Jakarta, Kabariku- Gelombang penolakan sekelompok masyarakat terhadap kinerja PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), diduga ada keterlibatan pihak-pihak tertentu yang memiliki kepentingan bisnis.
Demikian hasil investigasi dari Dewan Pengurus Daerah (DPD) Tingkat I Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Provinsi Riau.
KNPI Riau menyebutkan, ada keterlibatan kelompok yang ingin mengambil keuntungan atas tragedi kecelakaan kerja di PT PHR.
Hasil investigasi tim KNPI Riau menyebutkan juga, mereka yang terlibat dalam penolakan masyarakat tersebut adalah perusahaan yang menginginkan kerjasama dengan PHR namun belum juga terpenuhi.
KNPI mengungkapkan, orang-orang yang melakukan penolakan terhadap PHR sebagian merupakan orang bayaran.
Ketua KNPI Provinsi Riau Larshen Yunus menyebutkan, kondisi seperti itu harus segera disikapi dengan cerdas sehingga tak terjadi penggiringan opini yang terus menerus sehingga PT PHR jadi objek fitnah sekelompok orang.
“Aksi demonstrasi saat ini tidak sama dengan gerakan-gerakan terdahulu,” katanya, Sabtu (18/3/2023).
Namun alumni Sekolah Vokasi Mediator Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta itu menegaskan, masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Riau sudah lebih cerdas, sehingga bisa menyikapi gelombang penolakan kepada PHR tersebut.
Terkait dengan kecelakaan, Larshen menyebutkan, peristiwanya justru dominan terjadi di mitra perusahaan PHR.
“Pasca peralihan Wilayah Kerja (WK) antara PT CPI kepada PT PHR, sudah banyak kelompok yang mengintip guna menjalin kemitraan, termasuk sederet nama perusahaan yang ingin bermitra. Namanya kompetisi, ada yang menang, pasti ada yang kalah. Sampai di sini sudah faham?” tanya Larshen Yunus.
DPD KNPI Provinsi Riau, lanjutnya, tentu menyampaikan ikut berbela sungkawa. Ia juga mendukung tim independen untuk mengusut tuntas peristiwa itu sehingga terungkat akar persoalannya.
Ia juga mengajak agar masyarakat Riau menjaga iklim investasi di kampung halamannya untuk meningkatkan kesejahteraan.
“Ayo masyarakat Riau! Mari sama-sama kita jaga iklim investasi di kampung kita ini. Jangan latah dan mudah dipengaruhi,” katanya.
Menurut Larshen, jajaran direksi PT PHR sedang berjuang menaikkan lifting, meningkatkan produktivitas, sementara di satu sisi masih banyak kelompok latah yang sebenarnya dia faham akar persoalan.
“Ayo berbenah! Cerdaslah dalam menyikapi segala sesuatunya!” ajak Larshen Yunus.
Larshen Yunus berjanji akan membawa temuan dari tim investigasinya ke dalam rapat pleno agar segera ditindaklanjuti.
Tindak lanjut tersebut di antaranya melayangkan surat ke Presiden RI, komisi terkait di DPR-RI, kementerian terkait dan Pertamina Pusat agar temuan tim investigasi jadi bahan pertimbangan dalam memperbaiki sistim dan regulasi di PT PHR.
Red/K.104
Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com
Discussion about this post