Kabariku- Proyek ruas jalan tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap, GeTaCi memasuki penetapan pemenang pelelangan pengusahaan, oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT).
Serah terima surat penetapan pemenang lelang oleh Menteri PUPR yang diserahkan dari BPJT. Dalam hal ini dilaksanakan Kepala BPJT Ir. Danang Parikesit, M.Sc., IPU., ASEAN.Eng., bersama Anggota BPJT Unsur Profesi Ir. Koentjahjo Pamboedi, M.Sc., kepada konsorsium, pada Rabu, 5 Januari 2022.
Kepala BPJT Kementerian PUPR Danang Parikesit mengatakan, pembangunan jalan tol Getaci merupakan proyek prioritas di era kepemimpinan Presiden Jokowi. Sehingga dengan telah ditetapkan pemenang pelelangan pengusahaan jalan tol ini, nantinya pelaksanaan konstruksi dapat memiliki hasil yang berkualitas.
“Sesuai pesan bapak Presiden Jokowi serta Menteri Basuki, pada tahun 2022 ini adalah tahun kualitas. Kita semua mengharapkan pekerjaan proyek tol ini, memiliki hasil dengan kualitas yang semakin lebih baik dengan standar internasional,” katanya seperti dikutip dari laman bpjt, Kamis (7/1/2022).
Jalan tol Getaci direncanakan memilki 10 Simpang Susun (SS) yakni; SS Majalaya, SS Nagreg, SS Garut Utara, SS Garut Selatan, SS Singaparna, SS Tasikmalaya, SS Ciamis, SS Banjar, SS Patimuan, dan SS Cilacap, yang akan menghubungkan wilayah Jawa Barat dengan Jawa Tengah, yang memiliki total panjang 206,65 Km dan nilai investasi sebesar Rp.56 triliun.
Anggota BPJT Unsur Profesi, Koentjahjo Pamboedi, menjelaskan ruas tol Getaci pada tahap konstruksi dan operasi dibagi menjadi dua bagian;
Tahap 1; Gedebage-Tasikmalaya, dan konstruksinya dilakukan pada 2022 sampai selesai 2024,
Tahap 2; dari ruas Tol Tasikmalaya-Cilacap pada 2027, diperkirakan selesai tahun 2029 dan nantinya terdapat jeda pengoperasian sekitar tiga tahun.
“Dengan adanya jeda schedule konstruksi tersebut, sehingga financial close untuk investasi ruas tol ini dapat dilakukan dua kali. Yakni kebutuhan ruas Gedebage-Tasikmalaya terlebih dahulu, kemudian Tasikmalaya-Cilacap,” jelas Koentjahjo.
Jalan tol ini akan memiliki panjang hingga 206,65 kilometer dan akan dibangun oleh tender pemenang konsorsium yang berisi perusahaan pelat merah dan perusahaan swasta.
Konsorsium selaku pemenang pelelangan, terdiri dari; PT Jasa Marga (Persero) Tbk, PT Daya Mulia Turangga-PT Sarana-PT Gama Group, PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk, PT Waskita Karya (Persero) Tbk, dan PT Wijaya Karya (Persero Tbk (Konsorsium).
Corporate Communication and Community Development Group Head Jasa Marga Dwimawan Heru, ST MM MIKom., menjelaskan masing-masing perusahaan akan memiliki porsi tertentu dalam konsorsium tersebut.
“Porsi konsorsium yang dimaksud terdiri atas; Jasa Marga sebesar 32,5 persen, Kemitraan PT Daya Mulia Turangga-PT Gama Group-PT Jasa Sarana sebesar 27,5 persen, Waskita Karya sebesar 20 persen, PT PP sebesar 10 persen, dan Wijaya Karya sebesar 10 persen,” kata Dwimawan.
Nantinya, jelas Dwimawan, konsorsium tersebut akan melaksanakan pembentukan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) untuk menandatangani dan menjalankan kewajiban dalam Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT).
PPJT yang akan ditandatangani tersebut akan menambah daftar konsesi jalan tol Jasa Marga sepanjang 1.809 km.
“Jasa Marga berkomitmen untuk melakukan penambahan konsesi jalan tol, untuk menciptakan nilai bagi pemegang saham, sekaligus mempertahankan posisi sebagai market leader dalam industri jalan tol di Indonesia,” tutup Dwimawan.***
Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com
Discussion about this post