Kabariku- Indonesia selaku tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Group of Twenty (G20) akan tetap mengundang Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Duta Besar RI untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Dian Triansyah Djani mengatakan Indonesia mengundang seluruh negara anggota G20, termasuk Rusia.
Itu disampaikannya diseruan keberatan negara-negara Barat atas rencana kehadiran Presiden Rusia Vladimir Putin di KTT G20 di Bali mulai Oktober, dan acara puncak G20 sendiri rencanakan berlangsung pada 16 November 2022 mendatang.
“Sebagai presidensi, tentunya, dan sesuai dengan presidensi-presidensi sebelumnya adalah untuk mengundang semua anggota G20,” kata Dian saat jumpa pers secara daring, dikutip Jum’at (25/3/2022).
Penegasan ini disebutkannya telah disepakati Satgas G20 RI yakni Bank Indonesia, Kementerian Keuangan, Kementerian Perekonomian, maupun Kemlu RI.
Dubes Dian menjelaskan, Indonesia akan tetap mengikuti prinsip-prinsip presidensi yang berlaku. Dengan demikian, seluruh anggota G20, tak terkecuali Rusia, diundang untuk menghadiri forum internasional tersebut.
“Memang kewajiban untuk semua presidensi G20 untuk mengundang semua anggotanya,” ujarnya.
Selain itu ia juga menyampaikan, Indonesia saat ini sudah mengirimkan undangan kepada seluruh negara anggota. Undangan itu, Dian melanjutkan, telah dikirimkan sejak 22 Februari lalu.
“Kita sudah mengirim tanggal 22 Februari lalu, save the date untuk KTT itu sendiri. 22 Februari sudah dikirimkan dan tentunya dalam undangan working group segalanya itu,” ungkapnya.
G20 adalah forum internasional yang fokus pada koordinasi kebijakan dibidang ekonomi dan pembangunan. G20 merepresentasikan kekuatan ekonomi dan politik dunia, dengan komposisi anggotanya mencakup 80% PDB dunia, 75% ekspor global, dan 60% populasi global.
Anggota-anggota G20 terdiri atas 19 negara dan 1 kawasan, yaitu: Argentina, Australia, Brasil, Kanada, Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Prancis, Jerman, India, Indonesia, Italia, Jepang, Republik Korea, Meksiko, Rusia, Arab Saudi, Afrika Selatan, Turki, Inggris, Amerika Serikat, dan Uni Eropa.
Sebelumnya, rencana kehadiran Putin di KTT G20 2022 itu, telah diumumkan oleh Duta Besar Rusia di Jakarta Lyudmila Georgievna Vorobieva,dalam jumpa pers yang diselenggarakan di Jakarta hari Rabu (23/3/2022) kemarin.
Terlepas dari desakan sejumlah negara untuk mengeluarkan Rusia dari kelompok G20 sebagai tanggapan atas invasi Rusia ke Ukraina, Vorobieva mengatakan Putin akan datang pada gelaran G20 2020 nanti.
“Tergantung pada situasi, sejauh ini dia (Putin) mau datang ke KTT G20,” kata Vorobieva.
Sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari lalu, Negara Putin itu telah mendapatkan sanksi dari berbagai negara di dunia, terutama Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Barat. Sanksi yang diberikan tersebut adalah upaya untuk mengisolasi Moskow dari ekonomi global.
Bahkan disebut-sebut, AS dan negara-negara Barat yang masuk kelompok G7 juga sedang mempertimbangkan untuk mengeluarkan Rusia dari keanggotaan G20.
Sebagai informasi, format G7 diperluas menjadi G8 termasuk Rusia selama periode hubungan yang lebih hangat pada awal 2000 lalu.
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden menilai Ukraina patut diundang untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Bali jika Indonesia tetap mengundang Rusia.
Dia menegaskan bahwa AS mendukung agar Presiden Rusia Vladimir Putin tidak diundang lantaran telah melancarkan invasi ke Ukraina. Namun, jika Indonesia selaku tuan rumah dan negara lainnya tetap ingin mengundang Rusia, maka AS merasa perlu pula Ukraina untuk diundang meski tidak termasuk dalam daftar negara G20.
“Jika Indonesia dan negara lainnya tidak setuju, maka menurut pandangan saya kiranya perlu juga mengajak Ukraina untuk menghadiri pertemuan,” kata Biden mengutip AFP, Jumat (25/3/2022).
Merespons hal itu, Duta Besar Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin pun meminta negara-negara demokrasi menolak kedatangan Putin, jika benar akan menghadiri KTT G20.
“Kehadiran (Putin) di acara internasional mana pun berarti penghinaan terhadap demokrasi, martabat manusia, dan supremasi hukum. Kami menyerukan seluruh negara demokratis untuk membantu menyelamatkan dunia dari diktator Putin yang kejam. Boikot Rusia dan Putin dalam semua kemungkinan platform internasional,” kata Hamianin melalui pernyataan di laman CNNIndonesia.com pada Rabu (23/3/2022).***
Red/K.101
Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com
Discussion about this post