KABARIKU – Lebih dari 1000 warga di Kabupaten Garut kini mengungsi ke tempat aman akibat banjir dan pergerakan tanah yang menerjang sejumlah kecamatan di daerah itu, pada Senin (12/10/2020) sekitar pukul 04.00 pagi tadi. Sekarang sebagian besar pengungsi ditampung di penampungan darurat yang dibangun oleh pemerintah setempat.
Untuk memasok kebutuhan makan para pengungsi, pemerintah membangun dapur umum di tempat-tempat penampungan.
“Kami segera mengirim 10 ton beras beserta lauk pauknya untuk memenuhi kebutuhan warga korban banjir,” ujar Bupati Garut Rudy Gunawan usai memimpin apel pagi di Lapangan Setda Pemkab Garut, Senin (12/10/2020).
Wilayah yang diterjang banjir bandang tersebut adalah Kecamatan Pameungpeuk, Cikelet, dan Kecamatan Cibalong.
“Semua akibat luapan sungai yang melintasi ketiga wilayah tersebut dan semuanya bermuara ke pantai selatan,” jelas Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Tubagus Agus Sofyan, Senin (12/10/2020).
Di Pameungpeuk, sungai yang meluap adalah Sungai Cipalebuh dan Sungai Cikaso, kemudian Cibalong Sungai Cibera, sementara di Kecamatan Cikelet Sungai Cipasarangan.
Di Pameungpeuk ada tiga desa yang terdampak paling parah yakni Mandalakasih, Desa Bojong dan Desa Mancagahar. Sedangkan di Cibalong adalah Karyasari, Desa Sagara dan Desa Mekarwangi. Kemudian di Kecamatan Cikelet hanya satu desa yaitu Desa Cijambe.
“Dari ketiga kecamatan tersebut, Pameungpeuk dan Cikelet paling parah terkena dampak,” papar Tubagus.
Selain merendam ratusan rumah, banjir bandang pun mengakibatkan jembatan terputus. Di Pameungpeuk, ada dua jembatan dan di Cibalong satu jembatan.
“Untuk yang di Cibalong, yang putus adalah jembatan rawayan,” papar Tubagus.
Tubagus mengakui, hingga hari ini data jumlah korban banjir berikut kerusakan masih belum fix. Pihaknya masih terus melakukan pendataan ke lapangan.
Keterangan lain menyebutkan, banjir bandang di Pameungpeuk dan sekitarnya terjadi usai wilayah Garut Selatan diguyur hujan terus menerus sejak Minggu (11/10/2020). Menjelang shalat subuh tadi pagi, warga dikejutkan dengan suara gemuruh yang disusul dengan munculnya air yang merendam rumah. Ketinggian air banjir di Kecamatan Pameungpeuk bahkan ada yang setinggi 80 cm. (Ref)
Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com