DIY, Kabariku- Gereja Kristus Raja Baciro Daerah Istimewa Yogyakarta menggelar Dialog Kebangsaan memperingati HUT Kemerdekaan RI ke-77.
Semangat akan kesadaran ber-Bhineka Tunggal Ika harus dipupuk agar tidak tumbuh kebencian, ekslusifisme, dan fanatisme ditengah masyarakat.
Hal tersebut menjadi pembahasan dalam dialog lintas Iman yang bertajuk ‘Harmony in Diversity’ dilaksanakan hari Jumat (19/8/2022) malam.
Hadir Kepala Badan Intelijen Negara Daerah Istimewa Yogyakarta (Kabinda DIY) Brigjen Dr. Andry Wibowo, S.I.K., M.Si., Ia menyampaikan, konstruksi harmoni adalah modal sosial paling utama setiap bangsa untuk mampu melaksanakan kegiatan pembangunan.
“Tanpa harmoni, yang kita cita-citakan tidak mungkin bisa tercapai. Mari menciptakan sosial masyarkat yang kondusif dan tidak terpecah-terpecah dalam pesta demokrasi 2024 yang akan dihadapi,” kata Kabinda DIY.
Sementara itu, Uskup Agung Semarang Mgr Robertus Rubiyatmoko menyampaikan, cara berbangsa-bertanah air yang baik agar bisa mewarnai kemerdekaan.
Empat pilar kebangsaan, yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika yang menjadi amanat para pendiri bangsa harus terus dijaga dalam membangun bangsa.
Keberagaman yang ada, jangan menjadi hal yang memecah belah, tetapi menjadi hal yang menguatkan.
“Manusia dilahirkan dalam keberagaman. Keberagaman merupakan kekayaan dan anugerah yang harus disyukuri karena memberi warna bagi Indonesia,” kata Uskup Agung Rubiyatmoko.
Dalam dialog yang diikuti sekitar 300 peserta dan disiarkan secara Daring tersebut, Rubiyatmoko mengajak masyarakat untuk menciptakan keharmonisan dalam keberagaman.
Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Prof Al Makin menyampaikan, dialog kebangsaan merupakan hal penting yang harus sering dilakukan untuk mencegah berkembangnya politik identitas.
“Sejatinya fondasi bangsa Indonesia adalah kebhinekaan atau keberagaman. Kita harus bersyukur dan kita harus membiasakan lagi dialog-dialog seperti ini,” ujarnya.
Ia pun mengingatkan, tidak lama lagi, pada 2024, Indonesia akan menggelar Pemilu serentak.
“Untuk mencegah politik identitas, semua lapisan harus mendukung terus dialog persatuan dan keberagaman,” Prof. Al Makin menutup.***
Red/K.101
Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com
Discussion about this post