Jakarta, Kabariku- Seorang dosen juga ahli linguistik forensik Dr (Cand). J. Anhar Rabi Hamsah Tis’ah, M.Pd., C.Ext., mengikuti pelatihan professional kepenulisan yang diselenggarakan oleh Lembaga AR Learning Center.
AR Learning Center adalah pusat pembelajaran, pendidikan dan pengkaderan sumber daya manusia yang berkantor di Yogyakarta.

Peserta dalam pelatihan tersebut berasal dari berbagai macam latar belakang profesi, mulai dari jurnalis, praktisi, dosen, mahasiswa dan sebagainya.
Peserta yang telah mengikuti pelatihan dan menyelesaikan tugas yang diberikan akan diberikan gelar non akademik yaitu ‘Certified Professional Writer” (C.PW).
Kegiatan tersebut diselenggarakan secara daring melalui google meet pada hari Minggu 30 Juli 2023.
Dalam penyampaian materinya, coach Andre menyampaikan dan menjelaskan seluruh materinya dengan sangat jelas dan menyenangkan.
Dia membagi menjadi tiga sesi dalam pelatihan tersebut, pertama materi, kedua tanya jawab dan ketiga sharing dari berbagai ilmu dan pengalaman dari peserta.
Coach Andre juga menjelaskan bahwa untuk menjadi seorang penulis itu tidak susah, kuncinya hanya satu yaitu mulailah menulis.
“Menulis apa saja yang ada didalam pikiran kita dan di sekitar kita,” kata Coach Andre.
Akan tetapi sebelum menulis, jelasnya, diwajibkan untuk membaca sesuatu apa yang ingin kita tulis.
“Maksud dari membaca tersebut adalah kita harus bisa membaca semua hal di sekitar kita yang ingin dituangkan ke dalam bentuk tulisan dan yang pasti kita selalu diwajibkan untuk selalu,” paparnya.
membaca buku atau referensi agar wawasan kita luas karena semua proses menulis diawali dengan membaca.
Apa yang harus dilakukan sebelum dan sesudah menulis?
Ada langkah-langkah yang wajib diketahui sebelum dan sesudah menulis.
Membaca
Sebagai penulis kita diwajibkan terlebih dahulu untuk membaca karena dari sinilah segala proses menulis dimulai.
Menulis
Tulislah apa yang paling dekat dengan diri kita dulu, kita bisa mendeskripsikan sesuatu baik itu benda yang dapat dirasa, dililhat atau disentuh oleh pancaindera kita.
Mulailah dari yang paling kita tahu. Tulislah apa yang kita ketahui, tulislah sesuai dengan fakta yang kita ketahui agar tulisan kita bisa dipertanggungjawabkan.
Baca Ulang
Edit dan revisi, setelah selesai menulis wajib bagi kita melihat dan membaca ulang tulisan tersebut.
Penulis profesional sekalipun wajib mengulang kembali apa yang telah mereka tuangkan dalam bentuk tulisan. Karena dapat dipastikan akan ada kesalahan yang terjadi baik dari segi gaya bahasa, kosa kata dan kesalahan dalam pengetikan kata (typo).
Proses merapikan dan memperbaiki kosa kata dan gaya bahasa dalam tulisan adalah hal yang sangat penting agar kulitas tulisan kita dapat dinikmati oleh pembaca dengan baik.
Karena pada dasarnya nyaris tidak ada karya yang selesai sekali tulis, oleh sebab itu proses mambca ulang, edit dan revisi dalam suatu karya ilmiah itu sangat penting sekali.
Jangan cepat puas dengan hasilnya
Proses belajar tidak selesai di satu titik ini saja, sebagai penulis harus dituntut untuk selalu menulis dan terus menulis guna melatih kepiawaian sebagai seorang penulis yang profesional.
Ujilah Karya Tersebut
Diskusikan dengan teman atau sesama penulis, jangan malu atau minder untuk meminta koreksi kepada teman, senior atau ahli dalam bidang kepenulisan agar kita tahu kesalahan atau kekurangan yang ada pada penulisan kita.
Selain itu, ikutlah dalam lomba menulis agar kita bisa mengetahui sampai mana kualitas tulisan kita.
Lalu coba kirimkan ke media agar tulisan kita dapat dibaca oleh publik.
Cari Teman
Menulis adalah kerja personal, tapi tetap perlu ruang untuk berbagi. Maksudnya bukan untuk saling berkompetisi melainkan untuk saling berbagi wawasan dan pengetahuan dalam ilmu penulisan.
Peserta atas nama J. Anhar Rabi Hamsah Tis’ah juga berbagi pengalamannya dalam pelatihan tersebut, ia manyampaikan, bahwa sebagai penulis wajib mengoreksi ulang sampai beberapa kali agar terhindar dari kesalahan dalam penulisan.
“Kita juga harus menanyakan dan meminta untuk mengoreksi tulisan kita kepada rekan, senior ataupun ahli dalam bidang penulisan agar kualitas penulisan dapat terjaga dan pastinya dapat dinikmati oleh pembaca,” urainya.
Menggali ide, menurutnya, ide tidak jatuh dari langit, melainkan ada dibumi bersama usaha untuk mendapatkannya.
“Dimana saya harus mencari ide? Ide ada dimana-mana. Percayalah! Ide menunggu pikiran dan mental anda siap untuk menerimanya. Gunakan kelima panca indera anda,” jelasnya.
Rasakan dan resapi, latih kepekaan anda pada lingkungan sekitar, pada jalan yang anda lewati, ruangan yang anda tempati, orang yang anda temui, hingar-bingar yang anda dengar, makanan yang anda makan, hingga udara yang anda hirup, inilah yang dinamakan dengan olah rasa.
Orang memang sebaiknya membawa pena dan buku catatan di sakunya untuk menuliskan ide-ide yang muncul setiap saat dan sewaktu-waktu.
“Deskripsi, diksi dan dialog, Dalam deskripsi kita harus menguraikan peristiwa atau gagasan dengan kalimat efektif dan efisien serta tidak bertele-tele,” kata dia.
Lanjut J. Anhar Rabi Hamsah Tis’ah, perihal diksi (perbendaharaan kata) pilihlah kata yang tidak klise dan membosankan.
“Tentang dialog anda harus benar-benar perhatikan tata ejaan menulis dialog. Kemudian gunakanlah dialog dengan efektif dan penempatan saat yang sesuai,” terangnya.
Menurutnya, hal tersulit sebagai pemula hal yang dirasakan adalah memulai untuk menulis.
Jadi, jika kita merasakan hal sulit dalam memulai suatu karya / tulisan yang harus kita lakukan saat merasa seperti ini adalah:
Pertama, ubahlah maindset ke hal yang postif jangan berpikir bahwa menulis itu susah dan ribet, yakin bahwa menulis itu mudah, rasa yakin merupakan aset yang berharga bagi seseorang dalam rangka meraih kesuksesan.
“InsyaAllah semuanya akan mengalir dengan mudah bagitu pula sebaliknya,” ucapnya.
Kedua adalah Istiqomah, yang harus dilakukan saat merasa malas adalah: Ingat kembali sejauh mana kita sudah melangkah dan memulai semuanya, ingat orang tua yang sudah mendidik dan medo’akan untuk keberhasilan kita.
“Semua pengorbanan mereka tidak bisa digantikan dengan apapun, maka lakukanlah yang terbaik, niatkanlah semua untuk membahagiakan mereka pasti akan dipermudah oleh Allah SWT,” lanjutnya.
Dia pun berpesan, Jadikanlah semua ini sebagai motivasi. Sebagai seorang yang berpengetahuan, semua tidak lepas dari disiplin yang kuat untuk berlatih.
“Biasakanlah hidup berdisiplin dalam hal apapun, khususnya disiplin dalam belajar, belajar apa saja yang positif contohnya belajar menulis dan sebagainya,” tuturnya.
Mengapa adanya disiplin? Karena adanya “kemauan”, kemauan yang sangat kuat muncul dari dalam diri seseorang akan menjadikan orang tersebut benar-benar akan meraih cita-cita yang diinginkan.
Maka, kemauan dan disiplin harus ada dalam setiap individu agar tercapai goal yang diinginkan.
Ketiga, motivasi. Motivasi adalah alat pacu yang baik dalam menghasilkan sebuah tulisan.
Kata J Anhar, motivasi yang kuat dapat menangkal hambatan menulis yang paling utama, yaitu kemalasan.
Dijelaskannya, malas adalah “penyakit” yang ada dalam tiap diri manusia, rasa malas tersebut akan ada ketika seseorang merasakan kejenuhan, kenyamanan yang berlebihan dan sebagainya.
“Ini akan menjadi momok tersendiri bagi seseorang yang sedang berjuang untuk meraih impiannya, untuk mengatasinya kita harus bangkit dan lawan rasa tersebut agar tidak lama bersarang dalam diri kita,” terangnya.
Ingat kembali motivasi yang bisa menjadikan kita kuat seperti yang telah ditulis pada poin kedua diatas.
“Sebab, semakin dekat cita-citamu yang kau raih maka semakin banyak cobaan dan derita yang engkau rasakan salah satu cobaan dan derita itu adalah malas,” J Anhar menutup materinya.***
Red/K.101
Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com
Discussion about this post