SUBANG, Kabariku- Bidang Budaya Disdiknas Kabupaten Subang melalui wadah Komunitas Saba Budaya menggelar acara diskusi publik yang cukup sukses dan berkembang menarik unsur-unsur baik dari instansi maupun dari tokoh masyarakat, tokoh budaya, komunitas atau perkumpulan-perkimpulan pelestari sejarah dan budaya untuk mengikuti sesi demi sesi diskusi yang digelar.
Hingga akhir Maret yang lalu sesi diskusi telah memasuki tahap ketiga yang digelar di Gedung Budaya Ranggawulung Subang.
Disesi ketiga ini hadir dari Dinas Sosial Subang sebagai narasumber yang diwakili oleh Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial dan Kepala Seksi Pelestarian Nilai Kepahlawanan (PNKK), Kepala Bidang Budaya Disdikbud Subang serta Pamong Budaya, Team TACB (Tim Ahli Cagar Budaya) Subang serta dihadiri oleh undangan dari komunitas pelestari sejarah budaya, unsur pemuda, mahasiswa, penulis serta awak media.
Bah Eming atau Ba Eming yang tiba-tiba menjadi tokoh sentral serta topik bahasan diskusi yang panjang dalam tiga sesi ini adalah tokoh perlawanan Subang yang tidak semata-mata muncul begitu saja. Seperti yang diterangkan oleh Pamong Budaya, Yan Suryanata SH.
“Bah eming itu bukan tokoh yang dimunculkan tapi beliau ditemukan dalam sebuah dokumen arsip Belanda,” kata Yan. Kamis (7/4/2022).
Hal ini ditegaskan pula oleh team TACB Subang, Anggi Junaidi, M.Hum., ketika bicara sebagai narasumber diskusi.
“Ba Ming itu saya temukan dalam arsip surat menyurat Hindia Belanda. Ditemukan secara tidak sengaja ketika saya membuat tesis tentang P&T Land. Dari situlah kemudian saya penasaran untuk mencari informasi lain yang berkaitan dengan Ba Ming,” terang Anggi.
Menurutnya hal ini menarik sekali, ada seorang yang pada masa itu melakukan perlawanan karena menentang kebijakan bea cukai yang tinggi.
“Disebutkan pula disana beliau mengumpulkan massa sebanyak 500 orang untuk sama-sama berdemo hingga aksinya dinilai sebagai ancaman atau tindakan makar pada pemerintahan Hindia Belanda waktu itu,” jelas Anggi.
Masih dikatakan Anggi, Bahwa masa pencarian informasi tentang Ba Eming ini yang mengorek keterangan pada pihak keluarga pada mulanya merasa kesulitan karena pihak keluarga menutup cerita tentang kakek buyutnya sebab dianggap sebagai aib keluarga.
Sementara itu, kata Tisna, salah satu cucu Ba Ming, mengatakan, Berpuluh bahkan hampir seratus tahun sejarah atau cerita kakek buyutnya ditutup dan orang-orang tuanya pun menganggap tabu untuk diceritakan.
“Karena ini menurut mereka adalah sebuah aib. Kakek buyut kami pernah “unggah balewatangan” ditangkap dan dipenjarakan. Waktu itu adalah suatu hal yang memalukan. Ya kami sebagai anak keturunannya pun sangat menghargai tabu ini dan menutup cerita tentang Ba Ming ini,” terang Tisna.
Diketahui, Ba Ming, yang ditemukan dari catatan surat menyurat pemerintah Hindia Belanda dengan pribumi saat itu yang terbuka arsipnya di Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) oleh anggota Team TACB Subang, Anggi Junaidi M. Hum memang masih berupa puzle sejarah yang sebagiannya baru ditemukan dan sebagiannya masih hilang atau tersamarkan.
Bagaimana Ba Ming ditangkap sebagai pemberontak, apa yang dituduhkan padanya bahkan tidak ada foto-foto pendukung terutama tentang sosok Ba Ming menjadi satu tanda tanya dan PR besar jika tokoh Ba Ming ini akan dijadikan sebagai tokoh pahlawan apalagi skala pahlawan nasional.
Hal itu sempat dibahas dan dipertanyakan oleh Dinas Sosial Subang sebagai instansi yang bisa mendorong mendaftarkan tokoh pergerakan atau tokoh penting lainnya yang berjasa di masa lalu untuk menjadi Pahlwan.
Tapi dari situlah bermula suatu pemahaman dan kemudian kesepakatan bahwa akan terus dicarikan upaya untuk mendapatkan data dan fakta yang lebih kongkrit tentang Ba Ming untuk bisa ditokohkan sebagai pahlawan Nasional.
Bah Ming yang hilang di halaman arsip Subang dan muncul di halaman arsip Belanda pada akhirnya menggelitik kepenasaran dan menimbulkan satu semangat serta upaya bersama-sama antar unsur yang berkompeten untuk lebih menelisik tentang perjuangan dan pergerakannya.
Yang sederhana dari diangkatnya tokoh Ba Ming ini adalah dirinya bisa dijadikan obor penyemangat dan rule karakteristik rakyat Subang.***
Red/K.101
Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com
Discussion about this post