GARUT, Kabariku- Program Ramadhan Beribadah Polres Garut Polda Jabar hadir dalam acara Peringatan Nuzulul Qur’an 17 Ramadhan 1443 H di Masjid Al Husein Kaum Limbangan, Jalan Nasional III, Balubur Limbangan, Senin (18/4/2022) malam.
Kapolres Garut AKBP Wirdhanto Hadicaksono SIK M Si, hadir didampingi Kapolsek Limbangan Kompol Uus Susilo, SE., Kasat Binmas AKP R. Hasan Sadikin, Pamin Sat.Ik Ipda Wawan Hernawan, S.IP., Ketua DKM Al Husein Kaum Limbangan KH. Zaki Irfan.
Kapolres Garut AKBP Wirdhanto, dalam sambutannya mengatakan, Memaknai Nuzulul Qur’an bahwa diturunkannya Al Qu’ran bukan untuk mempersulit kehidupan umat manusia selama di dunia, tetapi untuk memberikan jalan yang mudah menuju kehidupan di akhirat kelak, terutama bagi orang-orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.
“Al Qur’an mempunyai beberapa fungsi diantaranya, sebagai petunjuk ke jalan yang benar dan diridhoi Allah SWT, sehingga dapat mengantarkan kepada harkat dan martabat yang mulia di sisi Allah SWT,” tutur AKBP Wirdhanto.
Lanjut disampaikannya, perbedaan dalam penganut agama Islam itu sudah terjadi sejak dahulu, perbedaan dalam Islam itu adalah Rahmat jangan mau dipecah belah.
“Kita tetap NKRI. Kita harus bersyukur hidup di Indonesia dibandingkan dengan keadaan di Timur Tengah dilanda perang,” ungkap Kapolres Garut.
Sikap intoleransi pada sebagian warga masyarakat masih menjadi fokus perhatian jajaran kepolisian dalam bidang keamanan dan ketertiban. Tak terkecuali kondisi itu terjadi di wilayah kerja Polres Garut, Jawa Barat.
Di hari yang sama Kapolres Widhanto bersama jajaran melakukan Safari Ramadan, di Pesantren Al Qur’an Qiroatussab’ah Kudang, Kecamatan Balubur Limbangan, Garut, Senin,18 April 2022.
AKBP Wirdhanto pada kesempatan tersebut menjelaskan, hal yang mengkhatirkan apabila intolerasni tidak dicegah, akan menjadi gangguan terhadap keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (KNRI).
Di wilayah Garut sendiri, kata Wirdhanto, beberapa waktu lalu sudah diamankan orang-orang dari kelompok yang menyebut diri Negara Islam Indonesia (NII).
“Mereka sudah diproses secara hukum di pengadilan,” kata Kapolres Garut.
Dihadapan jamaah tarawih yang sebagian besar para santri, Kapolres Garut meminta agar semua menjalankan ajaran Islam yang moderat. Pegang dan jalankan Islam yang rahmatan lil alamin.
“Saya mendapat penjelasan dari kyai di sini bahwa dalam membaca Alqur’an ternyata bisa dengan bermacam-macam (qiroat sab’ah, yakni membaca dengan tujuh cara). Itu cerminan Alqur’an kental dengan toleransi,” kata AKBP Wirdhanto.
Demikian halnya kehidupan di pesantren, menurut Kapolres kelahiran Semarang, Jawa Tengah itu, merupakan lab kecil Indonesia.
“Kehidupan pesantren melambangkan bhineka tunggal ika yang dirangkai dalam kesatuan. Pancasila yang menyatukan umat,” katanya.
Kapolres Garut, berharap agar para santri menguasai ilmu yang lengkap yakni ilu agama dan pengetahuan. Ilmu pengetahuan tanpa agama adalah buta. Sebaliknya agama tanpa ilmu pengetahuan ibarat orang cacat.
Mereka yang mondok di pesantren datang dari berbagai daerah. Di ataranya ada dari NTB, Kalimantan, Sumatera, Banten, dan tentu saja Sunda. Ternyata rukun-rukun saja.
Menurut Kapolres, masyarakat tahu ada pandemi Covid 19, karena hasil penguasaan ilmu pengetahuan. Sementara bom nuklir yang dimiliki Rusia dan Ukraina adalah hasil pengetahuan.
“Seandainya penguasa di dua negara itu dibutakan tanpa memiliki sisi kemanusiaan sebagaimana ajaran agama, berapa juta manusia akan jadi korban,” tutur AKBP Wirdhanto.
Terakhir Kapolres mengingatkan juga kepada para santri yang sebentar lagi akan mudik, pulanglah dengan menjaga nama baik dan marwah pesantren.***
Red/K.101
Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com
Discussion about this post