Ipda Erwin Yudha Wildani (Sumber foto: Republika)
KABARIKU – Ipda Erwin Yudha Wildani, anggota Babinkamtibmas Polsek Cianjur Kota, Jawa Barat, yang meninggal akibat terbakar saat mengamankan demo mahasiswa di Cianjur, telah dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Cikaret, Kabupaten Cianjur, Senin (26/8/2019) lalu. Kapolda Jawa Barat, Irjen Rudy Sufahriadi, memimpin langsung pemakaman almarhum dengan disaksikan ribuan warga, sanak saudara almarhum, dan anggota kepolisian di lingkungan Polda Jawa Barat.
Kepergian sosok polisi yang dikenal rendah hati dan dikenal baik oleh hampir seluruh warga di lingkungan tugasnya itu, meninggalkan sejuta kenangan, baik untuk keluarganya maupun rekan-rekan kerjanya.
Dari kesaksian Beny Rusmawan, pegiat sejarah Indonesia yang berkunjung langsung ke keluarga Almarhum Ipda Erwin usai pemakaman, diketahui bahwa Almarhum merupakan sosok yang sangat menghormati dan berbakti kepada ibundanya. Di sela-sela kesibukannya sebagai anggota polisi, Ipda Erwin selalu menyempatkan waktu untuk membawa ibundanya jalan-jalan setiap hari Sabtu.
Ibunda Erwin sudah agak lama terkena stroke sehingga kesehariannya harus menggunakan kursi roda. Agar ibundanya bisa menghirup udara luar yang segar dan sedikit bergerak, Ipda Erwin seringkali mengajaknya ke luar. Ia sendiri yang mendorong kursi roda ibundanya.
Namun tak cuma mengajak jalan-jalan ke luar, Ipda Erwin pun ternyata sedang menyiapkan bekal dan keperluan lainnya untuk ibadah umroh ibundanya tersebut, sekaligus dengan istrinya.
Rencana umroh itu diungkapkan kakak Ipda Erwin kepada Beny.
Mendengar penuturan kakak Ipda Erwin tesebut, Beny menulis dalam media sosialnya, “Saya hanya bisa diam…Ya Allah semoga niat mereka wujud….”
Sementara mengenai istri Ipda Erwin, Beny menulis:
“Buat saya teteh ini luar biasa tabah dan ia nyaris tidak tidur berhari hari saat menjaga suami nya Ipda Erwin Yuldan Wildani saat di Rumah Sakit Pusat Pertamina…
Tak pernah dibayangkan wanita ini bahwa pagi itu saat sang suami berangkat dinas adalah pamit terakhir sang suami tercinta……”
“Ga ada firasat apa apa mas, seperti biasa aja kalo papah nya anak anak berangkat kantor cuma bilang, mau berangkat….tah kitu” tutur istri Ipda Erwin seperti ditulis Beny.
Cuma memang istri Ipda Erwin sempat heran, sebab saat pagi sebelum berangkat dinas, suaminya meminta agar ia menyempatkan diri menengok Mimih (ibu Ipda Erwin).
“Takut papah ga sempat…,” ujarnya.
Teteh tentu merasa aneh, karena rumah Mimih tidak jauh dari rumah mereka. Selain itu, sambil lewat biasanya suaminya akan mampir dan menyalami sang ibu. Kenapa tidak sekalian lewat saja, toh motor dinas ditaruh di rumah Mimih.
Namun sorenya, tutur Beny masih dalam tulisannya, istri Ipda Erwin menerima kabar bahwa sang suami mengalami kecelakaan, bahkan harus dirawat. Jadi, perkataan suaminya sebelum berangkat merupakan sebuah firasat bahwa ia harus ke Mimih untuk mengabarkan kabar tak baik tersebut.
Selamat jalan Ipda Erwin, Tuhan pasti telah mencatat rencanamu untuk mengumrohkan ibunda dan istri tercinta!
***
Ipda Erwin meninggalkan dua orang putera, dan satu istri. Di balik duka cita yang mendalam atas kepergiannya, masyarakat turut bangga atas kepedulian Pemkab Cianjur terhadap keluarga Almarhum. Pemkab Cianjur menjamin pendidikan dan pekerjaan untuk dua orang anak almarhum Ipda Erwin.
Plt Bupati Cianjur Herman Suherman mengatakan, pihaknya akan menjamin pendidikan dan pekerjaan anak-anak Almarhum. Anak sulung almarhum Ipda Erwin yang sudah lulus kuliah akan difasilitasi bekerja di lingkungan pemerintahan atau swasta. Sementara anak bungsunya yang masih sekolah, akan mendapat jaminan biaya pendidikannya. (Ref)