Imbauan Tak Keluar Rumah Total Selama Tiga Hari, Ini Kata BNPB

KABARIKU – Di tengah kecemasan warga akibat pandemi corona (COVID-19), kini beredar kabar bahwa ada imbauan agar warga tak keluar rumah total selama tiga hari, mulai 10 -12 April 2020 (Jumat, Sabtu, Minggu).

Bahkan Walikota Kendari, Sulawesi Tenggara, Sulkarnain Kadir, mengeluarkan surat edaran meminta warga tetap di rumah selama tiga hari tersebut dengan alasan untuk memutus penyebaran virus Corona (COVID-19).

Bahkan Walikota pun akan menutup terminal dalam tiga hari ke depan guna memaksimalkan edaran tersebut. Sementara pasar tradisional, rumah makan, dan pertokoan masih diizinkan untuk buka.

Namun tak hanya di Sulawesi, hoaks yang mengimbau agar warga tak keluar selama tiga hari beredar pula di wilayah Garut, Jawa Barat.

Rohayani (41) pedagang di Cibatu, Kabupaten Garut mengaku mendengar adanya imbauan agar tak keluar selama tiga hari. Namun ia tak mengetahui mengapa hanya tiga hari itu yang tak diperbolehkan keluar. Ia pun tak mengetahui dari mana imbauan itu berasal.

“Hanya kata orang-orang memang begitu, katanya tak boleh keluar dalam tiga hari ini. Tapi Pak RT dan Pak RW tak mengeluarkan imbauan seperti itu,” kata Rohayani lagi.

Menanggapi adanya imbauan agar tiga hari tak keluar dari Jumat hingga Minggu, pihak BNPB meminta warga hanya mengikuti aturan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19.

Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Agus Wibowo menyatakan, pihak BNPB tak pernah mengeluarkan imbauan seperti itu.

“Taatilah imbauan Gugus Tugas Covid-19, bukan imbuan yang tak jelas sumbernya,” kata Agus kepada wartawan, Jumat (10/4/2020).

Sementara itu, Dosen Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Dr Panji Hadisoemarto MPH, menegaskan bahwa himbauan itu adalah hoaks atau informasi palsu.

Ia menyatakan, mengapa “berhenti total” yang tertera di imbauan tersebut hanya tiga hari. Kalau yang dimaksudkan adalah berhenti beraktivitas seperti dalam keadaan lockdown total, lanjutnya, maka tidak akan bermanfaat kalau cuma tiga hari saja.

“Kita kan bicara tentang manusia yang jadi sumber penularan, bukan panci,” ujar dia.

Panji juga menghimbau kepada masyarakat agar berhati-hati membaca apa yang beredar di media sosial. (Ref)

Tinggalkan Balasan