Jakarta, Kabariku – Presiden Prabowo Subianto menyebut Indonesia masih kekurangan 70.000 dokter spesialis dan 140.000 dokter umum. Sementara produksi dokter tiap tahun masih sangat minim.
“Kita harus segera mengejar itu. Hari ini saya dapat laporan kita menghasilkan dokter umum hanya 12.000 satu tahun dan dokter spesialis 2.700,” kata Presiden Prabowo Subianto melansir dari Antara, Rabu
Indonesia membutuhkan waktu 35 tahun untuk mencapai kuota 70.000 dokter spesialis. Karena itu, Prabowo menekankan pentingnya kerja keras agar Indonesia memiliki lebih banyak dokter. Upaya pemenuhan tenaga medis dinilai krusial untuk mendukung pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui akses kesehatan yang lebih merata.
“Mengejar pembangunan Indonesia, mengejar kesejahteraan Indonesia, tidak bisa bussiness as usual, tidak bisa. We have to work harder, we have to do our best saudara-saudara,” ujarnya.
Sebagai langkah konkret, pemerintah akan membuka 148 program studi baru di 57 fakultas kedokteran pada tahun 2025. Dari jumlah tersebut, 125 prodi untuk dokter spesialis dan 23 untuk subspesialis.
“Tahun ini kita tambah, 148 prodi. Saya ingin, menambah fakultas kedokteran,” kata Prabowo.
“Fakultas kedokteran sekarang harus kita tambah. Jumlah mahasiswa dan jumlah lulusan kita akan tambah fakultas kedokteran lagi.”
Presiden juga menargetkan pembangunan 30 fakultas kedokteran baru untuk mengejar kekurangan tenaga medis. Selain itu, pemerintah berencana membangun 500 rumah sakit di setiap kabupaten dengan kualitas pelayanan tinggi, termasuk di wilayah terpencil.
“Harus bisa, pertama will dulu, harus, di hati kita kalau kita punya niat, Insha Allah kita akan mencapai itu dan kita sudah buktikan. Beliau (Menkes) sudah bangun 30 rumah sakit tahun ini, tahun depan 30 lagi, diakhir tahun depan kita bangun 66 rumah sakit,” ujarnya.
Prabowo menegaskan bahwa kesehatan dan pendidikan merupakan bagian dari kesejahteraan yang menjadi hak seluruh rakyat Indonesia.
“Kesejahteraan adalah hak seluruh rakyat Indonesia, termasuk yang paling miskin, dan tinggal yang paling terpencil berhak mendapat pelayanan kesehatan yang terbaik. Negara yang berhasil dalam demokrasi, negara yang bisa memberi pendidikan terbaik dan pelayanan kesehatan yang terbaik,” ucapnya.***
Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com
Discussion about this post