Kabariku- Indonesia masuk dalam kategori tujuh negara yang memiliki cadangan tembaga terbesar di dunia. Potensi yang sangat besar tersebut harus bisa dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat dengan menciptakan nilai tambah yang setinggi-tingginya bagi ekonomi nasional.
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meresmikan groundbreaking pembangunan smelter PT Freeport Indonesia (PTFI) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik, Selasa (12/10/2021).
Dalam acara ini Presiden didampingi oleh Menteri Koordinator Perekonomian Dr. Ir. Airlangga Hartarto, M.B.A., M.M.T., IPU., Menteri BUMN Erick Thohir, B.A., M.B.A., Menteri ESDM Ir. Arifin Tasrif, Menteri Perindustrian Dr. Agus Gumiwang Kartasasmita, M.Si., dan Sekretaris Kabinet (Seskab) Dr. Ir. Pramono Anung Wibowo, M.M.
Peresmian ini menandai dimulainya tahap konstruksi smelter, setelah sejumlah tahapan dilakukan termasuk Front-End Engineering Design, reklamasi dan penguatan lahan.
Serta rekayasa detail yang sudah dimulai sejak akhir 2018. Hingga saat ini, kemajuan pembangunan smelter telah mencapai 8 persen.
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan, pembangunan smelter di tanah air dilakukan untuk menciptakan nilai tambah produk tambang di dalam negeri.
“Inilah kenapa smelter PT Freeport ini dibangun di dalam negeri, yaitu di Gresik, Provinsi Jawa Timur. Ini adalah sebuah kebijakan strategis terkait dengan industri tambang tembaga setelah kita menguasai 51 persen saham Freeport.Dan saat itu juga, kita mendorong agar Freeport membangun smelter di dalam negeri. Karena sekali lagi, kita ingin nilai tambah itu ada di sini,” ungkap Presiden.
Kepala Negara menyampaikan, Indonesia masuk dalam kategori tujuh negara yang memiliki cadangan tembaga terbesar di dunia.
“Potensi yang sangat besar ini harus kita manfaatkan sebaik-baiknya, sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Dengan menciptakan nilai tambah yang setinggi-tingginya bagi ekonomi kita,” tegasnya.
Menurut Presiden, pembangunan smelter di dalam negeri ini akan memperkuat hilirisasi industri. Presiden mengatakan pihaknya akan meminta perusahaan tambang baik swasta maupun BUMN untuk melakukan hilirisasi agar komoditas tambangnya memiliki nilai lebih tinggi.
“Jangan sampai kita memiliki tambang, kita memiliki konsentrat, smelternya, hilirisasinya ada di negara lain,” tegasnya.
Hilirisasi, imbuh Presiden, juga akan memberikan nilai tambah bagi negara yang juga berarti akan memberikan pemasukan yang lebih tinggi pada negara.
Selain itu, juga menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan, dan membuat bangsa Indonesia semakin mandiri dan semakin maju.
“Tadi disampaikan Pak Menteri bahwa ini dalam masa konstruksi saja akan ada 40 ribu tenaga kerja yang bisa bekerja. Artinya, terbuka lapangan pekerjaan ini akan banyak sekali di Kabupaten Gresik dan di Provinsi Jawa Timur. Belum nanti kalau sudah beroperasi,” ujarnya.
Dibangun di atas lahan seluas 100 hektare, smelter PT Freeport Indonesia ini akan menjadi smelter single line terbesar di dunia dengan kapasitas pengolahan mencapai 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahun atau 480 ribu ton logam tembaga. PT Freeport Indonesia sendiri merupakan bagian dari MIND ID, BUMN holding industri pertambangan.
“Saya berharap kehadiran PT Freeport Indonesia di Kawasan Ekonomi Khusus di Gresik ini akan menjadi daya tarik bagi industri-industri lain untuk masuk ke KEK Gresik ini, khususnya industri turunan tembaga untuk ikut berinvestasi di sini,” ujar Presiden.
Pada kesempatan ini, Kepala Negara juga kembali menegaskan komitmen pemerintah untuk terus memberikan dukungan penuh dalam berbagai hal agar iklim investasi di tanah air makin baik. Dengan demikian, diharapkan Indonesia akan makin diminati sebagai negara tujuan investasi.
“Seperti yang diminta oleh Pak Menko tadi, infrastrukturnya terus akan kita dukung, kemudahan dan kepastian berusaha akan kita dukung, kemudian ketersediaan SDM sesuai dengan kebutuhan industri juga nanti pemerintah provinsi/pemerintah kabupaten juga ikut mendukung, agar KEK Gresik ini semakin maju. Dan, Indonesia akan semakin diminati sebagai tujuan investasi,” pungkasnya.
Turut hadir dalam acara tersebut, Gubernur Jawa Timur Dra. Hj. Khofifah Indar Parawansa, M.Si., dan Bupati Gresik H. Fandi Akhmad Yani SE., Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas, dan Presiden Direktur PT AKR Corporindo Tbk, Haryanto Adikoesoemo.
Pada kesempatan yang sama, Presiden Direktur PTFI mengtakan peresmian groundbreaking ini menegaskan komitmen PTFI untuk membangun smelter, sesuai dengan kesepakatan divestasi tahun 2018.
“Kewajiban pembangunan smelter tertuang dalam Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) PTFI yang menjadi bagian tak terpisahkan dari izin keberlanjutan operasi PTFI hingga 2041,” papar Tony.
Konsentrat tembaga yang dipasok ke smelter ini berasal dari tambang bawah tanah terbesar di dunia yang dikelola PTFI, dimana 98% karyawannya adalah putra putri terbaik bangsa yang berasal dari berbagai suku dan daerah, baik di Papua dan daerah lainnya di Indonesia.
“Ditengah berbagai tantangan pandemi COVID-19, PTFI terus melakukan penyesuaian dan memastikan pembangunan tetap berjalan dengan tetap mengedepankan kesehatan dan keselamatan seluruh tenaga kerja serta masyarakat di sekitar area,” ungkap Tony.
PTFI menggandeng PT Chiyoda International Indonesia untuk melakukan pekerjaan Engineering, Procurement, dan Construction (EPC) di tahap konstruksi.
Tahap ini akan membuka lapangan pekerjaan bagi setidaknya 40.000 tenaga kerja (secara kumulatif) yang direkrut melalui perusahaan kontraktor. PTFI akan mendorong perusahaan kontraktor agar memaksimalkan perekrutan masyarakat lokal untuk mengisi bidang-bidang pekerjaan tertentu.
“Kami berterima kasih atas perhatian penuh dari Bapak Presiden dan para menteri pada acara peresmian ini. Kami juga mengharapkan dukungan untuk kemudahan perizinan dan insentif fiskal untuk membantu nilai keekonomian proyek smelter ini ,” ujar Tony Wenas.
Tony juga menambahkan bahwa industri hilir tembaga dan turunannya di Indonesia perlu ditingkatkan,
“Sehingga produk katoda tembaga dapat semakin banyak diserap di dalam negeri dan memberikan manfaat ekonomi yang lebih luas”.
PTFI, anggota Holding BUMN Industri Pertambangan MIND ID, menambang dan memproses bijih menghasilkan konsentrat yang mengandung tembaga, emas dan perak. ***
Sumber: Humas *setkab
Red/K.101
Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com