Jakarta, Kabariku- Ketua KPK Firli Bahuri telah penuhi panggilan penyidik terkait kasus dugaan pemerasan terhadap eks Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Pemeriksaan Firli dilakukan di Bareskrim Polri.
“Kehadiran saya hari ini (24/10) memenuhi panggilan dan memberikan keterangan kepada penyidik adalah bentuk Esprit de Corps dalam perang badar pemberantasan korupsi bersama Polri,” ucap Firli Bahuri usai diperiksa Direktorat Tindak Pidana Korupsi (Dittipdkor) Bareskrim Polri. Jakarta, Selasa (24/10/2023) malam.
Firli mengaku tidak ada perlakuan khusus, pemeriksaan oleh para penyidik dilakukan dengan profesional.
“Saya hadir lebih awal di Mabes Polri dan pemeriksaan oleh para penyidik Polda tersebut dilakukan dengan sangat profesional, tidak ada perlakukan khusus maupun pengistimewaan,” jelasnya.
Firli menyebut para penyidik yang dimiliki Polri sangat hebat untuk itu dirinya sangat menghargai hal tersebut.
“Untuk itu saya sangat menaruh respect atas kerja penyidik. Mereka para penyidik hebat yang dimiliki Polri,” ucapnya.
“Selama pemeriksaan saya juga diberi kesempatan beribadah dan menjadi imam solat,” imbuh Firli.
Firli menuturkan, sejarah akan mencatat untuk pertama kali purnawirawan Polri dan sebagai pimpinan KPK, pulang kerumah besar untuk kerjasama demi Indonesia bebas korupsi.
“Tanpa drama, kecuali sempat ada penyesuaian proses dan prosedur, dan hari ini saya hadir penuhi,” ujarnya.
Pada kesempatan ini Firli juga kembali menyampaikan bahwa untuk membersihkan negeri ini dari praktik korupsi diperlukan sinergi dan orkestrasi pemberantasan korupsi.
Lanjutnya, semua pihak dalam kamar kekuasaan baik legislatif, eksekutif dan yudikatif , APH, Penyelenggara Negara, Aparat Keamanan dan Parpol serta semua Kementerian/Lembaga wajib melibatkan diri untuk membersihkan dan tidak melakukan korupsi.
Namun faktanya, sampai dengan saat ini, amat disayangkan masih banyak lembaga yang permisif dengan korupsi, mereka seakan-akan membenarkan korupsi bahkan damai berdampingan.
“Ada pula yang melakukan perlawanan ketika pimpinan lembaganya ataupun seorang oknum penyelenggara negara tersangkut korupsi. Ini yang kita kenal dengan When the corruptors strike Back,” tuturnya.
Para pelaku melakukan serangan balik dengan segala cara, perlawanan verbal dan non verbal, bahkan dengan cara kasar bertujuan mengintimidasi, berlindung dalam simbol-simbol dan atribut kekuasaannya.
“Lebih aneh lagi When the corruptors strike Back dilakukan terhadap KPK. Mereka sangat leluasa dan bebas. Disitulah tantangan pemberantasan korupsi sehingga butuh sinergi dan orkestrasi,” lanjutnya.
Firli menyebut, ada ratusan laporan kasus korupsi diberbagai level penyelenggaraan negara, masih menumpuk saat ini. Untuk itu KPK masih harus bekerja keras dengan seluruh keterbatasan dan segala serangan yang terjadi selama ini.
“Kita perlu belajar dari pengalaman pemerintahan RRC yang berhasil membersihkan korupsi dalam waktu 10 tahun,” ungkapnya.
Dijelaskannya, RRC berhasil menjaga pertumbuhan ekonomi tertinggi di dunia, mereka juga berhasil mengatasi kemiskinan dan mereka berhasil membawa rakyat mereka sejahtera.
Pemerintah RRC juga sukses mengatasi Pengangguran. Karena komitmen kuat dari Presiden RRC, dan didukung penuh oleh segenap pejabat negara RRC serta Rakyat RRC untuk membersihkan korupsi. Bahkan pemerintah RRC menyatakan bahwa korupsi adalah musuh Bersama pemerintah dan Rakyat China.
“Jika ada yang baik, mari sebaiknya kita contoh. Semoga Indonesia suatu saat bebas dari korupsi sehingga korupsi akan menjadi sesuatu masa lalu,” ucap Firli.
“Indonesia kedepan harus hidup dalam peradaban dunia yang bersih dari Korupsi,” Firli memungkas.***
Red/K.000
Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com
Discussion about this post