• Redaksi
  • Kode Etik
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
Kamis, Oktober 2, 2025
Kabariku
Advertisement
  • Home
  • News
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Catatan Komisaris
  • Kabar Istana
  • Kabar Kabinet
  • Dwi Warna
  • Hukum
  • Politik
  • Seni Budaya
  • Opini
  • Lainnya
    • Artikel
    • Kabar Peristiwa
    • Pendidikan
    • Teknologi
    • Ekonomi
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Hiburan
    • Pariwisata
    • Bisnis
    • Tokoh
    • Pembangunan
Tidak ada hasil
View All Result
Kabariku
  • Home
  • News
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Catatan Komisaris
  • Kabar Istana
  • Kabar Kabinet
  • Dwi Warna
  • Hukum
  • Politik
  • Seni Budaya
  • Opini
  • Lainnya
    • Artikel
    • Kabar Peristiwa
    • Pendidikan
    • Teknologi
    • Ekonomi
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Hiburan
    • Pariwisata
    • Bisnis
    • Tokoh
    • Pembangunan
Tidak ada hasil
View All Result
Kabariku
Tidak ada hasil
View All Result
  • Home
  • News
  • Dwi Warna
  • Kabar Peristiwa
  • Hukum
  • Kabar Istana
  • Politik
  • Tokoh
  • Opini
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Kesehatan
  • Seni Budaya
  • Pariwisata
  • Hiburan
  • Teknologi
Home News

NII: PEMBINAAN IDEOLOGI YANG TAK PERNAH TUNTAS

Redaksi oleh Redaksi
6 Januari 2022
di News, Opini, Politik, Tokoh
A A
0
ShareSendShare ShareShare
Oleh Taufik Rohman
(Anak Petani, Guru, dan hari ini masih menjadi Polisi, AKBP)

Kabariku- CLIFFORD GEERTZ, memperkenalkan 2 konsep:

  1. THE FORCE OF RELIGION: Mendalamnya tingkat internalisasi nilai dan ajaran agama dlm diri SESEORANG/pengikutnya… menunjuk pd hubungan agama dg penganutnya
  2. THE SCOPE OF RELIGION: seberupa luas (batas), dimana agama dianggap perlu dan relevan. Hal ini menunjuk hubungan agama dg seluruh konteks sosial politik yg meliputi semua orang. Hal ini juga terjadi pada diri setiap pengikutnya.

AGAMA bukan semata tentang ritualitas  tetapi juga merupakan ajaran moralitas. Ajaran moralitas artinya bahwa agama merupakan Ajaran Kebajikan tertinggi yang menginspirasi orang untuk berbuat, BUKAN HANYA BAIK tetapi juga BIJAK.

Advertisement. Scroll to continue reading.

SEKALI lagi,  Saya ingin mencuplik pandangan Clifford Geerts, ini bukan karena saya mengagumi pendapatnya, tetapi sekedar meminjam logika yg memudahkan kita memahami tentang potensi politisasi agama.

RelatedPosts

Ketika Kejahatan Berdaulat, Hukum Harus Berani

Presiden Prabowo Segera Teken Perpres Tata Kelola MBG untuk Perkuat Keamanan dan Rantai Pasok

Sidang KKEP Polri: AIPDA MR Disanksi atas Kelalaian Penanganan Massa Aksi di Jakarta

Kita tahu bahwa the scope of religion juga mencakup WILAYAH PRAKSIS SOSIAL-POLITIS. Dari sinilah kemudian POLITISASI AGAMA terjadi. Orang mencari pembenar dalam gerakan politiknya dengan menggunakan tafsir-tafsir yang menguntungkan, namun disisi lain menyembunyikan tafsir yang lebih rahmatan lil alamanin. Selanjutnya;

  • Kemudian terbentuk atau MUNCUL politik identitas,
  • Terjadilah polarirasi kerukunan umat, yang selama ini menjadi “modal capital” dalam kokohnya kehidupan berbangsa dan bernegara
  • Muncul dugaan kuat adanya kelompok yang memelihara perpecahan di kalangan awam dengan maksud agar para konstituen politiknya terbentengi atau mempertahankan konstituen/Pendukung politik kepartaiannya. Masyarakat dibiarkan berada pada kutub ekstrem, yang seharusnya masyarakat kita ajak untuk berfikir dan bersikap moderat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Baca Juga  Sri Mulyani Ungkap Pemikiran dan Prinsip RA Kartini sebagai Landasan Menuju Ekonomi Inklusif
Sekarang Saya Ingin Bicara Tentang Radikalisme di Indonesia dan Baiat NII di Garut:

Radiaklisme adalah Paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial politik dengan cara drastis, biasanya melalui kekerasan, atau sikap ekstrem dan menghalalkan segala cara. Tujuannya adalah membentuk Negara Islam Indonesia /Khilafah, atau kalau dalam skala internasional adalah semacam ISIS, suatu tatatan negara tanpa batas, yang berdaulat kepada satu kekuasaan atau imamah dengan mengimplementasi Syariat Islam.

Bagaimana Paham ini Laku dan Berkembang

Paham ini berkembang dalam lingkaran yang tertutup (sikap kritis dilarang) dan laku karena menjanjikan banyak mimpi dengan kemasan keagamaan. Janji tentang surga, janji tentang ratu adil, dll.

Pada umumnya pengikut paham Radikal juga dikenal sebagai taklid dan fanatik, serta berfikiran tertutup yang terkunci oleh sistem baiat. Ini memperoleh penegasan pembenaran, setidaknya seperti yang disinyalir oleh IBNU RUSHD yang mengatakan bahwa: JIKA KAU INGIN MENGUASAI ORANG BODOH, BUNGKUSLAH SEGALA SESUATU (baik yang samar maupun yg batil sekalipun) DG KEMASAN AGAMA.

Memang tidak semua penganut paham Radikal adalah kaum terbelakang, banyak juga yang masuk kelompok terpelajar, namun sikap kritis dan kemerdekaannya dalam berfikir sudah terkunci dengan baiat, sehingga sikap resistensi mereka sangat menonjol dalam menyikapi pandangan yang berbeda.

Buku Ilusi Negara Islam (Laporan Hasil Survey Wahid Institut dan Ma’arif Institut), setidaknya membenarkan tesis Saya tentang kelompok radikal ini:

  • Menghakimi orang yang tidak sepaham dengan pemikirannya
  • Mengatasnamakan Agama bahkan mengatasnamakan Tuhan, untuk menghukum kelompok yang memiliki keyakinan berbeda (Syafi’i Ma’arif – Ilusi Negara Tuhan)
  • Gerakan MENGUBAH Negara bangsa menjadi negara agama (NII).
  • Mengganti NKRI menjadi KHILAFAH
  • Klaim paling memahami kitab suci, karenanya berhak menjadi wakil Allah untuk menghukum siapapun
  • Agama diubah menjadi ideologi; menjadi alat atau menjadi senjata politik untuk menyerang pandangan politik yang berbeda dari mereka (Gus Dur – Ilusi Negara Islam)
Baca Juga  Refleksi 25 Tahun Reformasi Politik: Mencermati Peranan Militer ke Depan

Paham Radikal di Indonesia disampaing penyemaiannya melalui ilusi negara Allah, juga menyasar masyarakat miskin, pengangguran dan mereka yang kalah dan cemas melihat masa depannya dalam persaingan yang makin keras. Oleh karea itu isu tentang kemiskinan, isu keadilan, isu maraknya korupsi dan jurang senjang ekonomi yang menganga antara kelompok minoritas dan mayoritas muslim, menjadi bahan bakar yg baling menyalakan imajinasi terbentuknya NII. Mereka jelas bukan kalangan bodoh, tetapi pasti kalangan yang pintu fikirannya tertutup.

Kenapa Baiat NII Muncul di Garut
  • Ini tentang Dream Story Fail, yaitu mimpi NII yang belum terwujud
  • Pembinaan ideologi yang tidak tuntas
  • Tumbuhnya semangat keberagamaan yang massive tetapi disisi lain tidak mendapat bimbingan yang cukup dari ustadz moderat yang mumpuni. Belajar agama tanpa bimbingan/guru.
  • Munculnya tokoh-tokoh penceramah yang tidak jelas asal-usul sanad keberagamaan, bahkan sebagian pendakwah dadakan dengan bangganya menyebut diri bersanad google.
  • Masuknya para pengasong agama membawa misi politik kepartaian, dan seringkali mereka memelihara politik identitas untuk mempertahankan konstituennya.

GARUT ataupun daerah priangan timur, atau khususnya di beberapa daerah basis pergerakan awal NII dahulu jaman pra kemerdekaan sesungguhnya belum tuntas peleksanaan deradikalisasi ataupun kampanye kontra atau counter radikalisme.

Ini berbeda dengan PKI, dimana kampanye penolakan PKI sudah menjadi banner abadi, setidaknya dapat dilihat aktivitas yang menggema menjelang 30 September sebagai mercusuar penolakan PKI. Hari ini sebagian orang masih bangga menyebut diri Penganut NII.

Saya dapat sebut bahwa hal ini sebagai tanda kegagalan kampanye anti Radikalisme yang dilakukan oleh negara, padahal secara politik kenegaraan NII dengan berbagai manifes gerakan dan label-label namanya yg bermacam-macam sama bahayanya dengan PKI.

Baca Juga  PPATK Bekukan 28 Ribu Rekening Dormant Terkait Judi Online dan Kejahatan Finansial

Inilah mengapa kepada organisasi NU dan beberapa organisasi lainnya yang jelas memposisikan diri anti radikalisme harus mendapat dukungan negara. Bagi kalangan intelejen pemetaan terhadap organisasi massa dan partai politik  yang menghindari pernyataan terbuka dan tegas terhadap penolakan NII harus menjadi sasaran penggalangan yang terus menerus, khususnya terhadap mereka yang sikapnya “agak plinplan” dalam gerakan counter radikalisme.

Pemetaan dan Pendekatan Budaya;

Untuk menghambat laju perkembangan paham NII atau Radikalisme maka beberapa langkah stretegis perlu diambil, dengan pemetaan sbb:

  1. Deradikalisasi; dengan sasaran mantan NII/Terorisme/Pendukung, keluarga, lingkungan terdalam dan kelompok terpapar. Peran alim ulama “merah putih” jelas sangat penting untuk mengembalikan paham kebangsaan NKRI
  2. Counter radikalisme harus dilakukan oleh negara dengan cara kampanye secara sistematis, berkelanjutan dan terarah. Narasi tentang NKRI dan wawasan kebangsaan adalah muatan inti yg harus disajikan secara menarik, dengan esensi yang lebih subtil bahwa Indonesia adalah negara yang unik, melindungi kehidupan keberagamaan namun hidup rukun dalam perbedaan (united in deversity)
  3. Penanaman secara dini nilai2 kebangsaan dan kenegaraan menjadi program sekolah yang terencana sejak SD
  4. Pemerataan pembangunan
  5. Mengurangi pengangguran
  6. Meningkatkan kesejahteraan dan memberantas kemiskinan
  7. Pembebasan biaya pendidikan menjadi program bertahap dan berlanjut sampai jenjang sarjana.
  8. Adanya regulasi yang jelas bagi aparat dalam bertindak

Waspada,…Barangkali keluarga, suadara, teman, orang yang anda kenal atau diri anda sendiri dalam jangkauan pengaruh paham radial-terorisme.***

Kamis, 6 Januari 2022

Jangan lupa, Ikuti Update Berita menarik dari kabariku.com dan klik follow akun Google News Kabariku dan Channel WhatsApp Kabariku.com

Tags: AKBP Taufik Rohman
ShareSendShareSharePinTweet
ADVERTISEMENT
Post Sebelumnya

Sikap Santun DPRD Garut Atas Kritik Masyarakat Terhadap Bupati Garut, H. Rudi Gunawan

Post Selanjutnya

Keberadaan Neo NII

RelatedPosts

Appe Hutauruk

Ketika Kejahatan Berdaulat, Hukum Harus Berani

2 Oktober 2025
BGN Rapat Dengar Pendapat Bersama Komisi IX DPR RI di Senayan Jakarta, Rabu (1/10/2025)

Presiden Prabowo Segera Teken Perpres Tata Kelola MBG untuk Perkuat Keamanan dan Rantai Pasok

1 Oktober 2025
Kabagpenum Ropenmas Divhumas Polri, Kombes Pol Erdi A. Chaniago

Sidang KKEP Polri: AIPDA MR Disanksi atas Kelalaian Penanganan Massa Aksi di Jakarta

1 Oktober 2025
Kapolri Memimpin Upacara Sertijab Kabaintelkam dan Dankor Brimob di Rupattama Mabes Polri, Selasa (30/9/2025)

Kapolri Pimpin Sertijab Kabaintelkam dan Dankor Brimob: Adaptasi Pejabat Baru Hadapi Tantangan Keamanan

1 Oktober 2025
Launching dan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) Peserta Didik Baru Sekolah Rakyat Tahun Anggaran 2025/2026 di Sekolah Rakyat Rintisan, UPTD Balai Latihan Kerja (BLK) Disnakertrans Kabupaten Garut, Jalan Raya Samarang, Kecamatan Samarang, Selasa (30/9/2025).
(Foto: Moch Ahdiansyah/Anggana Mulia/Diskominfo Kab. Garut)

Sekolah Rakyat Mulai Berjalan di Garut, Fokus Buka Akses Pendidikan untuk Keluarga Miskin

1 Oktober 2025
Siswa dirawat di UGD Puskesmas Kadungora diduga keracunan MBG/Kabariku

Garut: 131 Siswa Diduga Keracunan MBG, Satu Balita Dirawat Intensif di RSU

1 Oktober 2025
Post Selanjutnya

Keberadaan Neo NII

Kembali Turun ke Jalan, Aliansi D'Ragam Tuntut Bupati Mundur dengan Ikhlas dan Akan Laporkan T-GARAM

Discussion about this post

KabarTerbaru

Appe Hutauruk

Ketika Kejahatan Berdaulat, Hukum Harus Berani

2 Oktober 2025

Anak Satpam Kerja di Dapur MBG: Nafkah untuk Keluarga, Harap Program Lanjut Terus

2 Oktober 2025

Antusiasme Pelajar Sambut Mobil MBG, Bikin Personel Dapur Ikut Bangga

2 Oktober 2025

Terkait Perkembangan Program MBG, Presiden Prabowo Terima Laporan Kepala BGN

2 Oktober 2025

Korban Pelecehan Di Bekasi Pastikan Dapatkan Layanan Psikologis dan Bantuan Hukum dari Kemen PPPA

2 Oktober 2025

KemenP2MI Serap Aspirasi Lembaga Pelatihan Bahasa Korea, untuk Perkuat Tata Kelola Penempatan

2 Oktober 2025

Penopang Utama Ekspor Nasional Adalah Industri Pengolahan Nonmigas

2 Oktober 2025

Dukung Ekspansi Kuliner Indonesia Mendunia, Menteri Ekraf Audiensi dengan Restoran Sederhana

2 Oktober 2025

Lestarikan 15 Danau Prioritas dan Perkuat Kolaborasi Asia-Pasifik, Menteri LH Perkuat Komitmen Penyelamatan Danau

2 Oktober 2025

Kabar Terpopuler

  • Menteri Luar Negeri Sugiono

    Jarang Terungkap, Inilah Orang Tua dan Tiga Saudara Kandung Menlu Sugiono Beserta Pekerjaannya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Polri Mutasi 60 Perwira Tinggi, Jabatan Strategis Kabaintelkam dan Dankorbrimob Berganti

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Tujuh  Anak Try Sutrisno: Dari Jenderal, Dosen, hingga Psikolog di Amerika Serikat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dewan Pers Minta Akses Liputan CNN Indonesia Dipulihkan, SIAGA 98: Presiden Prabowo Tak Anti Pers

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Adhi Makayasa 94 Irjen Pol Alberd Teddy Benhard Sianipar, Perkuat PPATK

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hasan Nasbi Ungkap Momen Bersama Seskab Teddy: Kedatangan Tamu Istimewa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Peringati Tragedi 1965, Bendera Merah Putih Berkibar Setengah Tiang pada 30 September

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Kabariku

Kabariku adalah media online yang menyajikan berita-berita dan informasi yang beragam serta mendalam. Kabariku hadir memberi manfaat lebih

Kabariku.com Terverifikasi Faktual Dewan Pers dan telah mendapatkan Sertifikat dengan nomor: 1400/DP-Verifikasi/K/VIII/2025

  • Redaksi
  • Kode Etik
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2024 Kabariku - partner by Sorot Merah Putih.

Tidak ada hasil
View All Result
  • Home
  • News
    • Daerah
    • Nasional
    • Internasional
  • Catatan Komisaris
  • Kabar Istana
  • Kabar Kabinet
  • Dwi Warna
  • Hukum
  • Politik
  • Seni Budaya
  • Opini
  • Lainnya
    • Artikel
    • Kabar Peristiwa
    • Pendidikan
    • Teknologi
    • Ekonomi
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Hiburan
    • Pariwisata
    • Bisnis
    • Tokoh
    • Pembangunan

© 2024 Kabariku - partner by Sorot Merah Putih.