama stake holder Partai Politik Pendukung terutama PDI Perjuangan.
Nyatanya publik sudah mahfum Jokowi memang sudah tidak peduli lagi dengan kenaikan barang yang meroket tinggi sejak lebaran lalu. Harga telur, cabai, minyak goreng masih tinggi diatas jangkauan rakyat.
Rakyat tercekik,
Namun rakyat sejauh ini tidak ber-reaksi seperti di Sri Langka.
Makanya Jokowi makin PeDe,
Jokowi terus bermanuver untuk presure kandang banteng yang masih enggan beri tiket Ganjar.
Berkejaran dengan waktu pihak Oligarky enggan beri duit banyak bila tiket Ganjar belum jelas.
Oligarky tidak mau kecolongan lagi ketika Pilpres lalu PDI Perjuangan di last minute dukung Maruf Amin.
Figur antagonis buat pihak Oligarkhys, jadi siasat Jokowi ada 2:
1.Terus lakukan penggalangan masa tuk pengkondisian Capres. Publik diberi voeding pencapresan supaya PDI Perjuangan segera tentukan sikap.
2.Ciptakan sekoci Partai jika PDI Perjuangan benar-benar tidak beri tiket ke Ganjar.
Buat Jokowi tiket Ganjar ini penting di pastikan.
Tetap utamanya dari PDI Perjuangan sebagai the rulling party karna Succes Story pilpres lalu yang kotor (pilpres yg curang dan menghalalkan segala cara).
Biar ada legitimasi publik
Lantas bagaimana dengan PDI Perjuangan? sedari awal melarang para kadernya bicara Capres.
Persoalannya Jokowi bukanlah kader atau bahasanya Petugas partai?
Terbukti di kabinet jilid 2 ini semua urusan dipegang duet Luhut dan Erick Thohir. Kader PDI Perjuangan tidak diberi tempat yang layak. Bahkan tak satupun Menko dan Depatemen yang strategis.
Jokowi nampaknya mengeliminir kader PDI Perjuangan sehingga sentral kuasa tunggal ditangannnya.
Sepertinya Jokowi merasa lebih hebat, yang dipilih rakyat 2 kali sedang Mega gagal 2 kali.
Jokowi mesti pastikan kekuasan tunggal ditangannya supaya mengamankan project seperti IKN, Kereta Cepat Jkt-Bandung, dll. Juga kelanggengan dinastinya.
Pelajaran terhambatnya rekomendasi sang Anak dalam Pilwalkot jadi pembelajaran buat karir sang anak kelak biar mulus.
Lantas bagaimana dengan statmennya bahwa dalam satu keluarga bisa saza berbuat nakal?
Ada bisik-bisik gegara ke tengsin meloby Mantan Presiden yang juga pemilik Partai agar mendukung Ganjar-Erick.
Dan Mantan Presiden itupun lantas sowan ke Petinggi Partai yang selama ini publik melihat tidak miliki hubungan yang baik.
Makanya kedatangannya pada peresmian Masjid At taufik bisa saja mengklarafikasi sambil declare.
Anak nakal ini memberi warning bila keinginannya kelak tidak dipenuhi akan berwujud menjadi pembangkangan.
Dengan dukungan Oligarky yang memang sebal sama sang induk semang, dengan kekuatan fulus yang dimiliki nampaknya tinggal nunggu waktu saja “si anak nakal menjelma menjadi Malin Kundang”.***
Red/K.101
Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com
Discussion about this post