Jakarta, Kabariku – Gereja Katolik Roma resmi memiliki pemimpin baru. Kardinal Robert Francis Prevost dari Amerika Serikat terpilih sebagai Paus Leo XIV, menggantikan Paus Fransiskus yang wafat pada 21 April 2025. Terpilihnya Prevost sebagai Paus ke-267 diumumkan setelah proses konklaf yang berlangsung selama tiga putaran sejak Rabu, 7 Mei.
Paus Leo XIV mencatat sejarah sebagai Paus pertama yang berasal dari Amerika Serikat. Sebelum diangkat menjadi pemimpin tertinggi Gereja Katolik, Prevost dikenal sebagai tokoh gereja yang aktif di Amerika Latin, khususnya Peru. Ia pernah menjabat sebagai Uskup Chiclayo dari 2014 hingga 2023 dan sebelumnya menghabiskan lebih dari satu dekade sebagai misionaris di Trujillo, Peru. Pada tahun-tahun terakhir kepemimpinannya, ia juga dipercaya memimpin kantor Vatikan yang bertanggung jawab atas pengangkatan uskup di seluruh dunia.
Rekam jejaknya yang panjang di Amerika Selatan mengantarkannya pada sejumlah posisi penting. Prevost pernah menjadi Uskup Agung Chicago, salah satu keuskupan terbesar di Amerika Utara, dan menjabat sebagai Presiden Komisi Kepausan untuk Amerika Latin—wilayah yang menjadi rumah bagi sekitar 40 persen umat Katolik dunia. Ia juga dikenal sebagai seorang reformis, terutama karena langkah progresifnya memasukkan perempuan dalam proses seleksi uskup yang sebelumnya didominasi pria.
Robert Francis Prevost lahir pada 14 September 1955 di Chicago, Illinois. Ia berasal dari keluarga berdarah campuran Prancis, Italia, dan Spanyol. Putra pasangan Louis Marius Prevost dan Mildred Martínez ini tumbuh dalam lingkungan Katolik yang kuat. Pendidikan awalnya ia tempuh di seminari milik Ordo Agustinus, lalu melanjutkan studi ke Universitas Villanova, Pennsylvania, dan lulus dengan gelar Sarjana Matematika pada 1977. Pada tahun yang sama, ia masuk novisiat Ordo Santo Agustinus dan mengikrarkan kaul kekal pada 1981.
Keinginannya memperdalam ilmu kanonik membawanya ke Roma untuk menempuh studi lanjutan di Universitas Kepausan Santo Thomas Aquinas (Angelicum). Di sana, ia mengembangkan pemahaman mendalam tentang Hukum Kanon, yang kemudian memperkuat perannya dalam pembaruan struktural di tubuh Gereja.
Nama “Leo XIV” ia pilih sebagai penghormatan terhadap Paus Leo XIII (1878–1903), seorang tokoh besar dalam sejarah gereja yang dikenal dengan ajaran sosial progresifnya. Dengan nama tersebut, Paus baru ini ingin menegaskan komitmennya terhadap reformasi pastoral dan ajaran sosial Gereja yang relevan dengan tantangan zaman.***
Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com
Discussion about this post